BUKITTINGGI,KLIPOSITIF-Seorang perempuan penyintas virus corona asal Agam, F (34) menceritakan pengalamannya saat terjangkit sebelum akhirnya pulih seperti sediakala. Ia menjalani isolasi mandiri di rumah karena tak memiliki gejala berat.
F merupakan pegawai salah satu instansi di Bukittinggi. Pekerjaannya beresiko tinggi, sebab mesti bertemu banyak orang.
“Tiba-tiba saya kehilangan indera penciuman. Kejadiannya pagi-pagi, saya mendadak tak bisa mencium bau handbody maupun minyak lain yang seharusnya keras. Saat itu cukup heran karena saya tidak pilek,” ucapnya, Senin 5 Oktober 2020.
Sebelumnya, ia tidak pernah mengalami kejadian ini dan tentu saja hal tersebut membuatnya terkejut. Dalam dunia medis, kehilangan indera penciuman disebut dengan Anosmia. Gejala ini merupakan salah satu tanda paling khas dari COVID-19.
Saat indera penciumannya tak berfungsi, indera perasanya juga lenyap sehingga makanan pun ikut terasa hambar di lidah.
“Esoknya pada 8 September, Saya ikut tes swab di Puskesmas dan hasilnya keluar positif pada 13 September. Saat dinyatakan positif memang cukup takut rasanya,” kata F.
Namun, F mengalami Anosmia dalam waktu relatif singkat. Menjelang swab positif itu keluar, ia rutin konsumsi paracetamol, minum air jahe, serai, bawang putih dan buah pala hingga inderanya pulih kembali.
“Jadi sebelum swab itu keluar sebenarnya gejala sudah pulih namun saya tetap mengisolasi diri. Sebenarnya saya tak tahu terpapar dari mana dan dari siapa,” ceritanya.
Selama isolasi mandiri, Ia menghilangkan kecemasan dengan tidak memikirkan penyakit, sembari menyibukkan diri dengan pekerjaan kantor yang dilakukannya di rumah.
“Akhirnya, setelah 22 hari diisolasi saya dinyatakan sembuh. Begitupun orang tua yang juga positif, telah sembuh pula,” pungkasnya.
Kekinian, F telah beraktivitas seperti biasa dan siap menjalani hari-harinya yang sibuk.