PESSEL, KLIKPOSITIF – Universitas Andalas (Unand) kembali mengirimkan Tim Tanggap Bencana ke lokasi bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Sabtu (23/3/2024).
Melalui penugasan dari Ketua LPPM Unand, Prof. techn. Marzuki, tim tersebut dipimpin Dr. Eng. Ir. Dendi Adi Saputra M, ST, MT dari Fakultas Teknik dengan membawa misi penyelesaian masalah air bersih dan listrik di Puskemas Barung Barung Balantai dan Kampung Langgai, Nagari Gantiang Mudiak Utara Surantiah, Pessel.
Misi ini berawal dari informasi yang diterima oleh Tim Tanggap Darurat Unand yang sebelumnya pada 12 Maret 2024, telah turun ke lokasi. Sesuai dengan arahan Rektor, Dr. Efa Yonnedi, Unand berkomitmen untuk membantu proses rehabilitasi dan rekontruksi wilayah terdampak bencana di Pessel.
“Langkah pertama yang diambil adalah mengaktifkan kembali sistem pengolahan air bersih di Puskesmas Barung-Barung Balantai,” kata Dendi. Dikatakannya, pompa yang rusak segera diganti dengan yang baru, dan jalur pipa baru dibuat dari sumber sumur cincin dan sumber pamsimas.
Lebih lanjut, ia mengatakan sistem filtrasi bertingkat diaktivasi kembali, memastikan air bersih tersedia dalam jumlah cukup bagi masyarakat terdampak. “Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Puskesmas, tetapi juga untuk memastikan ketersediaan air bersih yang memadai bagi warga sekitar,” ujar Alumni Kanazawa University Japan ini.
Diungkapkannya, sistem perpipaan yang dibuat telah mempertimbangkan kondisi air dan sumber air yang saat ini digunakan oleh Puskesmas jika bencana terjadi kembali. “Jika air keruh dari sumber Pamsimas, air tersebut tersebut dialirkan ke sistem filtrasi terlebih dahulu sebelum dialirkan ke bak penampungan,” terangnya yang juga menjabat sebagai Manajer Pendidikan dan Kemahasiswaan FT.
Deni juga menyampaikan bahwa sumber air dari sumur galian juga diaktifkan kembali dan sudah terintegrasi dalam sistem pengolahan air yang ada. “Diharapkan, dengan adanya cadangan sumber air ini dapat menjaga keberlanjutan ketersediaan air bersih di Puskemas Barung Barung Balantai dan Masyarakat sekitar,” ujarnya.
Terkait aktivitas tim di Nagari Gantiang Mudiak Utara Surantiah, Deni mengatakan bahwa tim dipandu oleh, Ir. Devi Chandra, Ph.D (Ketua Departemen Teknik Mesin Universitas Andalas) yang juga merupakan Tokoh Cendikiawan dari Pessel, Dr. Eng. Ir. Eka Satria (Wakil Dekan 2 FT Unand, dan Dr. Adjar Pratoto (Dosen Departemen Teknik Mesin).
Kemudian, beberapa pakar seperti Prof. Ir. Abdul Hakam, Ph.D, Prof. Dr. Eng. Febrin Anas Ismail, Prof. Dr. Eng. Ir. Fauzan, dan Prof. Ir. Bambang Istijono, ME, dari Pusat Studi Bencana Unand, juga turut serta dalam misi tersebut. Di sana, tim juga menginisiasi dan menyerahkan genset berkapasitas 5.5 Kw kepada Masjid Nurul Wahidah, masjid terbesar di Kampung Langgai, yang saat ini terputus akses listrik.
“Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan pentingnya akses listrik bagi kegiatan sehari-hari masyarakat, terutama di tempat ibadah yang memegang peran sentral dalam kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat. Ditambah lagi dengan saat ini, masyarakat juga melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan,” bebernya.
Selain genset, lanjutnya, juga diserahkan 10 unit lampu tenaga surya kepada masyarakat terdampak di Surantiah. “Lampu-lampu ini tidak hanya akan menyediakan cahaya, tetapi juga harapan bagi mereka yang terisolasi dalam kegelapan malam pasca-bencana,” bebernya.
Dedni mengatakan bahwa upaya penanganan krisis tidak berhenti di situ. Tim yang dikordinasi oleh Prof. Dr. Eng. Ir. Fauzan juga menjalin kerja sama dengan Badan Wilayah Sumberdaya Air (BWSS) untuk pengadaan air bersih.
Survei dilakukan di beberapa lokasi strategis, seperti Kantor Pengamat PSDA Wilayah 1 di Duku, Koto XI Tarusan, dan sejumlah lokasi lainnya, untuk memastikan distribusi air bersih yang merata di seluruh wilayah terdampak.
Kerja keras tim ini merupakan cerminan dari semangat kolaboratif antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam menghadapi bencana.
“Semoga langkah-langkah ini tidak hanya menjadi penyelesaian sementara, tetapi juga menjadi inspirasi bagi upaya-upaya penanggulangan bencana yang lebih efektif dan berkelanjutan di masa depan,” pungkas Dendi.(*)