PADANG, KLIKPOSITIF – Dialah Drs. Alwis. Birokrat yang punya karir bersinar di Sumatera Barat (Sumbar). Memulai karir dari pegawai golongan rendah, pernah menjadi Kepala Desa (Kades) hingga pelaksana harian Gubernur Sumbar.
Jarang sekali ditemukan birokrat yang bersinar sepertinya. Dari Kades, kepala bagian, bidang, kepala dinas, kepala biro, hingga terpilih menjadi Sekretaris Daerah dan ditunjuk Menteri Dalam Negeri Mendagri Tito Karnavian menjadi Plh Gubernur Sumbar.
“Alhamdulillah, jadi Camat belum pernah. Dulu pernah diminta Pak Drs. Zuiyen Rais jadi Camat Bungus Teluk Kabung, tapi karena beberapa pertimbangan saya tidak menyanggupi,” ujarnya kepada KLIKPOSITIF, Senin, 15 Februari 2021.
Mungkin tidak banyak yang tahu tentang kehidupan Drs. Alwis yang baru saja ditunjuk menjadi pelaksana harian (Plh) Gubernur Sumatera Barat. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) ini punya perjalanan panjang dan keras dilakoninya sejak kecil hingga tamat di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) yang kini naik tingkat Institut.
Besar di lingkungan keluarga Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) tidak membuatnya manja. Anak kolong yang satu ini melakoni berbagai macam pekerjaan semasa sekolah.
Mulai dari penjual majalah hingga menjadi buruh angkat pelabuhan (Porter) di Bandara Tabing. Sejak SMP hingga menamatkan sekolah di SMA PGRI 1 Padang kehidupan keras dilalui. Namanya buruh. Tamparan boleh disebut sudah menjadi kudapan sehari-hari. Apalagi Alwis masih kanak-kanak, tubuhnya mungil dibandingkan buruh lain.
Hingga suatu hari, seorang komandan Provos AURI kasihan melihat perlakuan rekan-rekan padanya. Alwis diajak belajar tinju. Setelah belajar tinju itulah Alwis tidak lagi dibully. Jangan di-bully, dirinya bahkan tidak perlu lagi mengangkat barang. Boleh disebut dirinya mulai disegani di kalangan buruh.
“Dan akhir ibu mengetahui saya jadi petinju. Beliau melarang dan saya tidak lagi jadi petinju,” ujar Alwis.
Sampai akhirnya dalam rutinitas di bandara, dirinya membantu Direktur APDN, M Hasbi ketika hendak berangkat ke Jakarta. Saat itu, pihak bandara mengharuskan setiap penumpang buka koper. Namun direktur tidak dapat membuka koper karena kunci telah dibawa oleh istrinya. Dengan niat ikhlas akhirnya Alwis membantu.
Tak disangka pertolongan yang diberikan ketika belum menjadi mahasiswa di APDN tersebut ternyata tetap dikenang oleh direktur. Akhirnya Alwis masuk kampus dan menamatkan pendidikan pada 1985.
“Kemudian saya mengabdi dan sempat menjadi Kepala Desa Pantai Cermin, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sawahlunto- Sijunjung (sebelum mekar),” jelas anak dari pasangan suami- isteri Almarhum MK Djuki dan Hj. Nursila Seorang pensiunan Prajurit Komando Pasukan Gerak Cepat (KOPASGAT) TNI-AU (sekarang bernama PASKHAS).
Saat menjadi kepala desa Ia mendapat kesempatan melanjutkan Pendidikan sebagai Mahasiswa Tugas Belajar pada Institut Ilmu Pemerintahan di Jakarta dan tamat pada tahun 1990. Sekembali dari IIP, Alwis tidak kembali bertugas di Sawahlunto Sijunjung. Tetapi, ia ditarik untuk bertugas di Kantor Gubernur Sumbar di bagian protokoler. Tak tanggung-tanggung, di kantor gubernur Alwis menjabat Kasubag Pengadaan Barang pada Biro Umum Setdaprov Sumbar di bawah kepemimpinan Drs. Basril Taher.
Begitu Drs. Basril Taher dimutasi menjadi Kepala Biro Pembangunan Daerah (dulu Biro Bangda), Alwis pun ikut dibawa dengan jabatan sebagai Kasubag Evaluasi dan Pelaporan, Biro Pembangunan Daerah Setdaprov Sumbar.
Dari Biro ini, karir Alwis semakin menanjak. Bahkan dirinya juga ditunjuk menjadi Ajudan Gubernur Sumbar kala itu yang dijabat Drs. H. Hasan Basri Durin bersama Gamawan Fauzi yang menjadi Sespri gubernur.
Ketika Drs. H. Hasan Basri Durin menjadi Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional, dirinya pun ditarik untuk Menjadi Sespri (Sekretaris Pribadi Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional ) di Jakarta, hingga masa Kabinet di Presiden BJ. Habibie berakhir.
“Waktu habis masa jabatan Pak Hasan sebagai Menteri, saya ditawarkan untuk memilih apakah mau melanjutkan karir di Jakarta atau kembali ke daerah, lalu saya pilih untuk kembali ke daerah. Pulang ke Padang tahun 1999,” ujarnya.
Sekembali ke Padang, Alwis menapaki karir di Pemko Padang. Disana Alwis bertugas di Bappeda semasa kepemimpinan Drs. Zuiyen Rais, kemudian pada masa Walikota Fauzi Bahar, Alwis menjabat Kepala Bagian Umum.
Setelah pengabdian di Pemko Padang, pada tahun 2007 Alwis ditarik ke Pemprov Sumbar, di sana ia menduduki jabatan sebagai Perwakilan Sumbar di Jakarta. Kemudian, tahun 2008 Alwis kembali ke Padang. Kali ini ditarik menjadi Kepala Biro Umum Setdaprov Sumbar di bawah kepemimpinan Gamawan Fauzi dan Irwan Prayitno.
Kemudian setelah menjadi Kepala Biro Umum. Karir Alwis kembali menanjak, Alwis ditunjuk menjadi Kepala Organisasi Kepala Daerah (OPD) di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sumbar.
Meskipun, menjadi Kepala OPD namun karir Alwis terus menanjak. Bahkan, Alwis pun sempat menjadi Pj. Bupati Pesisir Selatan dan Pjs.Wali Kota Padang.
Mantan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit kagum dengan karir birokrat Alwis. Menurutnya jarang ditemui di Indonesia karir seperti Alwis. Hal itu disampaikannya saat saat serah terima tugas Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar, Jumat, 12 Februari 2021
“Beliau kebanggaan kita. Jarang ada seperti beliau di Indonesia ini. Alwis memang memulai dari bawah dan orangnya penyabar. Silakan dipakai BA 1 nya pak Alwis,” ungkap Nasrul Abit saat itu.
Sebelumnya, pada saat pelantikan Alwis sebagai Sekdaprov, Gubernur Sumbar Irwan pernah berpesan agar Alwis bisa menyesuaikan diri dengan jabatan baru dan tidak mudah terpancing emosi. Apalagi dengan latar belakang atlet tinjunya Alwis.
“Pak Alwis ini mantan altet tinju, jangan mudah terpancing dan tersulut emosi kepada bawahan, nanti bisa kena tinju bawahan,” selorohnya. Namun, Gubernur optimis dari latar belakang Pamong, Alwis bisa memimpin pegawai dengan baik. (*)