PADANG, KLIKPOSITIF — Tuberkulosis (TB) paru masih menjadi masalah kesehatan global yang memerlukan perhatian serius. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2017, terdapat 1,3 juta kematian akibat TB paru, dengan 300.000 di antaranya terkait komplikasi TB dan HIV.
Selain itu, WHO juga mengatakan bahwa Indonesia menduduki posisi kedua dalam berkontribusi terhadap kasus TB di dunia setelah India, dengan tren peningkatan signifikan dalam satu dekade terakhir.
Saat ini, pengobatan TB paru dilakukan menggunakan kombinasi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang terdiri dari Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, dan Ethambutol. Meski efektif dalam mengendalikan infeksi, OAT juga membawa risiko efek samping.
Efek samping yang umum termasuk gangguan fungsi hati (hepatotoksisitas), gangguan saluran pencernaan, serta gangguan penglihatan akibat konsumsi Ethambutol. Namun, salah satu komplikasi serius dari penggunaan Ethambutol adalah neuritis optik, yaitu kerusakan pada daerah retina mata.
Menyadari pentingnya deteksi dini untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, Tim Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Projek Independen Universitas Andalas (Unand) menciptakan sebuah alat yang dapat mendeteksi tingkat keparahan ethambutol neurophaty secara otomatis yang dinamakan EONIFY.
Tim yang dipimpin oleh Aqmal Fajar Putra, mahasiswa S1-Teknik Elektro, bersama dua anggota lainnya, Egi Rahman dan Fhahrezy Thomas ini, bekerja di bawah bimbingan Prof. Dr. Eng Muhammad Ilhamdi Rusydi, S.T., M.T., seorang pakar di bidang teknologi medis.
Aqmal Fajar Putra mengatakan, EONIFY merupakan sebuah alat yang dirancang untuk mendeteksi neuropati optik akibat penggunaan Ethambutol secara otomatis dan cepat. EONIFY menggabungkan teknologi kecerdasan buatan berbasis Convolutional Neural Network (CNN) dengan sistem Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan akurasi diagnosis.
Alat EONIFY dilengkapi dengan kamera khusus yang dapat mengambil gambar fundus (bagian dalam retina) melalui teknik oftalmoskopi tidak langsung, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh dokter mata. Untuk meningkatkan ketajaman gambar, kamera dilengkapi lensa kondensasi berkekuatan 20 Dioptri.
“Gambar fundus yang diperoleh diproses menggunakan algoritma berbasis Convolutional Neural Network (CNN), sebuah metode kecerdasan buatan yang mampu mendeteksi pola visual dan menentukan tingkat keparahan neuropati optik secara otomatis,” kata Ketua Tim Pengembang EONIFY, Aqmal Fajar Putra, kepada klikpositif, Senin (6/1/2025).
Hasil diagnosis dari alat ini, katanya melanjutkan, dapat diperoleh hanya dalam 5 hingga 10 detik dengan tingkat akurasi mencapai 90,9%. Menariknya, keunggulan utama EONIFY terletak pada kemudahan penggunaannya, ditambah lagi alat ini dirancang agar dapat digunakan oleh tenaga kesehatan nonspesialis, seperti petugas kesehatan di fasilitas pelayanan primer.
“Tidak hanya itu, hasil deteksi alat ini ditampilkan dalam format sederhana yang mudah dipahami oleh tenaga medis, sehingga proses pengambilan keputusan medis dapat dilakukan dengan cepat dan tepat,” ujarnya.
Aqmal menambahkan bahwa deteksi dini sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut pada pasien TB. “Oleh kerena itu, melalui alat ini kami berharap risiko komplikasi serius seperti kebutaan akibat neuritis optik dapat ditekan, sehingga kualitas hidup pasien meningkat,” ujarnya.
Inovasi EONIFY ini, sebutnya, merupakan bagian dari komitmen Unand untuk mendukung penanganan kasus TB paru di Indonesia. Alat ini tidak hanya membantu meningkatkan layanan kesehatan primer, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan lebih lanjut di bidang teknologi medis berbasis kecerdasan buatan dan IoT.
Selain itu, EONIFY juga dirancang untuk mengatasi tantangan layanan kesehatan di daerah terpencil yang sulit mengakses fasilitas kesehatan spesialis. Dengan EONIFY, pemeriksaan retina dapat dilakukan dengan cepat tanpa perlu mengirim pasien ke rumah sakit rujukan yang lebih besar.
“Kami terus melakukan uji coba dan evaluasi agar EONIFY dapat digunakan secara luas dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” pungkas Aqmal yang belum lama ini, turut terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa introduksi teknologi pengolahan air bersih dan pemasangan panel surya di pedalaman Mentawai melalui kerjasama Unand dengan UPZ Baznas Semen Padang.(*)