BUKITTINGGI, KLIKPOSITIF — Beberapa daerah di Sumbar mulai mencoba kembangkan konsep smart city (Kota Pintar/Kota Cerdas) untuk meningkatkan pelayanan publik. Namun sayangnya, tak banyak daerah yang mengembangkan bidang kesehatan dalam penerapan konsep tersebut.
Menurut Akademisi bidang Kesehatan dari STIKes Fort de Kock Bukittinggi, Zainal Abidin, peningkatan pelayanan publik bidang kesehatan harusnya menjadi prioritas program pemerintah, dengan melibatkan pihak ketiga atau pihak swasta.
Zainal Abidin beralasan, keterlibatan pihak swasta sangat penting, karena fasilitas kesehatan yang ada saat ini tidak hanya dimiliki pemerintah, namun sudah didominasi oleh pihak swasta.
“Dalam konsep smart city, pelayanan kesehatan itu sudah berbasis online. Masyarakat sudah bisa registrasi atau mendaftar ke rumah sakit via online. Jadi, tidak harus antre ramai-ramai di rumah sakit, karena mereka tau nomor antrean berapa dan bisa memperkirakan jam berapa akan dipanggil,” jelas Zainal Abidin ketika ditemui KLIKPOSITIF di Kampus STIKes Fort de Kock Bukittinggi, Senin 10 April 2017.
Tak hanya itu, masyarakat juga bisa memantau aktifitas dokter di rumah sakit, apakah lagi banyak pasien atau berhalangan hadir, serta bisa memilih beberapa rumah sakit yang dituju dalam satu aplikasi program.
“Saat ini beberapa rumah sakit memiliki aplikasi program registrasi tersendiri. Nah, pemerintah harus mampu meggandeng semua pelaku bidang kesehatan, agar hanya dengan mengakses satu aplikasi program, masyarakat bisa memilih rumah sakit yang dituju,” jelasnya.
Zainal juga berharap program berbasis online ini dimulai dari Puskesmas, yang seterusnya terintegrasi dengan rumah sakit, klinik, serta juga terintegrasi ke BPJS (Badan Penyeleggara Jaminan Sosial) dan seluruh penyelenggara kesehatan lainnya. (*)