PADANG, KLIKPOSITIF- Sebanyak 5.036 orang mahasiswa Unand akan ikut berperan dalam penurunan angka stunting di Sumbar melalui program KKN tahun 2023.
Rektor Universitas Andalas (Unand) Yuliandri pada sambutannya mengatakan tujuan KKN mahasiswa selain belajar hidup bermasyarakat juga harus turut membantu program pembangunan nagari atau desa di segala bidang, termasuk kegiatan membantu program stunting yang sudah menjadi program nasional.
“Mahasiswa juga berperan dalam membantu program pemerintah termasuk penurunan angka stunting, agar tercipta generasi masa depan yang sehat fisik dan mental serta mampu bersaing dimanapun,” kata rektor saat melepas mahasiswi KKN tahun 2023, Sabtu (3/6).
Selain itu, mengedepankan prinsip kolaborasi dan kerjasama multidisiplin ilmu serta implementasi digitalisasi dan literasi menjadi fokus utama dalam melaksanakan kegiatan.
Yuliandri juga menjelaskan tujuan KKN bagi mahasiswa yakni, untuk menumbuhkan karakter kepribadian mahasiswa yang senantiasa amanah, simpati, yakin, ikhlas dan kekompakan sehingga dapat meningkatkan empati dan kepedulian sosial kemasyarakatan.
Disisi lain juga menanamkan nilai kepribadian nasionalis, kemandirian, etos kerja dan tanggung jawab, melaksanakan terapan IPTEK secara team work dan interdisipliner, mendorong percepatan pembangunan daerah dan memberdayakan kepakaran dosen Unand, serta mengisi program kerjasama yang sudah dirintis dengan pemerintah daerah.
Pelaksanaan KKN dimulai tanggal 11 Juli hingga 21 Agustus 2023 pada 200 nagari/desa dan 13 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dan 3 desa di Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi.
Sebelumnya, sejak awal Mei hingga akhir Juni ini dilaksanakan kegiatan pra KKN berupa survey lokasi, perencanaan program dan harmonisasi kelompok per nagari. Jumlah total mahasiswa yang akan ber KKN tahun ini adalah 5.036 orang mahasiswa.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyayangkan selama ini banyak kepala daerah lebih fokus memacu peningkatan pembangunan fisik ketimbang membangun kualitas sumber daya manusia.
Padahal, selain masalah stunting Indonesia juga memiliki persoalan lain yang juga dihadapi yakni problem mentalย disorderย dan difabel autisme.
Hasto memaparkan, untuk masalah stunting di Indonesia saat ini mencapai 21,6 persen, 4,1 persen difabel autisme, dan 9,8 masalah mental disorder. “Kemungkinan terburuk remaja yang terdampak dari tiga masalah tersebut tak jarang mengonsumsi narkoba atau napza,” kata dia, Sabtu (3/6) saat acara “KKN ku Asik dan Keren” dan “Gerakan Percepatan Penurunan Stunting di Sumatera Barat melalui KKN Unand” secara virtual.
Oleh karena itu Hasto berharap KKN mahasiswa Unand ikut berperan serta dalam percepatan penurunan angka stunting di tengah masyarakat dan memberikan solusi untuk pembangunan dan peningkatan SDM.
“Kita harus bersama-sama mengentaskan stunting karena Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar, didominasi oleh usia produktif, ” tuturnya.
Dia berharap, mahasiswa KKN dapat memberikan edukasi baik pada remaja, calon pengantin maupun ibu-ibu yang memiliki anak, khususnya batita dan balita.
“Mahasiswa yang KKN sudah dibekali modul terkait penurunan angka stunting. Ada banyak penjelasan di dalam modul yang sudah diberikan,” katanya.