Wagub Sumbar: Jangan Mentang-mentang Sudah Suntik Vaksin Lupa Protokol Kesehatan

Kasus Covid-19 di India saat ini tidak terbendung, bahkan banyak yang menyebut terjadi \"tsunami Covid-19\" di sana. Salah satu penyebabnya adalah lengah karena merasa aman setelah vaksinasi Covid-19

Wagub Sumbar Audy Joinaldy

Wagub Sumbar Audy Joinaldy (Istimewa)

Program MEDAL Of Honda Klikpositif

SOLOK, KLIKPOSITIF – Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy wanti-wanti mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dan selalu mendapatkan protokol kesehatan. Peringatan itu disampaikannya agar tidak terjadi tsunami Covid-19 seperti yang dialami India.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy saat safari Ramadan di Masjid Al Amien, Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok, Kamis malam (29/4).

“Kasus Covid-19 di India saat ini tidak terbendung, bahkan banyak yang menyebut terjadi “tsunami Covid-19″ di sana. Salah satu penyebabnya adalah lengah karena merasa aman setelah vaksinasi Covid-19,” katanya.

Audy mengingatkan agar masyarakat tetap hati-hati dan menerapkan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan pakai sabun). Termasuk masyarakat yang sudah disuntik vaksin.

“Jangan mentang mentang sudah di vaksin lupa akan protokol kesehatans. Sebelumnya kami sudah mengingatkan, selalu 3M, karena Covid-19 belum habis,” ujarnya.

Dia mengungkapkan terlihat saat ini mobilitas masyarakat di Sumbar mengalami eskalasi kenaikan terutama terjadi pada akhir pekan. Khususnya di pusat perbelanjaan di bulan Ramadan ini.

“Saat ini di Sumbar yang masuk zona merah adalah Kabupaten Solok, Solok Selatan, Agam, dan daerah lainnya. Ini yang memang harus kita waspadai,” ucapnya

Belum lagi di daerah provinsi tetangga, seperi Riau, Jambi dan Bengkulu, khususnya daerah Sumatera yang juga termasuk daerah Covid-19. Audy mengungkapkan dalam rapat koordinasi kepala daerah seluruh Indonesia bersama Presiden RI secara virtual. Presiden khawatir jika aktivitas masyarakat tidak dibatasi karena merasa sukses vaksinasi, Indonesia akan bernasib sama seperti India.

“Presiden sangat kekhawatiran terkait mudik, kita harus berkaca pada India yang merasa sukses kemudian terjadi pelonggaran. Untuk itu agar mudik betul-betul dilarang dan diperketat di setiap perbatasan,” ujarnya.

Wagub Sumbar berharap setiap Bupati Walikota se Sumbar bisa melakukan percepatan penangan Covid-19 ini di setiap daerahnya.

“Ketika Covid-19 tidak terkendali, maka dana dana untuk infrastruktur pembangunan, pendidikan, pertanian, pariwisata dan lainnya, akhirnya terpaksa akan dialihkan dalam penangan Covid-19,” ungkapnya.

Kembali Wagub Sumbar menginginkan Bupati Walikota dapat memanfaatkan program Nagari Tageh di berbagai Nagari yang sangat erat dengan budaya asli Minangkabau, untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 di nagari-nagari atau desa adat di Sumbar.

“Pengendalian Covid-19 berbasis nagari atau desa merupakan komunitas lebih mudah, sehingga pemerintah terbantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” tuturnya.

Alasannya karena program-program tersebut dilakukan di level paling kecil. Sangat tepat untuk menjawab bagaimana mengatasi pandemi ini dengan mengurangi laju penularan virus ini.

Menutup kegiatan malam itu Gubernur menyerahkan batuan sebanyak Rp20 juta dari pemprov Sumbar, ditambah dengan 100 kain sarung.

Exit mobile version