Kota Solok, Klikpositif – Bergulirnya tuntutan 20 orang eks karyawan PT. Citra Nusantara Mandiri (CNM) ke ranah publik soal pesangon pasca PHK 2019 di masa Pilkada 2024 amat cukup mengejutkan. Bola panas itu seolah menyudutkan Nofi Candra yang memang tidak ada kaitannya dengan persoalan tersebut.
Direktur PT CNM Solok, Andri Maran sangat menyayangkan munculnya persoalan tersebut di tengah hangatnya kontestasi Pilkada. Pria yang belasan tahun berkecimpung di perusahaan bibit jagung hibrida itu mensinyalir aksi tersebut bermuatan politis.
“Muncul framing seolah persoalan ini disebabkan oleh Nofi Candra. Faktanya, pada masa itu Nofi Candra bukan bagian dari perusahaan, saat itu beliau masih menjadi senator di DPD RI,” kata Erik, Senin (25/11/2024).
Mantan Ketua KONI Kota Solok itu menegaskan, fakta tersebut harus dikemukakan ke publik agar terang. Jangan sampai memunculkan kesalahan persepsi di tengah masyarakat, sehingga merugikan pihak yang memang tidak terkait persoalan itu.
Menurut Erik, pada masa pemberhentian karyawan PT. CNM 2019 lalu itu, perusahaan dipimpin oleh Fernando Purba yang menjabat Direktur dari tahun 2018 sampai 2022. Artinya yang harus bertanggungjawab terhadap 20 karyawan itu Fernando Purba bukan Nofi Candra.
“Tapi kita maklum dengan penggiringan opini tersebut, karena Kota Solok dalam suana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada),” ucap Andri Maran sambil tersenyum.
Menurut Erik, Nofi Candra sebagai pewaris perusahaan mempunyai i’tikad baik untuk menyelesaikan persoalan yang dialami PT CNM Solok. Saat Fernando Purba menjabat Direktur pada tahun 2018 sampai 2022 perusahaan mengalami kegagalan menajemen.
Niat itu dibuktikan dengan kembali beroperasinya PT. CNMS dengan manajemen baru. Dengan hadirnya manajemen dan kembali beroperasinya perusahaan, akan membuka ruang atau lapangan kerja bagi masyarakat Kota Solok.
Bahkan, kata Erik, Nofi Candra ingin memanggil kembali seluruh karyawan lama untuk bersama-sama lagi untuk terwujud kembali kejayaan perusahaan yang dulu pernah dicapai.
“Beberapa hari belakangan, sejumlah eks karyawan sudah berkomunikasi dengan manajemen perusahaan yang baru. Artinya, kita akan mencarikan solusinya agar tidak ada yang dirugikan,” ulas Erik.
Erik juga menegaskan, PT. CNMS hadir kembali untuk mengembalikan kejayaan perusahaan dan menggerakkan ekonomi masyarakat seperti yang dicita-citakan mendiang H. Syukri, orang tua dari Nofi Candra.
Ada atau tidak adanya Pilkada, reopening CNMS ini sudah direncanakan sejak lama. PT. CNM pernah menjadi tumpuan masyarakat sejak beroperasi dari 2003 hingga 2018. Perusahaan telah memberikan kontribusi nyata bagi daerah dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Seperti diberitakan sebelumnya, 20 eks karyawan CNM menyampaikan tuntutan terkait hak-hak mereka pasca terjadi PHK pada tahun 2019 lalu. Tuntutan itu disampaikan bertepatan dengan reopening PT. CNMS di bawah manajemen baru.
20 eks karyawan berharap, agar perusahaan menunaikan kewajiban terhadap karyawan yang terkena PHK. Memang masa itu, CNM tengah merosot dan dipimpin oleh Fernando Purba. Persoalan itu terus bergulir dan mencuat kembali saat reopening perusahaan.
Kembali beroperasinya PT. CNMS menjadi angin segar bagi masyarakat Solok. Apalagi, reopening juga dibarengi dengan adanya kerjasama dengan PT. Bahuma Borneo Batuah Jakarta, sebuah perusahaan produsen dan pemasaran bahan pangan terkemuka di Indonesia.
Pasca reopening, PT CNMS langsung melakukan penanaman perdana bersama petani di Payo. Penanaman perdana ini menjadi titik penting dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Produksi benih jagung PT. CNMS akan bermitra dengan petani.
Dalam pemberdayaan masyarakat, perusahaan CNMS akan menyediakan bibit gratis, pupuk dan sarana produksi dipinjamkan. Biaya hidup akan disediakan setiap bulan. Hasil produksi Jagung akan ditampung dengan harga di atas harga pasar.
“Nanti kita juga akan merekrut semua karyawan. Mereka yang dulu aktif akan dipanggil kembali dan yang baru akan ditampung untuk bekerja mengolah jagung kering menjadi bibit,” ungkap Nofi Candra.
Nofi Candra, SE menyampaikan tekadnya untuk mengembalikan kejayaan perusahaan bibit jagung hibrida yang sejatinya adalah amanah dari orang tuanya Haji Syukri.
“Saya ingin melanjutkan kembali cita-cita yang pernah diperjuangkan orang tua kami dengan harapan bagaimana masyarakat yang ingin memperoleh pekerjaan dan kehidupan yang layak bisa diayomi dengan adanya perusahaan ini,” katanya
Nofi Candra kembali mengenang bagaimana komitmen orang tuanya untuk dapat memberi manfaat kepada masyarakat banyak. Sampai pernah ada pengusaha ingin membeli saham PT CNM dengan harga Rp51 miliar, dengan syarat semua pekerjaan dalam pabrik memakai peralatan mesin untuk menggantikan tenaga manusia.
Tetapi orang tuanya tidak mau menerima tawaran pengusaha tersebut, karena satu alasan dengan menggunakan tenaga manusia sebagai pekerja, akan selalu ada doa-doa dari pekerja untuk kemajuan perusahan.
“Sekarang, dengan restu mama dan keluarga, cita-cita ayahanda H syukri akan kita lanjutkan kembali. Kita ingin ibunda bisa menyaksikan bahwa PT CNM bisa seperti dulu lagi dan bahkan lebih berjaya kembali,” tegasnya.