Sungai Lampang Pasbar Mendadak Kering Setelah Gempa, Warga Cemas

Sungai Lampang Pasbar

Warga di Nagari Kajai dirikan tenda pengungsian di sekitar perkebunan sawit

PASAMAN BARAT, KLIKPOSITIF – Sungai Lampang Pasbar (Pasaman Barat), Sumbar mendadak kering, Jumat 25 Februari 2022.

Sungai yang terletak di Nagari Kajai Kecamatan Talamau itu kering, setelah terjadinya gempa pada Jumat pagi di Pasaman Barat.

Biasanya sungai itu mengalir sepanjang hari. Kedalamannya bervariasi, mulai setinggi betis hingga lebih satu meter.

Sementara lebar sungai mencapai sekitar 12 meter. Mendadak keringnya sungai itu tentu membuat warga menjadi cemas.

Warga sekitar berasumsi, terjadi penyumbatan di hulu sungai yang berada di kawasan Gunung Talamau.

Warga sangat takut, air Sungai Lampang Pasbar jadi menumpuk di hulu sungai, lalu tiba-tiba terjadi banjir bandang atau galodo.

Ketakutan itu membuat banyak warga Kajai yang memilih mencari ke tempat pengungsian yang lebih aman, meski jaraknya cukup jauh.

Tidak hanya warga yang merasakan kekhawatiran itu. Pemerintah Pasaman Barat juga merasakan hal yang sama.

“Ada kekhawatiran kita terhadap sungai yang kering ini,” ujar Plt Kalaksa BPBD Pasaman Barat, Azhar kepada klikpositif.

Azhar mengatakan, pemerintah khawatir jika mendadak terjadi longsor atau banjir bandang yang bisa berpotensi adanya korban, serta merusak rumah warga.

Dampak Gempa Pasaman Barat

Seperti pemberitaan sebelumnya, gempa mengguncang Pasaman Barat (Pasbar), Sumbar, pada Jumat pagi.

Dari data BMKG, gempa pertama bermagnitudo 5.2. Gempa itu terjadi di wilayah 18 kilometer Timur Laut Pasaman Barat.

Kedalaman gempa adalah 10 kilometer di lokasi 0.14 LU, 99.99 BT.

Pada pukul 08.39 WIB, atau empat menit dari kejadian itu, gempa kedua kembali guncang Pasaman Barat.

Gempa itu lebih besar dan bermagnitudo 6.2 yang terjadi di wilayah 17 kilometer Timur Laut Pasaman Barat.

Gempa berkedalaman 10 kilometer itu terjadi di wilayah 0.15 LU, 99.98 BT.

Dari data BNPB hingga pukul 16.30 WIB, 7 orang meninggal dunia akibat terdampak gempa, 85 jiwa luka-luka dan 5 ribu jiwa mengungsi.

Selain itu, 410 rumah warga mengalami kerusakan, dengan rincian 100 rusak berat, 300 rusak sedang, serta 10 rusak ringan.

Dampak gempa juga merusak 1 rumah ibadah, 1 bank, 1 fasilitas pendidikan, merusak Kantor Balairung serta Aula Kantor Bupati.

Exit mobile version