AGAM, KLIKPOSITIF — Sebelum turun berburu babi, ternyata ada pelatihan anjing pemburu agar mampu menangkap babi di hutan.
Tepatnya di Jorong Baso, Nagari Tabek Panjang, Kecamatan Baso, Agam-Sumbar, berdiri “Sekolah” anjing pemburu.
Mungkin ini satu-satunya di Sumatera Barat sejak tahun 2004 silam. Penggagasnya adalah Armen, salah seorang masyarakat setempat.
Dalam pelatihan milik Armen, pesertanya mesti anjing-anjing pemula yang belum terlatih mengejar babi.
“Kalau anjing yang sudah mahir, tak ada yang ikut,’’ ucapnya kepada KLIKPOSITIF, Jum’at 17 Februari 2017.
Dalam latihan ini, setiap orang yang ingin anjingnya ikut serta, harus membayar 10 ribu Rupiah untuk satu putaran.
Untuk satu kali putaran itu, biasanya ada hingga 10 ekor anjing.
Dalam proses pelatihannya, Babi dalam kandang dilepaskan di sebuah lapangan terbuka di pinggir sawah.
Ada kawat sebagai pembatas antara penonton dengan peserta.
Sesaat sebelum babi itu dilepaskan, pemilik anjing berdiri di samping kandang.
Saat kandang babi dibuka, pemilik anjing harus melepaskan ikatan anjingnya.
Lepas dari lapangan terbuka yang berukuran kecil itu, mulailah balapan seru antara babi melawan anjing-anjing yang masih amatir.
Pemandangan pun tambah seru saat babi itu kadang-kadang tertangkap.
Anehnya, babi itu sama sekali tak membalas. Jika kena gigit, ia hanya meringis sambil melepaskan gigitan dan melanjutkan pelariannya.
Arena balap itu sendiri merupakan pematang sawah yang tersambung ke kebun dan berakhir dalam kandang babi.
Saat babi masuk kandang, pintu pun tertutup. Berakhirlah satu putaran.
“Sekitar 200 meterlah panjang treknya,’’ kata Armen.
Kendati berada di lokasi terbuka dan sangat memungkinkan babi untuk kabur, nyatanya si babi tetap kembali ke kandang.
“Babinya kan sudah jinak dan terlatih,’’ sahut Armen singkat.
Untuk setiap putaran, Armen akan mengganti babi yang selesai balapan.
Ia punya tiga ekor babi, dua di antaranya babi berukuran dewasa, dan satunya lagi masih kecil.
“Saya tak menghitung berapa banyak babi yang mati selama pelatihan, kendati matinya bukan karena gigitan anjing,’’ jawabnya.
Namun Ia tidak membuka rahasia bagaimana ia bisa menjinakkan babi-babi itu.
Kendati dalam latihan balapan ini tak jarang babinya kena gigit, namun tidak terlihat luka serius di badan babi karena kebanyakan anjing ini masih dalam kategori amatir.
Pusat Pelatihan Anjing Selalu Ramai
Karena keunikannya, tak ayal, setiap latihan yang berlangsung Kamis dan Jum’at sore, ratusan orang berdatangan.
Mereka datang dari berbagai daerah di Sumatera Barat, guna melatih insting anjingnya.
Salah satunya Redo, warga asal Batu Sangkar ini, sudah dua kali mengikuti ajang ini.
“Seharusnya, dalam dua kali latihan, sudah bisa anjing saya di bawa ke hutan. Namun, anjing saya agak pandir sehingga ini yang ketiga kalinya,’’ dengusnya kesal di sela latihan yang bisa berlangsung selama 10 putaran tiap Kamis dan Jum’at itu.