MANINJAU, KLIKPOSITIF – Di pinggir Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat terdapat ada tempat nongkrong yang asyik. Tempatnya tidak jauh dari kantor Camat Tanjung Raya, masih dikawasan Hotel Maninjau.
Namanya PalantAbo. Tempat kekinian menyeruput kopi. PalantAbo menyajikan kopi asli dari kabupaten Agam, dan merupakan satu-satunya kopi ibrik (yang dimasak diatas pasir panas) ada di Sumbar. Dengan racikan khusus dari barista, akan akan merasakan sensasi kopi berbeda sambil menikmati riak dan angin danau dengan suasana nyaman, representatif dan photogenic.
“Kopi ibrik ini dimasak di atas pasir. Di sini tersedia kopi khas daerah ini seperti kopi Data, Kamang, Simarasok, dan kopi lasi. Dalam racikannya bahkan ada yang kita mix, misalnya kopi data dicampur kopi Kamang dan lainnya,” ungkap Pengelola dan Penanggungjawab PalantAbo, Roy Zakaria Rindorindo saat ditemui beberapa waktu lalu di Maninjau Kabupaten Agam Sumbar.
Roy juga mengatakan, PalantAbo juga menyajikan kopi yang terbilang langka seperti kopi luwak liar dari Palupuah Agam, dan Gunung Semeru Peaberry (Jawa Timur). Kopi yang diracik juga dipesan langsung pada petani, dengan kualitas premium.
“Biji kopi kita langsung pesan ke masyarakat disini, dengan biji kopi pilihan. Rasanya juga memuaskan,” ulasnya.
Jika penyajian kopi pada umumnya hanya menggunakan air panas untuk menyeduh segelas kopi, lain halnya dengan kopi ibrik yang dimasak di atas pasir panas di dalam alat yang bernama ibrik. Racikan kopi di dalam ibrik diaduk-aduk hingga matang, setelah itu dituangkan ke dalam gelas dan siap disajikan.
Selain kopi ibrik, PalantAbo juga memiliki kopi andalan yaitu es kopi susu kekinian. Berbeda dengan yang anda nikmati di kebanyakan caffe atau warung kopi, es kopi kekinian ini diracik dengan bahan-bahan berbeda seperti gula aren, kopi yang dibuat langsung dengan Coffee maker, cream, dan tambahan susu segar (susu murni).
Tidak hanya menyajikan kopi khas kabupaten Agam, PalantAbo juga menyediakan kopi Talua, teh tubruk, bandrek telur, kopi tubruk Aceh, kopi tuba, kopi telur (Vietnam), kopi Bonbom (Spanyol), wet capuccino, kopi ice cream, kopi alpukat, kopi cream dan sejumlah milk shake dan ice blended.
PalantAbo didiseain begitu apik. Selain itu, suasana yang nyaman, tenang, dan pemandangan yang indah juga menjadi daya magnet bagi para pengunjung untuk datang kembali menyeruput kopi sambil menyaksikan keindahan alam yang terbentang.
Selain lokasinya yang nyaman dan jauh dari kebisingan, gaya minimalis dengan dekorasi yang tidak berlebihan akan membuat anda betah berlama-lama duduk di PalantAbo. Lampu gantung, rak dinding minimalis, atau background cafe dengan warna netral seperti putih, abu muda, maupun beige membuat sempurna kenyamanan di PalantAbo.
Pengunjung bisa menyaksikan keindahan hamparan danau yang berkilauan bak mutiara yang diterpa sinar matahari pagi. Di ketinggian perbukitan yang berbaris juga tampak jelas Gunung Singgalang dan Merapi berdiri gagah.
Bersantai menghirup udara pagi, sambil menyeruput kopi khas yang diracik khusus oleh para barista di PalantAbo, ditemani cemilan-cemilan khas daerah setempat, pengunjung juga disuguhi pemandangan yang tidak biasa. Salah satunya, pengunjung dapat menyaksikan secara langsung aktivitas nelayan di Danau Maninjau mencari ikan dengan jala (mamukek).
Dari kejauhan juga tampak segerombolan bangau sedang mencoba peruntungannya mengintai ikan-ikan kecil dipermukaan air yang siap dipatuk. Di tepian danau juga tampak sekumpulan bangau tidur dengan kepala menyelip di bawah sayap, adapun sebagian yang lain berdiri dengan kepala menekuk ke bawah dengan mata menerawang ke dasar air.
Mungkin anda juga pernah mendengar bahwa Indonesia adalah negeri sejuta senja. Yang memiliki arti bahwa, Indonesia merupakah negara yang mempunyai berjuta momen dan tempat yang menyajikan fenomena matahari tenggelam yang begitu syahdu.
Menikmati sunset di tepian Danau Maninjau juga menjadi salah satu best moment yang ditunggu-tunggu oleh pengunjung PalantAbo, dengan warna sunset dan suasana yang begitu rileks.
Usai tenggelamnya si raja siang di ufuk barat, pengunjung juga akan dimanjakan dengan kilauan lampu-lampu seolah-olah menjadi mahkota perbukitan yang mengelilingi Danau Maninjau. Suasana akan semakin sempurna jika bulan sedang penuh atau sedang bulan purnama.
Bukan hanya pemandangannya saja yang istimewa, PalantAbo yang terletak ditepian danau dengan panjang lebih kurang 30 meter ini juga memiliki konsep yang unik, dengan sentuhan modern tapi tidak meninggalkan identias daerah. Seperti menggunakan dama togok (lampu dengan bahan bakar minyak tanah) yang di letakkan di sejumlah meja dengan warna-warna netral, perpaduan kursi kayu dengan rotan, lampu petromax yang digantung di beberapa sudut ruangan.
Bukan hanya untuk ngopi atau bersantai saja, sejumlah pasangan calon pengantin juga memanfaatkan PalantAbo sebagai spot prewedding mereka. Sebagian sudut ruangan juga dimanfaatkan oleh sejumlah instansi, dan swasta untuk melakukan meeting. (*)