Populasi Anjing di Dua Kecamatan Ini Sangat Banyak, Dinas Peternakan Pessel Akan Lakukan Pengendalian

Sepanjang 2020, Kecamatan Bayang dan IV Jurai tercatat sebagai wilayah dengan populasi anjing terbanyak di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat.

Ilustrasi

Ilustrasi (KLIKPOSITIF/Haswandi)

Klikpositif Iklan Hayati

PESSEL, KLIKPOSITIF– Sepanjang 2020, Kecamatan Bayang dan IV Jurai tercatat sebagai wilayah dengan populasi anjing terbanyak di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat.

Berdasarkan Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pessel, jumlah populasi anjing di Kecamatan Bayang mencapai 3.223 ekor pada 2020 dan IV Jurai mencapai 2.920 ekor dengan total populasi Pessel mencapai 25.999 ekor, dan jumlah itu tidak jauh berbeda pada 2019.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pessel, Efrianto Z, pertumbuhan populasi anjing di Pessel disebabkan karena beberapa faktor yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat.

Diantaranya, selain tingginya minat masyarakat dalam memelihara anjing untuk hobi berburu. Keberadaan Anjing juga biasa dijadikan menjadi hewan penunggu rumah dan untuk pembasmi jenis hama perusakan tanaman di perkebunan dan pertanian.

“Khusus penggemar buru babi banyak didatangkan anjing dari luar daerah seperti dari pulau Jawa,” ungkap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pessel, Efrianto Z pada KLIKPOSITIF.

Sementara populasi terendah tercatat di tiga kecamatan, seperti Silaut 343 ekor, Lunang 583 ekor dan IV Nagari Bayang Utara sebanyak 750 ekor pada 2020, dan jumlah ini jauh lebih sedikit dari kecamatan lainnya.

“Ya, Silaut, Lunang dan IV Nagari Bayang Utara tercatat lebih rendah. Mungkin karena tingkat piaraannya tidak banyak,” terangnya.

Ia mengatakan, dari perkembangan populasi anjing di daerah itu, setiap tahun pihaknya terus melakukan sosialisasi pengendalian penularan virus rabies.

Sebab, mau bagaimana-pun, meski anjing sudah menjadi hewan piaraan begitu dekat dengan masyarakat. Tetap saja tercatat sebagai hewan yang rentan terinfeksi rabies dan berbahaya dalam penularannya.

“Anjing sangat kita antisipasi. Sebab, penularan infeksinya bisa 90 persen. Jadi tentu, perlu terus kita lakukan pengendalian,” tutupnya.

Exit mobile version