Solok Kota, Klikpositif – Bermimpilah setinggi langit, InsyaAllah cita-cita akan tercapai dengan usaha dan doa, jangan pernah patah semangat. Kata-kata itu menjadi motivasi yang senantiasa dipegang teguh oleh Finda Pratiwi, wanita asal Kota Solok Sumatra Barat yang dipanggil untuk jadi juri di PON Papua.
Sepintas, tidak ada yang berbeda dengan wanita yang kini bekerja di Dispora Kota Solok, Sumatra Barat itu. Namun, dibalik kesederhanaannya, Finda memiliki catatan prestasi yang patut diacungi jempol di bidang olahraga. Senam Sport Aerobik.
Kecintaannya terhadap dunia senam, telah mengantarkan ibu satu anak ini terbang ke sejumlah daerah untuk berbagai kejuaraan. Tidak saja menjadi atlet dan pelatih, bahkan kini dirinya sudah menjadi juri nasional cabang olahraga senam Sport Aerobik.
Perkenalan wanita kelahiran 1989 ini dengan senam bermula ketika dirinya masih duduk di bangku kelas II SMP N 2 Kota Solok. Senam menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler waktu itu. Sejak awal menggelutinya, senam seolah langsung mengakar dalam dirinya.
“Waktu itu masih kelas dua SMP, saat ikut kegiatan ekskul senam, dan ternyata sangat menarik. Pelatihnya waktu itu pak Aprilius tinggal dekat rumah, jadi sering latihan,” kenangnya saat diwawancarai Klikpositif, Kamis (23/9/2021) di Kantor Dispora Kota Solok.
Bakat dan kecintaan Finda akan olahraga senam, khususnya sport aerobik sudah tercium sejak awal oleh pelatihnya, belum lama berlatih, Finda bahkan sudah dipercaya untuk mewakili Kota Solok pada Pekan Olahraga Daerah (Porda) tahun 2004 di Kabupaten Solok.
Debut pertamanya di ajang Porprov memangbelum membuahkan hasil, akan tetapi, dirinya tidak patah arang, kegagalan dijadikan motivasi untuk terus mengasah diri. Dalam kurun dua tahun semenjak itu, Finda gigih berlatih.
Hasil tidak akan mengkhianati usaha, di Porda tahun 2006, Finda berhasil menggondol perak dari nomor Sport Aerobik. Medali pertamanya. Keringat dan kerja kerasnya seakan terbayar lunas. Kecintaannya pada dunia senam semakin melekat.
Prestasi yang berhasil diraih pada Porda tahun 2006 membawa Finda untuk naik kelas. Mewakili Sumbar pada pra Pekan Olahraga Nasional (PON) Palembang. Disini, alumni pendidikan Olahraga UNP itu berhasil meraih perunggu. Tiket menuju PON sudah ditangan.
Dari situ, wanita yang sudah menyelesaikan program S2 pendidikan olahraga di Universitas Negri Padang itu terus berlatih. Berlaga di ajang sekelas PON memang cukup berat, namun Finda berhasil finis di peringkat empat pada PON Kalimantan 2008. Prestasi yang cukup luar biasa.
Kiprahnya di level nasional terus berlanjut, Finda kembali dipercaya mewakili Sumatra Barat pada Pra PON Jakarta tahun 2011. Keberuntungan belum berpihak padanya, dan finish lagi di peringkat empat.
Sepanjang karirnya sebagai atlit, Finda tak sempat mengecap manisnya medali emas di level provinsi, pada waktu itu, di Persani, atlet yang sudah berkiprah di nasional dilarang untuk berlaga di tingkat daerah. Amat disayangkan. Karir Finda sebagai atlet terhenti di ajang PON.
-Pensiun Dari Atlit, Pilih Jadi Juri dan Melatih Senam-
Kendati karirnya sebagai atlet sudah dikatakan mencapai puncaknya, tidak membuat Finda berpuas diri. Langkahnya di dunia senam tetap berlanjut, sejak 2011, dirinya aktif menjadi juri atau wasit di berbagai kejuaraan senam.
“Karena tidak boleh berlaga lagi di tingkat daerah, maka saya pilih untuk melanjutkan sebagai wasit atau juri senam, mulai dari O2SN hingga Pekan Olahraga daerah,” paparnya.
Menatap potensi sebagai juri, anak bungsu dari pasangan Listimar dan Syafran itu kemudian mengikuti tes sertifikasi juri nasional pada tahun 2016. Istri dari Surya Budi ini kemudian lulus sebagai juri nasional.
Dirinya jadi satu-satunya peserta dari Sumbar yang lulus sebagai juri senam cabang Sport Aerobik kala itu. Setahun kemudian, Finda dipercaya memimpin juri Pekan Olahraga Nasional (Popnas) Semarang.
“Juga pernah dipanggil untuk pra PON Jakarta, namun karena baru melahirkan, terpaksa tidak bisa ikut,” cetusnya.
Menorehkan prestasi hingga ajang nasional, tidak membuat wanita berkaca mata itu lupa daratan. Keinginannya untuk memajukan olahraga senam di Kota Solok mendorongnya untuk menjadi pelatih.
Sejak 2015, Finda aktif melatih bibit-bibit atlet senam Kota Solok. Bahkan, atlet binaan Finda bersama tim pelatih juga sudah kerap menyabet medali perunggu hingga emas di ajang Porprov Sumbar.
“Alhamdulillah, menjadi kebahagiaan tersendiri ketika ilmu yang kita peroleh ditularkan pada orang lain, dan berhasil. Tidak bisa dinilai dengan materi,” tutur wanita empat bersaudara itu.
-Dipanggil ke PON XX Papua-
Pertengahan September 2021 menjadi momen sangat berharga bagi Finda, dirinya tidak menyangka, diminta langsung oleh Pengurus Besar Persani untuk ambil bagian dalam PON Papua yang digelar Oktober 2021 mendatang.
Ibunda dari Puti Mahesa Jenna ini bakal menjadi juri di cabang Sport Aerobik. Rencananya, PON Cabang Senam akan dilaksanakan di Istora Lukas Enembe, Jayapura.
“Alhamdulillah, ini pengalaman perdana menjadi juri PON, dan kesempatan yang bagus untuk terus mengembangkan potensi diri,” terangnya.
Dijadwalkan, Finda berangkat 8 Oktober 2021 mendatang. Sesampai di Papua, juga diagendakan penyegaran juri atau wasit selama beberapa hari, baru menjalankan tugas mengawal pertandingan.
Dirinya berharap, prestasi Kota Solok dalam ajang olahraga bisa terus tumbuh. Tidak sedikit bibit atlit maupun pelatih potensial yang berpeluang besar dalam kancah olahraga nasional.
Pada ajang PON Papua, Enam atlet Kota Solok dipanggil membela Sumatra Barat, satu orang pelatih menukangi tim atletik Sumbar, sementara dua pelatih sentra olahraga terpadu Kota Solok dipanggil untuk menjadi juri.
“Sangat menggembirakan, masa depan olahraga Kota Solok memiliki harapan besar. Mudah-mudahan capaian ini mendapat dukungan dari pihak terkait dan menjadi motivasi untuk kebangkitan olahraga kita,” paparnya.
Mungkin, satu lagi yang menjadi harapan bagi Finda yakni soal pekerjaan. Mengabdi sebagai pegawai kontrak sejak 2016, tentu besar harapannya untuk bisa menjadi Aparatur Sipil Negara. Mudah-mudahan saja.
Orang-orang seperti Finda Pratiwi dan lainnya, memang sudah sepantasnya mendapatkan perhatian tersendiri bagi pemerintah daerah. Kendati tidak pernah diminta, kontribusinya untuk mengharumkan nama daerah sudah terpampang nyata.