PADANG, KLIKPOSITIF – Kontestasi politik musim 2024 bakal segera bergulir. Iklimnya pun mulai terasa dengan kehadiran wajah-wajah baru.
Mereka pun tengah mempersiapkan diri bertarung dalam kompetisi politik 5 tahunan tersebut.
Salah satu nama dari banyak wajah tersebut adalah Nanda Satria. Ia merupakan sosok yang digadang-gadang bakal melenggang ke Balai Kota.
Nanda adalah pemuda yang kini menjabat sebagai Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumatera Barat.
Berbicara kiprah, ayunan langkah Nanda bersama KNPI Sumbar adalah sebuah awal. Pembuka jalan menuju tantangan yang lebih besar.
Berangkat dari jabatan Ketua Pengurus Wilayah (PW) Angkatan Muda Kabah (AMK) Sumbar, Nanda memberi nafas segar bagi kepemudaan.
Misinya pun tidak main-main: Menjaga Idealisme Kepemudaan Sumatera Barat. Tak cukup cuma itu, ia juga menanam nilai kolaboratif pada visinya.
Namun kendati adalah seorang pemimpin di organisasi tertinggi kepemudaan Sumbar, ia malah tidak ingin maju sendiri.
Semangat kolaboratif itu juga ia tanamkan pada kepengurusan. Pengurus kolaboratif-demikian ia menyebutnya.
“Bersama KNPI, saya membangun superteam. Orang-orang yang siap maju dan membangun Sumbar bersama-sama. Saya tidak mau jadi orang hebat, tapi superteam inilah yang hebat,” katanya.
Ada banyak mimpi yang dilangitkan Nanda bersama KNPI Sumbar. Banyak program-program menarik yang dilahirkan organisasi itu di bawah kepemimpinan dirinya.
Program-program itu membuat pemuda Sumbar terlibat aktif dalam pembangunan daerah. “Bukan sekedar seremonial belaka,” ujarnya.
“Saya ingin menjaga idealisme kepemudaan, di KNPI saya ingin pemuda menjalankan fungsinya terhadap pemerintah, salah satunya fungsi kritik, tidak melulu soal seremonial,” kata Nanda.
Semua program itu pun pelan-pelan terwujud. Mulai dari vaksinasi saat pandemi Covid-19, kolaborasi dengan BUMN, Gerakan Petani Milenial, gerakan sosial gempa Pasaman, hingga Activistprenuer bersama HIPMI Sumbar.
“Berkat kerja keras superteam dan pihak-pihak terkait program kami pelan-pelan terwujud. Gerakan yang dibangun pun memiliki wujud nyata. Tapi sejatinya kerja belum selesai dan masih banyak mimpi yang perlu diraih,” ulas dia.
Mimpi Jadi Walikota
Mengutip Aristoteles yang menyebut “Harapan adalah mimpi dari seorang yang terjaga,” demikianlah cara Nanda Satria merawat mimpinya.
Memimpikan banyak hal telah membuat Nanda menjadi arif, seperti kata Aristoteles di atas, ia telah terjaga untuk menahkodai kepentingan pemuda Sumbar.
Di sela proses mewujudkan mimpi kepemudan, bagi dia tidak ada salahnya memimpikan hal yang lebih besar lagi.
“Sebab pencapaian yang tinggi tentu lahirnya dari sebuah mimpi dan proses yang lebih besar pula,” sebut Nanda.
“Sekarang, ada mimpi baru yang perlu dilangitkan: Menjadi Walikota. Tak ada salahnya toh mimpi jadi Walikota?,” imbuhnya berkelakar.
Kendati demikian, kelakar soal mimpinya itu adalah sebuah target pencapaian yang masuk akal, sangat rasional.
Sebab, menjadi Ketua KNPI Sumbar telah mengajarkannya banyak hal, memberikannya insight segar perihal pembangunan, politik, gerakan sosial dan ekonomi.
“Sekarang biarkan saya terjaga demi mewujudkan mimpi itu. Siapa tahu nanti lahir superteam-superteam baru yang bisa membawa Padang jadi lebih hebat dan lebih segar,” pungkasnya.(*)