PADANG, KLIKPOSITIF — Rumah Sakit (RS) Universitas Andalas (Unand) menggelar seminar nasional bertajuk “Early Diagnosed and Treatment in Dental Eruption Abnormalities”.
Acara berlangsung di Aula Lantai III rumah sakit tersebut, Sabtu (6/8/2022), dan diikuti oleh sekitar 200 peserta. Seminar juga bisa diikuti secara daring lewat aplikasi Zoom Meeting.
Dibuka langsung oleh Dirut RS Unand, Yevri Zulviqar, seminar menghadirkan empat orang dokter gigi spesialis sebagai pembicara.
Empat dokter gigi spesialis tersebut yaitu drg Harfindo Nismal SpBM, drg Fuji Kurnia MDSc SpKGA, drg Fahmi Mulya SpKG, dan drg Gunawan SpRKG.
Para pembicara membahas tentang diagnosis dan perawatan dini pada kelainan erupsi gigi.
“Jadi, kami RS Unand pada hari ini menjadi tempat pelaksanaan seminar tentang gigi ini, dan juga ada workshop pelatihannya. Pesertanya adalah semua dokter gigi di Sumbar, ditambah yang ikut secara daring,” ujarnya.
Kegiatan ini bertujuan sebagai sarana untuk berbagi ilmu agar para dokter gigi bisa meningkatkan pelayanan kepada pasien yang mengalami penyakit gigi di Sumbar.
“Lewat kegiatan ini, kita mengharapkan perbaikan kesehatan gigi di Sumbar. Selain itu, kita berharap kompetensi dokter gigi umumnya bisa bertambah,” ungkapnya.
Sekretaris Pengurus Wilayah Persatuan Dokter Gigi Indonesia Sumbar, Oryce Zahara mengapresiasi acara tersebut.
Dia berharap acara itu bisa memotivasi para dokter gigi di Sumbar untuk meningkatkan kompetensi.
Menurutnya, Sumbar saat ini masih kekurangan jumlah dokter gigi spesialis, yakni baru berjumlah sekitar 50 orang.
Kekurangan jumlah dokter gigi spesialis di Sumbar terjadi di berbagai bidang, seperti bedah mulut, ortodonti, dan sebagainya.
Bahkan, ada beberapa daerah di Sumbar yang belum mempunyai dokter spesialis, seperti di Tanah Datar, Pesisir Selatan, dan sebagainya.
“Kalau dokter spesialis bedah mulut di Sumbar berjumlah delapan orang. Kalau spesialis ortodonti baru enam orang, itu semuanya di Padang,” jelas Oryce.
Kondisi tersebut, menurut dia, mengakibatkan dokter gigi spesialis gigi yang ada kewalahan menangani pasien.
Selain itu, pasien ada yang harus melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan penanganan.
Oleh karena itu, PDGI Sumbar mendorong agar para para dokter yang ada mau melanjutkan ke pendidikan spesialis.
“Karena ketika kita bicarakan lagi dengan pemerintah, ternyata ada beasiswa LPDP. Kita berharap dengan beasiswa itu mereka mau sekolah. Kalau dibiayai pemerintah tentu lebih meringankan,” ucap Oryce.(Rel)