PADANG, KLIKPOSITIF — Siswa SMA Semen Padang yang satu itu patut mendapatkan acungan jempol karena sikapnya yang jujur. Pasalnya saat ia mengembalikan handphone milik pelanggan yang tertinggal di Taksi Online yang ia kemudikan. Siswa SMA Semen Padang itu rupanya diketahui Bernama Prima Ananda yang lebih sering disapa Kadek.
Kisah Kadek yang berhati mulia itu dibagikan langsung oleh penumpang Taksi Online yang merupakan Tour Designer ternama asal Sumbar Ridwan Tulus di akun media sosialnya.
Ridwan Tulus menceritakan peristiwa yang terjadi pada Minggu (27/10/2024) itu, sehabis menunaikan salat Ashar di sebuah hotel, ia langsung memesan Taksi Online untuk pulang ke rumah karena target jalan kakinya hari itu sudah melebihi target. Kemudian, sehabis mandi, ia baru menyadari ternyata handphone miliknya tidak ada dan merasa handphe itu ketinggalan di Taksi Online yang dikemudikan oleh Kadek.
Mengetahui, handphone miliknya tidak ditemukan, ia sekeluarga berusaha keras mencari di sekitar rumah dan mencoba menghubungi ke nomor miliknya tersebut.
“Karena mereka tahu saya pelupa dan mungkin saja anggapan mereka handphone tersebut masih di dalam rumah. Tapi setelah dicari memang tidak ada. Dan menelpon beberapa kali dengan harapan sang sopir mengangkatnya namun tak kunjung diangkat,” kata Ridwan Tulus yang sudah bersedia dikutip oleh klikpositif.com.
Ridwan Tulus melanjutkan, ia juga tidak ingat lagi mobil dan nomor Taksi Online yang ia pesan tersebut. Ia juga telah berusaha mencari call center Taksi Online tersebut namun juga tidak ada. Usaha lain dilanjutkan ke Kantor Taksi Online itu, namun upaya Kembali kandas karena sudah tutup.
“Istri dan anak-anak saya tetap mencoba maksimal dengan mencoba menelpon ke handphone saya dan menghubungi para relasinya dan tiga jam berlalu tanpa hasil. Saya sudah mengikhlaskannya. Walaupun semenjak 2009 karena sakit semua data sudah di hanphone walaupun sudah tidak terhitung beberapa kali kehilangan karena lupa, saya akan bekerja keras kembali untuk mencari semua data, sambil berzikir khusus mengharap pertolongan Allah,” ujarnya.
Sehabis salat Magrib, handphone anak Ridwan Tulus berdering dan di layar handphone anaknya itu tertulis “Papi Tulus”. “Ternyata itu telepon saya dari kadek sang driver taksi online. Dia mengatakan handphone saya tertinggal dimobilnya dan akan mengantarnya kerumah setelah dia mengantar pelanggannya dulu,” katanya.
Singkat cerita, setelah salat Isya, Kadek mengantarkan handphone miliknya ke rumah. “Setelah mengantarkan itu, Kadek ingin buru-buru pulang tapi istri dan anak-anak saya mencegatnya dan memintanya untuk mampir dulu ke rumah sebagai ucapan terima kasih telah berbuat baik. Namanya Prima Ananda dan keluarganya memanggilnya Kadek karena anak terkecil dari 3 bersaudara. Keluarganya tinggal diSijunjung, bapaknya bekerja sebagai pendulang emas,” kata dia.
“Kadek kelas XII SMA Semen Padang dan kos di Indarung. Anak yang mandiri dari kecil, bahkan dari kecil sudah terbiasa memanjat kelapa dan menurunkan 200 kelapa setiap hari, di luar waktu sekolah dia mencari nafkah sebagai driver taksi online untuk kebutuhan sekolahnya. Ini luar biasa,” sambung Ridwan Tulus.
Ridwan Tulus memuji kemurnian hati Kadek ini, karena Kadek tetap menolak ketika istrinya meminta nomor rekeningnya sebagai bentuk imbalan terimakasih. “Alhamdulillah akhirnya istri saya bisa membujuknya, sekedar ucapan terima kasih walaupun tidak seberapa. Terimakasih ya Allah telah memperkenalkan saya dengan seorang baik pada hari ini, terimakasih Kadek tetaplah menjadi orang baik walaupun sudah mulai langka didunia ini,” pungkasnya.
Kadek saat dikonfirmasi klikpositif.com, membenarkan peristiwa itu, dengan rendah hati siswa SMA Semen Padang Kelas XII itu berujar, itu merupakan hal yang biasa dan tak perlu terlalu disanjung-sanjung. Menurut Kadek, peristiwa handphone penumpang yang tertinggal di dalam taksi online yangh ia bawa merupakan kejadian yang ke empat. Dan, semuanya dikebalikan oleh Kadek ke pemiliknya.
Kadek juga menceritakan perihal ia menjadi sopir Taksi Online karena membantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terlebih ia masih sekolah. “Saya sudah empat bulan jadi sopir taksi online karena mobil ini kan awalnya dijadikan travel oleh kakak, tetapi sekarang tidak lagi, dari pada menganggur saja lebih baik dijadikan taksi online. Alhamdulillah kedua orang tua saya setuju,” katanya.