PASBAR, KLIKPOSITIF – Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat (Sumbar) Sayuti Datuak Rajo Pangulu menyebutkan perhelatan penghulu di Kampung Maligi Pasaman Barat terbesar di Sumbar.
Hal itu dikatakannya saat menghadiri penobatan gelar sako penghulu Datuak Rajo Batuah di Maligi, Rabu (23/6/2021). Gelar sako tersebut resmi disandang oleh Muhammad Kusnadi Harun setelah melewati serangkaian ritual adat.
“Selama saya menjabat ini lah acara penobatan Penghulu terbesar yang ada di Sumatera Barat,” sebut Sayuti Datuak Rajo Pangulu dalam pidato nya di Kampung Maligi.
Menurutnya yang mau memangku jabatan penghulu adalah orang peduli terhadap adat minangkabau. Sebab kata dia, pemangku jabatan penghulu tidak di gaji yang ada hanya umpatan dan pujian.
“Saya sangat mengapresiasi niat baik Muhammad Kusnadi Harun Datuak Rajo Batuah yang seorang pebisnis sukses tapi mau peduli terhadap adat Minangkabau,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Sayuti juga mengungkapkan bahwa LKAAM Sumbar telah berhasil memperjuangkan penolakan SKB 3 Mentri. Bagi nya SKB 3 Mentri tersebut tidak bisa diterapkan di tanah minangkabau.
“SKB 3 Mentri ini mengatur tentang aturan busana pelajar sekolah, kita telah berhasil menolaknya. Selain itu LKAAM juga sedang memperjuangkan dalam mewujudkan daerah istimewa minangkabau,” ungkapnya.
Pucuk Adat Pasaman Daulat Yang Dipertuan Parit Batu, Tuanku Jailani mengatakan para penghulu atau pemangku adat di Kampung Maligi dapat menata dan membimbing cucu kemenakan.
“Para pemangku adat di Kampung Maligi agar membimbing cucu kemenakan agar lebih peduli tentang adat minangkabau dan hubungan sosial antar kaum, serta antar suku agar terus solid dan harmonis,” kata Tuanku Jailani yang juga Ketua LKAAM Pasaman Barat itu.
Sementara Muhammad Kusnadi Harun Datuak Rajo Batuah mengaku dirinya berinisiatif untuk menjadi penghulu untuk melestarikan adat minangkabau khusus nya di Kampung Maligi.
“Adat minangkabau adalah aset Sumbar dan Indonesia. Saya ingin mempermudah menjalin silaturahmi dunsanak, baik yang dirantau dan diranah minang. Saya juga akan berusaha kedepannya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan juga kebudayaan adat minangkabau itu sendiri,” jelasnya.
Ia juga menginginkan perubahan sikap dan mental seluruh masyarakat agar lebih peduli terhadap adat minangkabau. Untuk itu ia akan bekerjasama antar penghulu di Pasaman Barat agar saling bahu membahu.
“Saya akan bekerja sama antar pemangku adat yang sudah ada agar saling bahu membahu, lebih harmonis dan saling berupaya untuk kedepannya menjalani adat itu dengan istilah 'adaik diisi limbago dituang,” terangnya.
Acara perhelatan sako gelar adat tersebut menjadi perhatian warga sebab dipenuhi dengan kesenian tradisional seperti merebahkan kerbau, tari persembahan, pidato adat, Gandang Lasuang, Ronggiang dan Rabab Pasisie.