Solok, Klikpositif – Nabila Permata Sari, Mahasiswi Al-Azhar Mesir asal Kabupaten Solok terus berjuang menggapai asa. Di tengah berbagai keterbatasan, gadis asal Nagari Surian, Kecamatan Pantai Cermin itu tetap semangat menempuh pendidikan.
Kesempatan untuk menimba ilmu di Universitas Al-Azhar, tak disia-siakan Nabila. Dari nilai akdemisnya, Nabila termasuk mahasiswa dengan nilai yang baik.
Tidak hanya unggul secara akademis, Nabila juga dekat dengan Al-Quran. Hanya dalam waktu 5 semester, Nabila mampu menyelesaikan hafalannya menjadi 30 juz Al-Qur’an. Sebelum berangkat, hafalannya baru 10 juz.
“Alhamdulillah, hafalan Nabila sudah 30 juz dan sudah wisuda hafiz di Al-Azhar,” kata ibunya, Hendra Nova kepada Klikpositif, MInggu (30/10/2022).
Prestasi Nabila seolah menjadi pelipur lara bagi Hendra Nova. Berpisah dengan anak yang nun jauh menimba ilmu di negri orang terkadang memang membuatnya gusar. Terlebih, Nabila juga sempat sakit.
Beberapa waktu ini, Nabila menderita sakit seperti cacar air. Penyakit tersebut muncul setelah beberapa waktu usai vaksin. gadis kelahiran 2002 itu bahkan sempat tak masuk kuliah selama satu bulan karena sakit.
“Sekarang sudah mulai pulih, Nabila sudah kembali masuk kuliah. Kadang-kadang juga kambuh. Untuk pengobatan kemarin ini terpaksa pakai uang yang saya kirim untuk biaya hidup Nabila di sana,” terangnya.
Kegigihan anaknya untuk menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar menjadi motivasi bagi Hendra Nova. Berbagai usaha dilakoni agar bisa memenuhi kebutuhan sang anak di negri orang.
Di sisi lain, Hendra Nova yang menjadi tulang punggung keluarga juga harus menafkahi dua orang saudara Nabila. Terkadang, Ia kesulitan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sembari harus mengirim uang untuk biaya hidup Nabila setiap bulannya.
Demi anak, apapun akan dilakukan orang tua. Begitu benar ketulusan hati seorang ibu. Bahkan, meski letih mendera usai mengajar, Hendra Nova masih berjualan batagor demi mencarikan uang untuk kebutuhan Nabila dan dua saudaranya.
Berjualan Batagor sempat dilakoni Hendra Nova selama beberapa bulan lalu. Uang hasil berjualan sedikit membantu untuk memenuhi kebutuhannya dapur dan uang biaya hidup Nabila di Mesir.
Akan tetapi, sejak beberapa waktu belakangan, Ia tak bisa lagi berjualan batagor lantaran harus mengajar hingga sore hari. Sementara itu, kalau berharap dari gaji, hanya cukup untuk biaya kebutuhan rumah dan dua saudara Nabila serta membayar beberapa pinjaman.
“Mau gimana lagi, sudah dua bulan ini saya belum mengirim uang untuk kebutuhan hidup Nabila di Mesir. Memang ada bantuan beasiswa, tapi habis untuk kebutuhan lainnya, baru sekali dapat dan itupun terpakai untuk berobat,” kisah Hendra.
Di Al-Azhar, Nabila bebas dari uang kuliah, tapi Nabila tetap butuh uang biaya asrama, makan dan transportasi di Al-Azhar setiap bulannya. Karena kondisi ekonomi, Hendra kerap mengirim uang pas-pasan, bahkan sering kurang dari yang dibutuhkan.
“Memang saat ini saya sudah menjadi guru P3K, tapi hanya pas-pasan untuk biaya hidup dan kebutuhan saudara Nabila. Apalagi, juga ada pinjaman yang harus dibayar setiap bulannya,” tutur Hendra Nova mengisahkan kondisi ekonominya.
Hendra memang berharap, ada donatur atau dermawan yang mau membantu untuk meringankan biaya biaya kuliah Nabila di Mesir. Sebelumnya, Hendra juga pernah mendapat bantuan dari berbagai pihak untuk memberangkatkan Nabila pada tahun 2021 lalu, bahkan donasi terkumpul hampir Rp45 juta.
Sebagai orang tua, harapan Hendra Nova tak banyak, bagaimana Nabila bisa menyelesaikan pendidikan dengan baik. Nantinya kembali mengabdi untuk agama, bangsa dan masyarakat.
Semoga perjuangan fisabillah ibu dan anak asal Solok tersebut menggugah hati para dermawan. Untuk membantu perjuangan Nabila bisa menyalurkan donasi melalui rekening BRI, dengan nomor 7422 01 006287 53 8, atas nama Hendra Nova. Atau bisa menghubungi 0813 7415 4151 (Hendra Nova).