KLIKPOSITIF – Universitas Fort de Kock (UFDK) Bukittinggi kembali mengharumkan nama Bukittinggi dan Sumbar pada umumnya.
Ini berkat capaian Program Studi (Prodi) S1 Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, yang memperoleh Akreditasi Unggul dari LAM PT-Kes (Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan) Indonesia.
Hasil itu diketahui berdasarkan Keputusan LAM PT-Kes nomor 0660/LAM PT-Kes/Akr/Sar/IX/2024, serta nomor 0661/LAM PT-Kes/Akr/Sar/IX/2024.
Akreditasi Unggul merupakan peringkat akreditasi tertinggi yang diperoleh perguruan tinggi atau program studi yang memenuhi kriteria akreditasi.
Untuk saat ini, baru Prodi S1 Keperawatan UFDK yang berhasil meraih akreditasi Unggul di antara prodi yang sama di wilayah Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) 10, yang mencakup wilayah Sumbar dan Jambi.
Rektor UFDK Bukittinggi Evi Hasnita menyebut, capaian ini merupakan suatu surprise atau kejutan.
“Kami sudah menyiapkan perjuangan yang sangat luar biasa untuk kita bisa memetakan peningkatan akreditasi ini,” ujar Rektor Evi Hasnita.
Menurut rektor, untuk mencapai akreditasi Unggul ini ada beberapa standar atau kriteria yang harus terpenuhi.
“Butuh proses, komitmen yang kuat, serta team work yang kuat,” jelasnya.
Rektor juga menyebut peran yayasan yang sangat support terhadap kemajuan kampus.
Terutama perlengkapan berbagai fasilitas, baik untuk fasilitas sumber daya manusianya, maupun fasilitas penunjangnya.
Rektor melanjutkan, saat ini, UFDK Bukittinggi telah memiliki 12 doktor, dan 12 lagi sedang melanjutkan pendidikan S3.
Selain itu UFDK Bukittinggi juga telah banyak bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi lainnya, baik di dalam maupun luar negeri.
Mulai kerja sama dengan perguruan tinggi di Malaysia, Thailand, Canada hingga Australia.
Sementara itu, Kepala Prodi Keperawatan, Ratna Dewi menambahkan bahwa mahasiswa keperawatan juga mempelajari bahasa asing.
Ini sangat berguna nantinya ketika sudah tamat dan ingin mencari pekerjaan di luar negeri.
“Saat ini ada dua bahasa yang mahasiswa pelajari, yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang,” ujar Ratna Dewi.