Solok Kota, Klikpositif – Kendati terkenal sebagai penghasil beras ternama, Kota Solok Sumatra Barat juga punya potensi besar dalam bidang tanaman holtikultura dan tanaman hias. Potensi ini terus dikembangkan Pemko Solok peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.
Menurut Wakil Wali Kota Solok, Ramadhani Kirana Putra, potensi hortikultura dan tanaman hias Kota Solok ibarat mutiara terpendam yang bisa digali dan dioptimalkan pemanfaatannya menjadi lebih bernilai ekonomi.
Untuk memaksimalkan potensi itu, Pemko Solok pun sudah menjalin kerjasama dengan eksportir tanaman hias dan hortikultura, CV. Minaqu Indonesia dibawah bimbingan Dirjen Hortikultura Kementrian Pertanian.
“CV. Minaqu Indonesia bersedia berkolaborasi dengan masyarakat Kota Solok terkait ekspor tanaman hias dan komoditi pertanian lainnya terutama hortikultura,” kata Dhani saat temu teknis dengan CEO CV. Minaqu dan Dirjen Hortikultura Kementan di Balaikota Solok, Senin (10/1/2022).
Temu teknis itu merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman antara Walikota Solok, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan CV. Minaqu Indonesia pada 28 Oktober 2021 lalu.
Sementara itu, CEO CV. Minaqu Indonesia, Ade Wardana mengatakan, banyak potensi yang bisa dikembangkan dan bernilai komersil apabila dikelola dengan optimal.
“Di luar negeri, tanaman hias tropis sangat banyak diminati, untuk mengembangkan tanaman hias tropis ini mereka membangun green house yang harus dilengkapi gas untuk meningkatkan suhu (pemanas), sementara di indonseia kita memilik sumber panas yang tersedia setiap hari,” ungkapnya.
Ade Wardana menambahkan, semua elemen harus bergerak pastisipatif dan komitmen dalam menjawab setiap hambatan atau tantangan jika ingin menjadikan Kota Solok sebagai trader untuk semua sumber daya alam yang dimiliki.
“Petani harus optimal memproduksi tanaman hias yang berkualitas ekspor, perbankan harus berani berinvestasi di usaha tani, karena peluang pemasarannya sangat besar, disamping itu OPD terkait juga harus bisa memberikan spirit dan atensi, kita harus mampu saling mendukung,” terangnya.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian RI, Liferdi Lukman menyebutkan, pasar tanaman hias di luar negeri lebih tertarik dengan tanaman tropis (Indonesia) karena lebih natural, lebih hijau, lebih go green terutama untuk mengatasi pemanasan global.
Selain tanaman hias berorientasi ekspor, lanjutnya, Kota Solok juga bisa menghimpun produksi pertanian lainnya dalam satu korporasi, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar.
“Walaupun lahan terbatas tapi Kota Solok bisa mengambil peran di bagian hilir/pemasaran, Kota Solok bisa menjadi kota jasa seperti negara tetangga (Singapura) yang bisa mengekspor produk yg telah dihimpun dari daerah lain,” lanjutnya.
Pihaknya juga mengajak Perbankan untuk mendukung pengembangan usaha tanaman hias oleh petani, terlebih lagi, pasar dari usaha yang dikembangkan sudah sangat jelas.
“Kementan RI juga siap mendampingi dan men-supervisi. Sementara itu, bagi petani pola ini sangat menguntungkan karena adanya kepastian/jaminan pasar sehingga petani bisa fokus melakukan aktifitas produksi,” tutup alumni UMMY Solok itu.(Syafriadi)