PADANG, KLIKPOSITIF — Jaringan Advokasi Peduli AIDS (JAPA) Sumatera Barat (Sumbar) menggelar Lokakarya para pihak dalam penanggulangan dan pencegahan AIDS di Sumbar.
JAPA Sumbar terdiri dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Sumbar, WCC Nurani Perempuan, Yayasan AKBAR, Yayasan Taratak Jiwa Hati, Akademisi, PAG, OPSI Sumbar, Yayasan Bumi Ceria, Jaringan Indonesia Positif Sumbar, LBH Padang, P2TP2A Kota Padang, Universitas Ekasakti, dan Komunitas Perempuan Minati.
Perwakilan JAPA Sumbar Eva Herawati Damanik mengatakan, lokakarya dilaksanakan selama 4 pertemuan dari 16, 17, 18 dan 27 November 2021, dengan peserta yang berbeda.
Ia menjelaskan, Lokakarya ini beranjak dari rasa kekhawatiran terhadap capaian pemerintah dalam mengendalikan, menanggulangi dan mencegah HIV dan AIDS saat ini.
Sebagai wadah organisasi masyarakat sipil dalam penanggulangan HIV dan AIDS, JAPA Sumbar merasa perlu mengembangkan dan menguatkan jejaring melalui kegiatan lokakarya para pihak (stakeholder).
“Sehingga melahirkan sebuah komitmen dalam mewujudkan Permenkes Nomor 21 Tahun 2013 terkait pencapain Three Zero di tahun 2030, antara lain tidak ada infeksi baru HIV, tidak ada kematian karena AIDS dan tidak ada diskriminasi,” katanya di Santika Premiere Hotel Padang, Kamis (18/11/2021).
Ia menambahkan, tepat di sembilan tahun menuju Three Zero, adanya pandemi COVID-19 di tahun 2020 dan 2021 seolah-olah mengesampingkan masalah epidemi HIV dan AIDS.
“Adanya kebijakan pembatasan sosial dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di masa pandemi COVID-19 juga menjadi dilema tersendiri bagi upaya penanggulangan HIV dan AIDS,” ujarnya.
“Langkah pemerintah dalam penanganan COVID-19 dinilai sudah cukup baik, namun alangkah lebih baik jika seimbang dengan upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang juga merupakan masalah penting dan global,” sambungnya.
Ia melanjutkan, tanpa atau dengan adanya pandemi COVID-19, persoalan HIV dan AIDS ini bagaikan bom waktu yang dapat meledak kapan pun.
“Partisipasi dari seluruh para pihak (stakeholder) dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS menjadi sangat penting,” katanya.
Di hari pertemuan ketiga Kamis (18/11/2021), Lokakarya dipandu fasilitator Madonna, dengan peserta dari Pelita, CCF, LP2M, PKPU, AKSARA, GNI, Kita Bisa, Dhompet Dhuafa Singgalang, BEM Unand, BEM UNP, BEM UIN, BEM UBH, CIMSA, dan Klikpositif.
Dalam Lokakarya,para peserta diminta memperbaharui komitmen bersama para pihak dalam upaya penanggulangan dan pencegahan HIV dan AIDS.
“Dengan adanya Lokakarya koordinasi semakin meningkat dalam penanggulangan dan pencegahan HIV dan AIDS antara Jaringan Advokasi Peduli AIDS dengan para pihak, seperti pemerintah, swasta, akademisi, media dan organisasi masyarakat sipil,” kata Madonna.