PADANG, KLIKPOSITIF – Bekerja dengan menjadikan agama sebagai sandaran dalam hidup adalah prinsip kuat yang dipegang oleh Direktur Keuangan PT Semen Padang, Tubagus Muhammad Dharury. Pria kelahiran Surabaya 1967 ini memulangkan semua pekerjaannya kepada Allah SWT.
“Setelah bekerja selama 30 tahun di berbagai organisasi, saya selalu berpegang pada prinsip yang disebutkan Allah SWT dalam Surat At-Taubah: 35. Dalam ayat itu disebutkan kalau bekerja karena Allah SWT karena semua yang kita kerjakan harus berpulang kepada Allah SWT,” katanya dalam acara Leader Talk di Radio Classy FM, Sabtu, 21 Agustus 2021.
Ia mengatakan, etos kerja yang dikaitkan dengan integritas maka akan menghasilkan bagaimana kita berbuat dengan baik dan terpuji. “Baik dilihat atau tidak dilihat, namun itu penting dilakukan didunia bersama dengan makhluk Allah SWT lainnya. Karena kita bekerja bukan sendiri, namun memperhatikan keseimbangan Allah SWT, seperti bagaimana kita kepada kolega, bagaimana kita merawat kendaraan kita atau tanaman bagaimana merawatnya. Itulah bagaimana kita melaksanakan etos kerja dan integritas kita. Karena pada dasarnya pekerjaan kita ada yang mengawasi,” tuturnya.
Bagi Tubagus sendiri, melanglang buana selama 30 tahun berkarir, tentunya membuat ia berkenalan dengan berbagai pihak. Lalu bagaimana ia menyikapi hal itu? “Kita melihat dari masalah geografis yang berbeda dan berkaitan dengan pola ketahanan kenegaraannya, namun bagimana dari visi misi dari perorangan itu bekerja. Hal ini seiring dengan visi misi negara, bagaimana kelangsungan itu difasilitasi oleh negara. Saya melihat indonesia masih kalah dalam etos kerja di banding negara lainnya di Asean, namun sumber daya alam kita unggul. Kita masih kalah dalam pengelolaannya,” jelasnya.
Menurutnya, visi dan misi harus sejalan atau beriringan dalam menjalankan suatu roda atau perusahaan. “Penyebab produktivitas Indonesia nomor lima di Asean, diantaranya sense of belonging yang harus kita miliki, sehingga tak menuntut hak saja, namun juga menjalankan kewajiban sesuai visi dan misi yang kita lakukan (pola pikir) karena reward itu sesuatu yang kita usahakan,” paparnya.
Alumni Universitas Airlangga ini mengatakan, asal dan latar belakang kita dalam bekerja boleh dari mana saja, namun yang menjadi catatan bahwa dunia berubah. “Dan orang yang kompetetif adalah orang yang beradaptasi dan berkolaborasi dengan orang lain. Bagaimana kita menyesuaikan dengan kebanggan-kebanggan kita itu dengan kolaborasi dengan tempat lain. Ini tentunya bisa mempercepat ekonomi di Sumatera dan Indonesia nantinya dalam beberapa tahun kedepan. Dengan mobilitas yang berjalan cepat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kedepan kita di Sumbar dan Indonesia bisa mengglobal dengan beradaptasi dengan perubahan,” paparnya.
Bagi Tubagus, etos kerja dan integritas berkaitan, sehingga bekerja dengan beretika yang terpuji bisa dilakukan saat dilihat dan tidak dilihat sehingga jadi kebiasaann sehari-hari dalam bekerja. “Bukan hanya di suatu usaha, namun bagaimana menyeimbangkan segala yang ada di dunia sebagai khalifah dan bisa merasakan bersama, sehingga semuanya bergantung pada diri sendiri untuk kemaslahatan umat,” tuturnya.
AKHLAK
Nilai AKHLAK yang dicanangkan oleh Kementerian BUMN pada Juli 2020 berawal karena ada ketidaksamaan visi dan misi diantara sesama BUMN. Dengan ketidakberagaman, setiap yang pindah tugas maka melakukan penyesuaian, sehingga ini tidak bisa dilakukan berkesinambungan.
“Nah, saat bekerja di BUMN harus memegang amanah dan harus kompeten, bisa harmonis dengan yang lain dengan kepedulian terhadap lingkungan, keberagaman dan komitmen yang harus dilakukan untuk membuat BUMN yang mengglobal dengan adaptif sehingga kolaboratif itu terlaksana dengan baik. Maka AKHLAK sangat cocok dengan hal itu,” jelasnya.
Pimpinan bukan hanya leader terorganisasi, namun juga panutan bagi masyarakat, jika ia menciderai, maka akan menimbulkan rasa sakit kepercayaan, sehinggga menimbulkan demotivasi bagi masyarakat. “Membangun kepercayaan dengan membangun dari diri sendiri dulu, dan ketika dipilih jadi pemimpin, maka jadi role model bagi masyarakat, sehingga berhati-hati, jadi tak berprilaku saat bekerja namun juga diluar itu. Jangan meminta orang melakukan sesuatu ketika kita tak melakukannya,” jelasnya.
Menurut Tubagus, memantaskan diri dengan mengingatkan pada diri sendiri “kamu bukan untuk dipuji, namun kamu adalah khalifah yang semua pekerjaan kamu harus dipertanggungjawabkan”. “Dan orang yang kamu pimpin harus berbuat kebaikan. Kalaupun kita pasrah atau bergurau kepada seseorang maka saya berpikir apakah ini ridha Allah SWT atau tidak. Kita bekerja karena Allah SWT dan jika bekerja karena amanah Allah SWT,” paparnya.
Peran leader dalam mencipatkan etos kerja yang baik dan berintegritas, yakni mengharapkan ridha Allah SWT dan menjadi role model ketika ditetapkan sebagai pemimpin untuk menjadi panutan karena perilaku Anda dilihat orang lain.
Cara bekerja dengan produktivitas dan efektivitas, kuncinya memberikan kepercayaan kepada mereka (tim) dan banyak belajar kepada anak-anak milenial. “Cara mempercayai dengan memberikan motivasi “kamu bisa” dengan memberikan amanah secara bertahap, apa yang dilihat jika dia mampu maka diberikan sedikit demi sedikit amanah sehingga mereka berkembang,” tuturnya.
Mengarahkan mental mereka bekerja dengan mental dan pengalamannya serta dibimbing dengan memperkaya khazanah mereka. “Saya percaya bahwa tim saya melanjutkan pejuangan yang saya lakukan karena saya tidak selamanya disana, misalnya menyiapkan pengalaman mereka dan dia dalam meletakkan dasar etos kerja dan integritas itu sehingga mereka bisa berkembang,” tuturnya.
Tubagus berpesan jika dapat leader yang tidak sejalan, maka lakukan tugas sesuai amanah dan sebaik-baiknya. “Jika ada yang tak sejalan, maka lakukan visi dan misimu dengan baik,” paparnya.
“Keberagaman itu lumrah karena berdasarkan pengalaman hidup, sehingga mencetak tim berperilaku dan bersikap terhadap sesuatu yang ada di hadapan mereka. Percaya kepada Allah SWT bahwa memberi kekuatan dan menguji sesuai kekuatan. Rezeki, jodoh, maut sudah ditetapkan. Rezeki orang jika sudah ditetapkan tak akan diambil orang lain. Maka percaya pada prinsip hidup, maka kita akan lapang disaat suka dan duka, dan apa yang dilakukan orang kepada kita maka itu ketetapan Allah SWT,” jelasnya.
Bagi lelaki berdarah Minang ini, apapun pengalaman dan jadi pengalaman dihidup ini sudah ditentukan Allah SWT. “Dan kita menjalaninya dengan keihklasan dan bagaimana dalam hidup ini bertanggungjawab apa yang kita pimpin. Kita akan bahagia telah mencetak pemimpin masa depan yang telah diamanahkan oleh Allah SWT,” paparnya.