Solok, Klikpositif – Masyarakat jorong Balai Pinang, Nagari Muaro Paneh, Kabupaten Solok punya cara tersendiri menyemarakkan Idul Fitri 1443 Hijriah. Beragam permainan digelar untuk menghibur masyarakat dan perantau yang pulang kampung.
Sejak siang, Gelora Mini Intan Kayo, Balai Pinang sudah dipadati ratusan masyarakat sekitar. Masyarakat sengaja datang untuk menyaksikan langsung berbagai permainan anak nagari.
Keseruan perayaan Idul Fitri 1443 Hijriah berawal dengan permainan mengambil koin dari bola limau yang digantung. Sejumlah koin diselipkan ke bola, kemudian bolanya dilumuri gomok. Uang tersebut diambil menggunakan mulut.
Anak-anak tampak bersemangat, walau pun mulut mereka menghitam, tapi anak-anak tetap tampak tertawa menikmati keseruan yang hanya ada sekali setahun.
Keseruan terus berlanjut dengan balap karung. Tidak seperti biasa, balap karung dilakukan dengan cara melompat sambil jongkok. Masing-masing Peserta harus menggunakan helm.
Tidak jarang, peserta menggelinding karena sulitnya melompat dalam karung sambil jongkok. Kelucuan itu mengundang tawa para penonton. Soal keamanan, anak-anak terlindungi dengan helm yang dipakai.
Setiap peserta yang menang, diberi hadiah oleh panitia. Mulai dari uang, sendal dan sebagainya. Bahkan, tidak sedikit para perantau yang rela merogoh kocek demi terhiburnya masyarakat.
Selain permainan itu, panitia juga mengadakan lomba tarik tambang dan sendal panjang. Siapa saja yang datang bisa ikut, tidak dipungut biaya sama sekali. Semua kegiatan sifatnya hiburan.
Puncak kegiatan itu diwarnai dengan permainan panjat pinang. Tradisi khas tujuh belasan itu, sudah menjadi agenda rutin bagi masyarakat Jorong Balai Pinang, Kecamatan Bukik Sundi.
Panitia menyediakan dua pohon pinang, lengkap dengan hadiah. Mulai dari pakaian, alat rumah tangga hingga uang tunai. Hadiah-hadiah tersebut berasal dari sumbangan warga dan perantau.
Ketua panitia, Abdul Hamid mengatakan, kegiatan tersebut sudah menjadi agenda tahunan bagi masyarakat Jorong Balai Pinang. Hiburan bagi masyarakat, dan juga perantau yang pulang kampung.
“Sudah jadi agenda rutin. Semaraknya tahun ini sangat terasa. Apalagi para perantau Muaro Paneh banyak yang pulang kampung,” kata Abdul Hamid didampingi sejumlah panitia.
Panitia dan pemuda berharap, kegiatan tersebut dapat menjadi pengobat rindu bagi para perantau. Terlebih, dalam dua tahun terakhir banyak yang tidak bisa pulang ke kampung halaman.
Selain itu, hiburan tersebut juga diharapkan menjadi alternatif bagi anak-anak dan masyarakat agar tak perlu jauh-jauh merayakan Idul Fitri. Kondisi saat ini membuat tempat wisata menjadi sangat macet. Bahkan, banyak waktu tersita terjebak kemacetan.
“Selamat datang untuk para perantau Muaro Paneh. Semoga terhibur dan bisa menikmati liburan waktu liburan di kampung halaman bersama keluarga,” sebut panitia dari corong pengeras suara.