KLIKPOSITIF – Sumatera Barat telah menerima 4.200 dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Kamis (24/6) dari Kementrian Pertanian RI.
Vaksin PMK dan obat-obatan itu diserahkan oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementrian Pertanian RI, Tri Melasari selaku penanggung jawab PMK di Sumatera Barat pada Wakil Gubernur, Audy Joinaldy.
Tri Melasari menuturkan bahwa 4.200 dosis vaksin dan obat-obatan merupakan bantuan tahap awal.
Ia menjelaskan, vaksinasi tahap awal tersebut targetnya selesai pada 2 Juli mendatang.
Kemudian bantuan berikutnya akan secara bertahap dan proporsional sesuai kebutuhan daerah.
“Bantuan berdasarkan proporsional populasi, target prioritas dan tingginya kejadian,” katanya.
Pemberian vaksin dari pemerintah pusat tersebut adalah upaya untuk menanggulangi dampak merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
Sumber sendiri menurut wakil gubernur, kasus PMK tergolong tidak parah, namun pemerintah tetap memberikan perhatian khusus untuk menjaga situasi tidak memburuk.
Daerah Prioritas
Dari jumlah dosis yang telah ada tersebut, ada setidaknya 4 kabupaten dan kota yang akan menjadi prioritas pemberian vaksin di Sumbar.
Empat daeraj tersebut yakni:
– Kota Padang Panjang,
– Kabupaten Agam,
– Kota Solok,
– Kabupaten Solok Selatan.
Hal itu dikarenakan, empat daerah tersebut merupakan kantong-kantong peternakan dan sapi perah di Sumatera Barat.
Gerakan vaksinasi PMK
Saat ini Sumbar memang telah mencanangkan gerakan vaksinasi PMK yang dimulai Jumat (24/6/22).
Untuk itu, Wagub memastikan peternakan di ke empat wilayah tersebut untuk segera mungkin hewan ternaknya dapat vaksinasi.
Populasi Sapi di Sumbar
“Populasi sapi perah kita tidak terlalu banyak, ada 700 insyaAllah dengan dosis yang ada sekarang cukup,” ujar Audy.
Ia menambahkan, jadi pastikan sapi perah, indukan dan sapi-sapi bantuan dalam dua hari ini tervaksin 100 persen, karena ini kan nilai ekonomis nya sangat tinggi.
Imbauan wagub
Lebih lanjut ia menyampaikan agar masyarakat tidak perlu khawatir mengkonsumsi daging hewan ternak.
Menurut Wagub, PMK bukan penyakit zoonotik sehingga tak dapat ditularkan pada manusia.
“Perlu kita edukasi juga, masyarakat harus tau ini bukan zoonosis, jadi tetap aman untuk dikonsumsi. Tidak perlu takut, apalagi ini kan mau Idul Adha. Sapi-sapi yang sakit tidak apa-apa dipotong paksa,” terang Wagub.
16 Kabupaten/kota terdampak PMK di Sumbar
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumbar, Erinaldi melaporkan bahwa sampai sekarang ini terdapat 16 kabupaten dan kota yang terdampak PMK.
Tercatat 4.470 kasus terjangkit, 670 sembuh, empat ekor mati dan 27 dipotong paksa.