PESSEL, KLIKPOSITIF– Nelayan Sutera Pessel (Pesisir Selatan), Sumbar keluhkan tradisi pembelian BBM subsidi di SPBU Nagari Taratak.
Salah satu tradisi itu, adalah mereka harus mengeluarkan uang lebih untuk setiap pembelian BBM subsidi di SPBU tersebut.
Salah seorang anggota Nelayan di Sutera, Paris (48) mengatakan, uang tersebut mereka namakan uang ‘KR’ atau pemulus.
Uang KR ini harus mereka keluarkan setiap pembelian BBM mencapai satu jerigen.ย
Namun bagi yang tidak ada surat nelayan membayar Rp10 ribu.
“Kalau ada surat Ketua Kelompok Nelayan Rp7 ribu. Kalau tidak Rp10 ribu,” ujar Paris saat menyampaikan hal tersebut pada KLIKPOSITIF.
Ia menyebutkan, hal tersebut sebenarnya sudah berlangsung lama di SPBU tersebut.
Namun, saat ini karena harga BBM subsidi naik, jadi mereka-pun mengaku keberatan dengan tradisi tersebut.ย
Terutama bagi mereka yang hanya nelayan kecil.
“Sudah lama, cuma tidak tahannya sejak BBM ini naik. Jadi sangat membebani bagi nelayan,” terangnya.
Terpisah, Penasehat (Penanggung Jawab) SPBU di Taratak, Udin mengakui, uang ‘KR’ yang dibayar nelayan saat membeli BBM ke SPBU itu atas kesepakatan sebelumnya.
Ia mengatakan, hal tersebut tidak pernah mereka wajibkan.
“Artinyo, sabananyo bapandai-bapandai ajo, karano yang isinyakan ndak bisa do, tapi kadang-kadang masyarakat kandak ingin, baa caro diawak, bapandai-pandai jo lei,” terangnya dengan bahasa setempat.
Ia mengaku, setiap nelayan atau masyarakat yang membeli BBM subsidi ke SPBU itu hanya mereka minta Rp5 ribu perjerigen, dan tidak lebih.
“Limo ribu per jerigennyo (lima ribu perjerigen),” ujarnya.
Ia mengatakan, uang tersebut sebagai ganti atau kompensasi, karena masyarakat tidak memiliki ketentuan untuk mendapatkannya.
“Iyo, mako diapokan jo itu (diganti dengan itu),” jelasnya.