PADANG, KLIKPOSITIF – Masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) tentunya sudah tidak asing dengan pengusaha sukses di Ranah Minang bernama Marlis, yang sudah dua kali menduduki jabatan sebagai Anggota DPRD Sumbar periode 2009-2014 dan periode 2014-2019.
Setelah berkonflik dengan Oesman Sapta Odang (OSO) di Partai Hanura, Marlis kemudian mundur dan bergabung dengan PAN. Tidak beberapa lama di PAN, pemilik Alinea Group Of Company itu kemudian membulatkan tekad untuk meninggalkan ranah politik dan fokus menjadi pengusaha.
Namun pasca-lebaran 2023, namanya kembali muncul sebagai salah satu Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) DPR RI dari Partai Nasdem untuk Dapil Sumbar 1. Tentunya, ada alasan tersendiri, kenapa Marlis yang sebelumnya sudah menyatakan untuk tidak lagi berpolitik, tiba-tiba menyatakan maju sebagai Bacaleg untuk DPR RI dari Partai Nasdem.
“Ya, begitulah dinamika politik. Sulit untuk saya menjelaskan apa alasannya. Karena, memang tidak ada jawaban pasti yang bisa saya sampaikan. Jadi, mungkin ini sudah Jalan Tuhan,” kata Marlis kepada klikpositif.com melalui sambungan seluler, Kamis (17/8/2023) malam.
Kenapa disebut sebagai Jalan Tuhan, kata Marlis melanjutkan, karena jauh sebelum memutuskan untuk kembali terjun berpolitik, dia pun ketika bertemu dengan teman dan kolega, selalu mengatakan bahwa dirinya tidak akan lagi terjun ke politik. Karena, dirinya ingin fokus menjalankan berbagai lini bisnis yang telah mulai berkembang.
Begitu juga dengan istri, anak dan menantunya yang sangat tidak setuju dirinya kembali ke panggung politik. Namun, menjelang lebaran 2023, tiba-tiba ada komunikasi antara dirinya dengan salah satu pengurus Partai Nasdem yang intinya, Marlis diajak untuk bergabung dengan Nasdem dan maju sebagai Bacaleg DPR RI. Tanpa pikir panjang, Marlis pun langsung menerima ajakan tersebut.
“Anehnya, saat menerima tawaran tersebut, saya sendiri tidak habis pikir. Ini luar biasa sekali, karena keluarga saya 100 persen ikut juga menyetujuinya. Padahal, istri, anak-anak dan menantu sebelumnya sangat tidak setuju kalau saya kembali berpolitik. Makanya, ini saya sebut sebagai Jalan Tuhan,” ujarnya.
Kemudian, ketika ditanya kenapa harus bersama Partai Nasdem? Marlis menjawabnya dengan simple. “Itu lah namanya jodoh. Dan tentunya, bersama Partai Nasdem ini lah saya mungkin akan dipertemukan kembali dengan Anies Baswedan, calon Presiden dari Partai Nasdem. Dan, antara saya dengan Pak Anies, juga ada sedikit cerita menarik yang tentunya menjadi sejarah bagi saya secara pribadi,” bebernya.
Sebetulnya, kata Marlis melanjutkan, cerita menarik ini bukan hanya antara dirinya dengan Anies Baswedan, tapi juga melibatkan mantan Anggota DPD RI periode 2014-2019 Jeffrie Geovanie dan juga Presiden Direktur Lion Air Group Rusdi Kirana. Sejarah itu terjadi di tahun 2007. Namun, Marlis tidak ingat kapan tanggal dan bulannya. Dan, yang pasti cerita menarik itu terjadi sebelum bulan Mei.
Cerita menarik ini pun berawal ketika Marlis yang ketika itu sedang menjalani semester akhir sebagai mahasiswa Magister Manajemen Universitas Negeri Padang (UNP), berada di Bangkok, Thailand untuk mengikuti study banding, termasuk ketika itu juga ikut Muhammad Irsyad yang sekarang ini menjabat sebagai Dirut Bank Nagari. Saat berada di Bangkok, dia pun dihubunggi oleh Jeffrie Geovanie. Marlis lalu menyampaikan bahwa saat ini dirinya sedang berada di Bangkok dan 2 hari lagi balik ke Indonesia.
Jeffrie kemudian mengajak Marlis untuk bertemu di Jakarta setelah kegiatan study banding di Bangkok selesai. Pertemuan tersebut, terkait agenda politik Jeffrie Geovanie yang berencana untuk menjadi calon Wakil Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Agum Gumelar sebagai calon Gubernur.
Marlis pun diminta untuk menjadi tim suksesnya. Karena, Jeffrie menganggap bahwa Marlis merupakan sosok bertalenta yang telah terbukti ketika Jeffrie maju sebagai calon Gubernur Sumbar pada Pilkada 2005. Dimana, Marlis mampu mengumpulkan partai non parlemen sebanyak 16 partai, kemudian membentuk koalisi dengan nama Koalisi Sakato, dan Marlis ketuanya.
“Meski kalah, Pak Jeffrie menganggapnya itu sebuah hal luar biasa yang telah saya lakukan. Makanya, Pak Jeffrie ingin mengajak saya untuk membantunya di Pilkada DKI Jakarta. Dan, saya pun berangkat ke Jakarta setelah sehari berada di Padang usai kembali dari Bangkok,” katanya.
Setiba di Jakarta, Marlis dijemput oleh Jeffrie ke hotel tempatnya menginap. “Waktu itu setelah Magrib. Saya dijemput pakai mobil, yang nyetir langsung Pak Jeffrie. Di dalam mobil, ada dua orang teman Pak Jeffrie, dan ketika itu saya tidak kenal dengan kedua temannya. Kami pun berangkat ke rumah Din Syamsuddin yang baru saja mendapat musibah. Karena, pesawat yang ditumpanginya mendarat darurat di Yogjakarta,” bebernya.
Di atas mobil dalam perjalan ke rumah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, Jeffrie pun menanyakan kepada Marlis apakah kenal dengan kedua temannya yang ada di mobil ini? Marlis pun menjawab tidak kenal. Kemudian, disampaikannya bahwa yang ada di kursi penumpang bagian depan dengan kemeja putih lengan panjang yang dilipat dan dipadukan dengan celana jeans warna biru ini adalah Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana. Marlis kaget, dan tak menyangka dirinya tanpa disengaja bertemu dengan Presiden Direktur Lion Air.
Setelah itu, Jeffrie kembali bertanya kepada Marlis apakah juga kenal dengan penumpang yang ada di sampingnya? Marlis pun melirik penumpang yang dimaksud Jeffrie dan dilihatnya penumpang tersebut masih muda, dan berwibawa yang ketika itu mengenakan setelan baju kemeja lengan pendek berwarna gelap dan celana hitam. Setelah itu, Jeffrie menyebut namanya Anies Baswedan yang baru saja pulang belajar dari Amerika dan sedang menjabat sebagai direktur di Indonesia Institut milik Jeffrie Geovanie.
Begitu dikenalkan, Jeffrie juga menyampaikan bahwa Anies Baswedan ini bakal menjadi pemimpin Indonesia di masa depan. Dan, apa yang disampaikan Jeffrie terbukti sekarang ini. Padahal ketika dikenalkan itu, Anies Baswedan bukanlah siapa-siapa. Dia hanya tokoh intelektual muda yang baru saja menyelesaikan kuliah di Amerika. “Saya pun sangat senang dan bangga bisa berkenalan dengan Pak Rusdi Kirana dan Anies Baswedan. Beliau orang-orang hebat bangsa ini,” ujarnya.
Marlis ketika itu, juga sependapat dengan apa yang disampaikan Jeffrie, karena kebersamaannya dengan Anies yang hanya beberapa jam saja, sudah membuat dirinya yakin bawa cucu AR Baswedan itu bakal menjadi pemimpin bangsa ini. Padahal di tahun 2007 itu, usia Anies masih muda, baru 38 tahun. Meski begitu, cara dia berkomunikasi dan menanggapi lawan bicaranya, sudah mencerminkan bahwa Anies sangat layak untuk menjadi pemimpin bangsa ini.
“Anies yang saya kenal ketika itu adalah sosok anak muda berintelektual. Mudah akrab dengan siapa saja. Dia masih muda dan energik ketika itu. Cara bicara dan tutur katanya juga enak didengar dan sangat menyejukkan hati. Dia juga santun dan hormat dengan siapapun. Itu saya rasakan ketika dalam perjalanan menuju kediaman Pak Din Syamsuddin, termasuk saat berada di rumah Pak Din Syamsuddin. Dan ternyata, kunjungan ke rumah Pak Din Syamsuddin itu membawa misi untuk merekomendasikan Anies sebagai Rektor Universitas Paramadina. Pada Mei 2007, Anies pun jadi Rektor Paramadina. Sejak jadi Rektor, Anies mulai dikenal publik, dan semakin terkenal ketika menjadi panelis debat Capres tahun 2009,” katanya.
Usai bertemu dengan Din Syamsuddin, Marlis bersama Jeffrie dan Rusdi Kirana, mengantarkan Anies Baswedan ke sebuah apartemen dan menyempatkan waktu untuk saling bertukar nomor handphone. Kemudian, Marlis bersama Jeffrie dan Rusdi Kirana pergi ke Hotel Borobudur untuk kongkow-kongkow. Di hotel itu, juga ada anggota DPD RI asal Sulawesi. Namun, Marlis tidak ingat siapa namanya. Malam itu di hotel, dia bersama para tokoh tersebut ngobrol santai sampai jam 3 pagi.
Pada obrolan yang sangat berkesan itu, Rusdi Kirana juga menceritakan bagaimana suka dukanya mendirikan Lion Air Hingga menjadikan Lion Air sebagai maskapai penerbangan terbesar di Indonesia dan mungkin di Asia Tenggara, termasuk menceritakan kisahnya ketika masih kuliah, hingga sebagai sales mesin Tik di Jakarta usai menamatkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila, serta menceritakan kisah pilunya ketika ditolak oleh wanita pujaannya karena tidak mampu membeli sepatu Fila. Dan tentunya, kisah hidup Rusdi Kirana ini sangat berkesan sekali bagi Marlis.
“Ceritanya sangat menarik, dan luar biasa sekali. Ceritanya menjadi inspirasi banyak orang, termasuk saya pribadi. Cerita hidup Pak Rusdi Kirana ini pantas menjadi tauladan bagi anak muda bangsa Indonesia hari ini,” ujar Marlis sembari menyebut bahwa setelah pertemuan malam itu, dirinya kembali bertemu dengan Rusdi Kirana ketika Munas Partai Hanura di Solo. Waktu itu beliau masuk PKB dan ditunjuk menjadi Duta Besar di Malaysia. “Sedangkan dengan Anies Baswedan, bertemu hanya sekali ketika dia jadi Gubernur DKI Jakarta,” imbuhnya.
Pertemuan dengan Anies Baswedan, kata Marlis, berlangsung di Jakarta ketika dirinya menghadiri pesta koleganya di DPR RI dari Partai Hanura. Ketika itu, Anies Baswedan hadir bersama istrinya. Awalnya, Marlis merasa kalau Anies tidak lagi ingat dengannya. Ternyata, malah sebaliknya. “Bahkan ketika kami bertemu, Pak Anies langsung bilang ‘Kan kita ya? malam itu sama Pak Jeffrie dan sama Pak Din Syamsuddin’. Kami pun salaman dan berpelukan. Saat itu, saya masih menjadi anggota DPRD Sumbar,” bebernya.
Sebelum kembali bertemu dengan Anies Baswedan, Marlis juga menyebut bahwa dirinya pernah berkirim pesan SMS kepada Anies Baswedan, ketika Anies terpilih sebagai 100 Intelektual Publik Dunia oleh Foreign Policy di tahun 2008. SMS Marlis dibalas langsung oleh Anies. “Pak Anies daya ingatnya luar biasa. Ternyata, memorinya cukup kuat mengingat pertemuan kami malam itu, dan mungkin saja wajah saya tidak terlalu ingat sama beliau, tapi ternyata beliau masih ingat dengan wajah saya,” katanya.
Terkait Anies Baswedan dicalonkan oleh Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat sebagai Capres 2024, menurut Marlis, sebetulnya seorang Jeffrie Geovanie sudah memberikan sinyal dan statement spritual jauh sebelumnya, walaupun Jeffrie sendiri mungkin tidak punya frekuensi apa-apa ketika itu. Mungkin juga, Jeffrie hanya dalam rangka memuji Anies Baswedan sebagai orang hebat yang bakal menjadi pemimpin Indonesia di masa depan, dan itu sesuatu yang tidak pernah ada skenarionya.
Namun yang disayangkan, Jeffrie Geovanie yang sekarang ini sebagai Ketua Dewan Pembina PSI, termasuk orang yang tidak mendukung Anies Baswedan sebagai calon Presiden RI. Bahkan, Marlis pun sempat mengkomunikasikannya dengan Jeffrie terkait pilihan politiknya, mengingat bahwa Anies Baswedan adalah orang yang pernah bekerjasama dengan Jeffrie Geovanie di Indonesia Institut, dan termasuk salah satu orang yang merekomendasikan Anies Baswedan menjadi Rektor Universitas Paramadina.
“Tapi, kenapa hari ini PSI seakan-akan terus mencari kesalahan Pak Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI. Bahkan, kenapa juga seorang Jeffrie Geovanie yang begitu sangat erat dan dekat secara pribadi dengan Anies Baswedan, justru tidak memberikan dukungan kepada Anies untuk mencalon sebagai Presiden RI pada Pilpres 2024. Sampai hari ini saya tidak mendapat jawabannya. Begitulah politik,” katanya.
Sebagai Bacaleg DPR RI dari Partai Nasdem, Marlis menyebut bahwa perjuangan yang paling berat bukanlah untuk memenangkan Anies Baswedan sebagai Presiden RI pada Pileg 2024, tapi perjuangan menjadikan Anies Baswedan menjadi calon Presiden RI yang lolos di KPU. Karena, begitu banyak orang yang tidak menginginkan Anies Baswedan menjadi presiden.
Untuk itu, saat bertemu dengan kelompok masyarakat atau siapa saja yang ditemuinya, Marlis pun menyampaikan kalau dirinya memang menjadi Bacaleg DPR RI dan dia pun meminta dukungan dan restu untuk dirinya dan juga untuk Anies Baswedan. Kemudian, dia pun juga minta dihadiahkan Alfatihah untuk dirinya dan juga untuk Anies Baswedan.
“Mudah-mudahan, Alfatihah dari masyarakat mampu memberikan kekuatan kami untuk berlayar dan bertempur, serta berjuang dengan kondisi yang begitu hebat ini untuk sampai ke pelabuhan. Saya menjadi Anggota DPR RI dari Partai Nasdem dan saudara saya Anies Baswedan menjadi Presiden RI. Insya Allah tahun 2024 terkabul. Mohon dukungan dan doanya,” pungkas Marlis.(*)