PADANG, KLIKPOSITIF – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Barat mengadakan pelatihan SDM penyiar radio ” Menjadi Penyiar Kreatif di Era Digital” di salah satu hotel di Kota Padang, Rabu, 22 Oktober 2021.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan itu Dr. Elva Ronaning Roem, S. Sos. M.Si, Robert Cenedy, SP., SH.,MH dan Ardian ST, M.I.Kom. dengan moderator Lia Priyanka. Pelatihan ini juga dhadiri oleh lebih dari 50 penyiar radio di Sumatera Barat.
Ketua KPID Sumbar, Afriandi Sikumbang dalam sambutannya mengatakan, pelatihan ini merupakan salah satu amanat UU penyiaran yang mendorong KPID meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam penyiaran.
“Di era digital ini, SDM penyiar sangat dibutuhkan. Salah satunya kita harus menjadi kreatif dengan tidak melanggar UU penyiaran yang tetap berpedoman pada aturan soal radio dan lainnya.
Tantangannya pada lembaga penyiaran saat ini adalah kalah saingnya kita dengan kecepatan media sosial, seperti Instagram, Facebook, Twitter, dll,” katanya.
Ia mengatakan, isu di masyarakat lebih kencang di media sosial di banding lembaga resmi. Popularitas saat ini menurut Afriandi, berada pada media sosial yang semua informasi lebih cepat tersebar sebagai mainstream.
“Misal kasus pelecehan di KPI Pusat beberapa waktu lalu yang pertama kali viral di media sosial serta kasus Syaiful Jamil yang banyak mendapat petisi di media sosial, adalah bukti bagaimana kita sekarang di dunia penyiaran juga harus bisa memanfaatkan media sosial dengan baik. Tentunya dengan mengkonfimasi pemberitaan itu,” jelasnya.
Afriandi menuturkan, dunia penyiaran bisa kreatif di dunia penyiaran saat ini dengan mengintegrasikan penyiaran dengan memanfaatkan media sosial. “Ini karena follower atau pengikut lebih banyak di media sosial di banding frekuensi. Sehingga kita juga jangan sampai meninggalkan teknologi agar tak ditinggalkan masyarakat,” terangnya.
Sementara, itu Komisioner KPID Sumbar, Robert Cenedy mengatakan, tantangan penyiar Sumbar hari ini adalah SDM nya. “Apalagi di masa pandemi ini, tidak bisa dipungkiri ada beberapa penyiar baru yang tak bisa di training secara baik sebelum layak siar, sehingga ada beberapa kesalahan yang dibuat dalam melakukan siaran. Ini akan menjadi fokus kita juga dalam pelatihan kali ini,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang pemateri Dr. Elva Ronaning Roem, S. Sos. M.Si mengatakan, brand radio itu adalah penyiar. “Penyiar yang baik dan kreatif di radio adalah brand itu sendiri. Karena pendengar akan mudah menilai radio itu baik atau tidak dari penyiarnya yang baik,” jelasnya.
Dosen Universitas Andalas ini mengatakan, modal dari penyiar sendiri yakni announcing skill, jurnalistik skill, operating skill, dan musical touch. “Empat skill ini harus dimiliki oleh penyiar sehingga siaran radio menjadi enak di dengar,” jelasnya.
Pelatihan ini dilaksanakan selama satu hari yang dimulai dari pukul 09.00 s/d 16.00 Wib. Dalam pelatihan itu juga diadakan MoU dengan Balai Kesehatan Indera Masyarakat Provinsi Sumatera Barat.