PADANG, KLIKPOSITIF – Anggota DPR RI Andre Rosiade mengapresiasi Pemko Pariaman terkait pembangunan dengan sistem partisipatif sampai pembebasan lahan. Apalagi dalam pembangunan jalan, Pemko Pariaman di bawah pimpinan Wali Kota Genius Umar, bisa membebaskan lahan tanpa anggaran.
“Kami berdialog dengan Wali Kota Pariaman Genius Umar yang ternyata mampu membangun 16 ruas jalan sampai 40 Km, tanpa dana ganti rugi untuk masyarakat. Kalau ini bisa dicontoh, tentu pembangunan akan lebih cepat lagi,” kata Andre Rosiade.
Andre Rosiade mengatakan, “belajar” dengan Pemko Pariaman bukanlah hal yang tabu dilakukan, termasuk oleh Pemprov Sumbar yang saat ini, masih kesulitan dalam membebaskan lahan untuk pembangunan.
“Memang pembebasan lahan kebanyakan kewenangan pemerintah kabupaten dan kota. Tapi, tentu kita bisa ambil pelajaran bagaimana cara melakukan pembangunan dengan merangkul masyarakat,” ungkap Andre.
Sementara itu, Genius Umar menyebutkan, jika masyarakat dirangkul, maka pembangunan partisipatif bisa terjadi. Bahkan di Kota Pariaman, warga bisa bersama-sama mencabut padi yang sedang ditanam demi pembangunan jalan. Apalagi, setelah dibangun, maka nilai jalan yang tinggal juga akan meningkat pasca-lancarnya jalan.
“Semasa pandemi Covid-19, kita dapat perintah dari pusat untuk work from home atau bekerja dari rumah. Tapi kita tidak mau bekerja dari rumah. Kenapa? Pegawai gajinya tetap kita bayar, tunjangan tetap dibayar. Semua haknya tetap dibayar. Karena dia kerja dari rumah malah tidak kerja. Tidak ada produktivitasnya,” kata Genius.
Sebagai gantinya, sebut Genius, dia membuat work from field, atau bekerja dari lapangan. “Masing-masing kepala dinas atau kepala OPD memiliki desa binaan. Dan, kita dekati masyarakat untuk kita buat jalan baru,” ujarnya.
“Jalan baru yang merupakan jalan lingkar Pariaman. Kemudian jalan water front city, jalan dekat-dekat sungai. Kemudian jalan yang bisa menembus beberapa desa. Jalan ini tidak ada anggarannya, tidak ada DIPA-nya,” imbuh Genius.
Sehingga, sebut Genius, pembangunan diserahkan ke masyarakat. Pemko menghubungi tokoh-tokoh masyarakat, Kerapatan Adat Nagari (KAN) setempat untuk membangun jalan bersama. “Dengan catatan, tidak ada ganti rugi pembebasan lahan. Satu rumput pun tidak ada ganti ruginya,” katanya.
Menurut Genius, masyarakat Kota Pariaman karena tidak ada ganti rugi dan paham akan pentingnya jalan, mereka tidak memermasalahkannya. Akan timbul partisipasinya. Bahkan, perantau pun ikut membantu, baik pasir dan kerikil. “Ada yang bantu 1 truk, 200 truk, sampai 150 truk,” ucap Genius.
“Kami lihat, warga atau perantau langsung acung tangan membantu. Sehingga jalan yang kita buka tersebut dari jalan tanah, kita kerikil atau jadi jalan K1. Dan, jalan ini tahun depan telah diusulkan ke Menteri PUPR untuk mendapatkan dana jalan konektivitas atau jalan lingkung,” imbuhnya.
Tahun depan, tambah Genius, Pemko Pariaman mendapatkan Rp15 miliar untuk mengaspal jalan-jalan yang dibuka tahun 2022. “Kita buka dengan nol budgeting, kita aspal dengan bantuan pemerintah pusat. Begitu strateginya, sehingga Pariaman ini jalannya penuh dan lengkap. Ada 40 Km dari 16 ruas jalan yang kita tuntaskan,” katanya.
Dengan pembangunan partisipatif ini, sebut Genius, tidak akan memengaruhi inflasi. “Dengan jalan ini inflasi tidak naik. Efektif dan efisien. Lalu lintas efisien. Kalau jalan rusak, inflasi meningkat. Sumbar, kalau ingin inflasinya turun, jalannya diperbaiki,” pungkas Genius.(*)