KLIKPOSITIF – Perempuan lebih sering mengalami gangguan tidur dari pada perempuan. Sekitar 1 dari 4 wanita mengidapnya, dibandingkan dengan 1 dari 5 pria. Studi menunjukkan bahwa secara umum, wanita cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur, waktu tidurnya lebih singkat, dan merasa lebih lelah setelah bangun dibandingkan pria.
Wanita juga biasanya mengalami lebih dari satu gejala insomnia, seperti sulit tidur dan bangun terlalu pagi. Laki-laki, sebaliknya, cenderung hanya mengeluh pada satu hal.
Mengapa gangguan tidur ini lebih parah menyerang wanita dibandingkan pria? Para ahli mengatakan ini adalah kombinasi perbedaan hormon dan kondisi kesehatan yang lebih umum terjadi pada wanita.
1. Penyebab Hormonal
Kebanyakan wanita membutuhkan setidaknya 7 jam tidur di malam hari agar bisa beristirahat. Namun masalah terkait hormon tertentu dapat menjadi penghalang, seperti: Haid Anda.
Masalah tidur paling umum terjadi pada hari-hari menjelang menstruasi. Inilah saat kadar progesteron menurun dan gejala sindrom pramenstruasi (PMS) muncul.
Anda bahkan lebih mungkin mengalami kesulitan tidur jika Anda menderita gangguan disforik pramenstruasi (PMDD), suatu jenis PMS yang lebih parah.
Yang bisa Anda lakukan: Pastikan Anda berolahraga di hari-hari sebelum menstruasi, agar Anda merasa lebih lelah menjelang tidur.
Prioritaskan rutinitas bersantai Anda pada malam-malam tersebut, sehingga tubuh Anda mendapat pesan bahwa sudah waktunya untuk tidur.
2. Kehamilan
Hormon Anda terus berubah selama trimester pertama kehamilan. Anda mungkin sebenarnya lebih mengantuk — dan bahkan lebih banyak tidur — dari biasanya saat ini.
Pada trimester ketiga, kadar estrogen dan progesteron Anda mereda saat ketidaknyamanan fisik Anda mencapai titik tertinggi.
Ketidaknyamanan inilah yang bisa membuat Anda terjaga di malam hari. Anda mungkin harus lebih sering buang air kecil; memiliki kaki gelisah; atau hanya merasa terlalu tidak nyaman untuk tidur nyenyak.
Yang dapat Anda lakukan: Anda tidak dapat mengontrol hormon selama kehamilan, jadi Anda mungkin harus menunggu saja. Tapi Anda bisa mencoba bantal kehamilan untuk membantu menopang perut Anda. Anda juga dapat mencoba tidur dengan posisi kepala lebih tinggi jika Anda mengalami dengkuran atau refluks.
3. Menopause
Dilansir dari laman webmd, kebanyakan wanita mengalami menopause, ketika mereka berhenti menstruasi, pada awal usia 50-an. Perimenopause adalah saat tubuh Anda memulai transisi menuju menopause.
Anda dapat memulainya sejak usia 30-an, namun lebih sering terjadi pada usia 40-an. Perimenopause dan menopause melibatkan perubahan besar dalam estrogen dan progesteron. Perubahan hormon ini menyebabkan keringat malam dan rasa panas yang membuat Anda terjaga.
Yang dapat Anda lakukan: Dokter Anda mungkin merekomendasikan terapi penggantian hormon untuk membantu meringankan gejala Anda. Anda juga dapat mencoba meningkatkan asupan kedelai Anda. Kedelai meniru estrogen.
Anda bisa mendapatkan kedelai dari edamame (kedelai) atau produk susu berbahan dasar kedelai seperti susu dan yogurt. Hindari makanan pedas, yang bisa memicu hot flashes. Kenakan juga pakaian yang ringan dan menyerap keringat saat tidur.