PADANGPANJANG, KLIKPOSITIF – Tugu Peringatan Kereta Api 1926 merupakan sepenggal saksi bisu sejarah kelam perkeretaapian di Padangpanjang-Sumbar. Tugu ini terletak di Pandam pakuburan Pusaro Dagang Balai-balai Kecamatan Padangpanjang Barat, Kota Padangpanjang, milik keluarga besar Syaikh Adam BB, seorang pahlawan nasional asli Padangpanjang, yang lokasinya berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat kota.
Memiliki tinggi hampir dua meter dengan desain seperti kepala lokomotif, Tugu Kecelakaan Kereta Api ini masih menggunakan ejaan yang belum disempurnakan Angkatan Balai Pustaka. Sistem penanggalannya pun agak berbeda dari yang lazim, yang bertuliskan ‘PERINGATAN Orang orang jang meninggal ketika ketjelakaan kereta api tanggal 23-12-2601 / 23-3-2605’.
“Saya tidak tidak paham maksud penanggalan ini. Namun diperkirakan, sistem penanggalan ini merujuk pada penanggalan Cina sekitar tahun 1926,” ujar Masril (49), penjaga tugu tersebut.
Selama masa perawatan Masril dan keluarganya, tugu ini masih terlihat kokoh dan bersih, walau lumut yang tumbuh tak mampu ia cegah. Meski perhatian dari pemerintah sangat minim, namun Masril berjanji akan setia menjaga lokasi pondam kuburan dagang kaumnya ini.
Masril mengungkapkan, dari cerita niniak waktu dirinya masih kecil dulu, tugu ini dibangun beberapa bulan setelah gempa besar melanda Kota Padangpanjang tahun 1926.
“Tugu ini adalah semacam batu nisan kuburan massal,” lanjutnya sembari menceritakan sekelumit peristiwa tragis kecelakaan kereta api di tiga tempat berbeda namun dalam waktu berdekatan tahun 1926 yang merenggut puluhan korban jiwa hingga tanpa bentuk itu.
“Tragis sekali kecelakaan kereta api kala itu kata niniak, belum juga kering penguburan massal pertama akibat kecelakaan di Singgalang Kariang (lokasi rest area Lembah Anai saat ini), seminggu kemudian kecelakaan serupa kembali terjadi di Kelurahan Gantiang dan di Nagari Aia Angek (jalur pendakian perbatasan Nagari Panyalaian Tanah Datar dengan Padang Panjang),” lanjut Masril.
Sementara itu, Zumardi (49) rekan sejawat Masril yang juga pegawai Kelurahan Balai-balai Kota Padangpanjang sangat berterimakasih kepada Masril yang mau menjaga tugu ini walau sebenarnya telah menjadi kewajiban pemerintah.
“Perihal tugu ini pernah juga saya laporkan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Tanah Datar beberapa tahun lalu ketika masih di seksi Kebudayaan di bawah Kandep Musni Yasin. Namun ya begitulah, belum ada tanggapan. Begitu juga kepada pemerintah kota saat ini. Padahal tanah tugu ini masih milik keluarga Syaikh Adam BB Pahlawan Nasional asli Padang Panjang,” pungkasnya.
[Yansen]