PADANG, KLIKPOSITIF – Transformasi digital inklusif yang terus didorong dan digencarkan oleh pemerintah menjadi satu hal yang sangat berdampak positif bagi Indonesia. Dampak itu tentu juga bisa dilihat langsung tahun ini yang bertepatan dengan pelaksanaan G20.
Khusus bagi media televisi, ini suatu tantangan dan juga peluang yang bisa dimanfaatkan di satu waktu.
Tantangannya menggaet pemirsa atau penonton untuk “menetap” di televisi mereka saat menonton suatu program. Sedangkan peluangnya memberikan ruang kreasi tanpa batas dalam menghasilkan konten-konten yang bermanfaat dan bagus bagi masyarakat.
Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pusat, Yuliandre Darwis mengatakan, transformasi yang didorong oleh pemerintah ini akan memberikan makna sama rasa sama rata.
“Artinya akan ada persamaan kualitas siaran yang dirasakan oleh masyarakat, baik masyarakat di desa atau di kota,” katanya saat dihubungi di Padang, Jumat 21 Oktober 2022.
Ia mengatakan, selama ini yang dirasakan masyarakat ada perbedaan kualitas siaran yang diterima. “Sehingga langkah pemerintah dalam melakukan transformasi ini adalah langkah yang tepat,” paparnya.
Menurutnya, konten yang bagus dan berfaedah akan jadi pilihan bagi masyarakat kedepannya.
“Sehingga kreativitas dari rekan-rekan media sangat ditantang disini. Misalnya dengan menghadirkan siaran soal kearifan lokal, budaya, pendidikan, pariwisata dan lainnya,” terangnya.
Andre menjelaskan, dengan adanya transformasi digital yang inklusif ini, akan menghadirkan beragam program yang tentunya sangat berfaedah bagi masyarakat.
“Sehingga secara tidak langsung, edukasi itu bisa sampai ke masyarakat dengan baik tanpa mengabaikan konten yang baik dan bermanfaat,” tuturnya.
Ia berharap, dengan adanya transformasi digital ini, kebudayaan dan kearifan lokal bisa digali dan disuguhkan kepada masyarakat dengan baik.
“Sehingga kekayaan budaya kita yang luar biasa ini bisa tersampaikan dengan baik,” harapnya.
Senada dengan itu, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Barat, Dasrul mengatakan, untuk wilayah Sumbar sendiri, transformasi digital yang inklusif ini sudah berjalan sejak awal tahun 2022.
“Kita terus berkoordinasi dengan semua pihak, baik pemerintah maupun pihak penyiaran bersama-sama menyukseskan hal ini yang di targetkan harus tuntas di awal November mendatang,” paparnya.
Selain itu, terkait konten kedepannya juga akan lebih bewarna.
“Banyak hal yang bisa kita sajikan ke masyarakat dalam transformasi digital ini, seperti kebudayaan, pariwisata dan konten lokal lainnya yang bisa disajikan dengan lebih berkelas, sehingga ini akan memberikan warna baru nantinya,” paparnya.
Dasrul menyebut, pihaknya di KPID akan terus memantau konten-konten tersebut sesuai dengan tupoksinya.
“Tugas terus kita jalankan dalam memantau konten-konten penyiaran. Dan dalam transformasi ini kita mengikuti apa-apa yang sudah di atur oleh pemerintah dan KPID menyokong hal itu,” terangnya.