KLIKPOSITIF – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menjelaskan, penyebab tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) antara lain masih adanya norma gender yang patriarki.
Faktor ini membuat perempuan tidak memiliki kekuatan membuat keputusan yang berhubungan dengan reproduksi mereka sendiri, termasuk terkait kehamilan dan persalinan.
“Kurangnya dukungan suami atau keluarga pada kesehatan ibu masih terjadi terutama di wilayah-wilayah terpencil,” jelas Menteri Bintang.
Faktor lain seperti pendarahan di tengah macet jalan yang rusak, kemiskinan, kurangnya pengetahuan kebutuhan dasar ibu hamil.
Kemudian kurang pengetahuan pentingnya pemeriksaan rutin selama kehamilan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) selama kehamilan
Itu juga menjadi penyebab kehamilan yang kurang baik dan beresiko besar terjadinya ibu hamil meninggal.
“Satu hal lagi, perkawinan anak juga menjadi faktor penyebab” ujarnya.
Dampak perkawinan anak bagi perempuan tidak sederhana karena rentan menimbulkan persoalan kesehatan reproduksi yang belum siap hingga resiko kematian.
Dalam rangka penurunan AKI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) terlibat dalam program Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan Suami SIAGA (Siap Antar Jaga).
Selain itu juga terlibat dalam Kampanye global HeforShe, yaitu peningkatan keterlibatan laki-laki dalam mendampingi.
Memberdayakan serta bersama-sama secara setara dengan perempuan menurunkan AKI tersebut.
Untuk mendukung hal tersebut Kemen PPPA pada tahun 2018 telah menyusun Pedoman Peningkatan Peran Laki-laki dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu dengan Pendekatan HeforShe.