KLIKPOSITIF – Kementerian Agama RI secara resmi menggunakan kriteria imkan rukyat yang baru (3, 6.4) dalam menentukan awal Ramadan 1443 Hijriah dan juga 1 Syawal nanti.
Menanggapi hal tersebut, Pakar Falak Muhammadiyah Susiknan Azhari mengatakan bahwa kriteria baru ini akan menimbulkan sejumlah persoalan.
“Salah satunya memperpanjang daftar perbedaan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah di Indonesia,” katanya.
โPara pengkaji menganggap kehadiran kriteria baru akan memperpanjang daftar perbedaan dalam awal bulan,โ terang Susiknan melansir Muhammadiyah.or.id.
31 kali perbedaan
Susiknan mengutip hasil penelitian dari Muslih Husein yang menunjukkan jika menggunakan kriteria baru dari MABIMS ini, maka sejak tahun 1443/2022 sampai 1485/2065 akan terjadi 31 kali perbedaan.
Dengan rincian: 6 kali awal Ramadan, 11 kali awal Syawal, dan 14 kali awal Zulhijah.
Realitas ini semakin memprihatinkan sebab upaya penyatuan kalender Islam akan semakin berliku dan semakin sulit direalisasikan.
Dalam kalender yang beredar antara anggota MABIMS seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam, awal Syawal 1443 H jatuh pada hari Selasa, 3 Mei 2022.
Sementara Indonesia, semua kalender seperti kalender Muhammadiyah, Almanak PB NU, Almanak Islam Persis, dan Taqwim Standar Indonesia menetapkan awal Syawal 1443 H jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.
โBerdasarkan hal tersebut dan hasil Temu Kerja Yogyakarta 1441/2020 secara teoritis lebaran secara serentak (Senin, 2 Mei 2022).
Namun dengan adanya kriteria baru harus ada kajian ulang posisi ketinggian hilal dan elongasi serta hasil rukyat di lapangan.
Pendapat sebagian ahli, tentang awal Syawal
Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini menilai sebagian besar ahli berpendapat bahwa ijtimak (konjungsi) terjiad pada Ahad, 1 Mei 2022 pukul 03:31:02 WIB.
Ketinggian hilal dan elongasi di seluruh wilayah Indonesia membelah menjadi dua.
Sebagian sudah memenuhi kriteria baru (3, 6.4), sebagian lagi belum terpenuhi.
Namun jika berpedoman pada wilayatul hukmi, secara teoritis awal Syawal 1443 H harusnya jatuh pada Senin, 2 Mei 2022 M.
Pandangan Minoritas
Sementara itu, pandangan minoritas menyatakan bahwa ketinggian hilal hari Ahad, 1 Mei 2022 sudah memenuhi kriteria sedangkan elongasi belum memenuhi.
Sehingga awal Syawal 1443 H untuk sebagian kecil wilayah jatuh pada Selasa, 3 Mei 2022 M.
โPerbedaan kesimpulan tentang posisi hilal tersebut dikarenakan perbedaan acuan dalam proses perhitungan,”.
“Salah satu pihak menggunakan geosentrik dan pihak lainnya menggunakan toposentrik,โ terang Susiknan.
Rukyah
Lalu bagaimana dengan rukyat? Menurut pengalaman sejauh ini, jika hasil hisab memenuhi kriteria yang dipedomani, maka ada laporan keberhasilan melihat hilal.
Sebaliknya jika hasil hisab menunjukkan belum memenuhi kriteria, maka tidak akan ada laporan keberhasilan melihat hilal alias bulan yang sedang berjalan akan digenapkan menjadi 30 hari.
Susiknan menegaskan, jika Menteri Agama RI mempertimbangkan kemaslahatan dalam negeri maka lebaran akan secara serempak yaitu pada hari Senin, 2 Mei 2022.
Hal ini tidak menyalahi kesepakatan MABIMS karena belum adanya garis panduan yang bersama.
Namun jika Menteri Agama RI lebih mengutamakan kemaslahatan MABIMS maka perbedaan awal Syawal 1443 H dalam negeri tidak dapat dihindari.
Karena Idul Fitri akan dilaksanakan pada Selasa, 3 Mei 2022.