Dr. Hardinalis Kobal, Legislator Sumbar yang Konsisten Perhatikan Pegiat Seni Budaya Solok

Anggota DPRD Sumbar, Dr. Hardinalis Kobal bersama pelaku seni Indang yang ada di Kabupaten Solok.(Klikpositif)

iklan hayati

Kota Solok, Klikpositif – Keberadaan pelaku seni dan budaya di Kabupaten Solok menjadi perhatian serius bagi anggota DPRD Sumbar, Dr. Hardinalis Kobal. Berbagai program diluncurkan dalam rangka pembinaan dan pengembangan kelompok-kelompok seni budaya.

Sejak tahun 2023, Mantan ketua DPRD Kabupaten Solok itu sudah turun ke kelompok-kelompok seni budaya. Mulai dari group randai hingga indang, dua seni tradisi yang sudah sangat jarang ditampilkan di tengah-tengah masyarakat.

“Di tahun 2023, kami bersama Dinas Kebudayaan Sumbar sudah turun langsung meninjau 16 kelompok randai, 5 kelompok Indang dan juga panggung pidato adat,” kata Kobal saat Bimbingan Teknis peningkatan dan pengembangan kelompok seni, Senin (20/5/2024) di Hotel Taufina.

Ketika turun ke kelompok-kelompok seni budaya Kabupaten Solok, banyak keluhan-keluhan yang menjadi buah bibir kelompok seni tradisi. Tidak hanya soal minimnya perhatian melalui iven, namun juga terkendala kurangnya fasilitas.

“Ada kelompok randai yang kami temui hanya menggunakan karung plastik yang dilobangi untuk latihan randai, karena tidak punya seragam. Kondisi ini membuka mata kami, seperti apa kondisi seni budayanya di Kabupaten Solok,” kata Kobal.

Di sisi lain, kata Kobal, sejatinya pegiat seni tradisi merupakan pejuang, yang tanpa digaji rela menghabiskan waktu dan tenaga untuk melestarikan kekayaan seni daerah. Tanpa peran pegiat seni tradisi, maka seni budaya di Minangkabau akan tenggelam dan menjadi asing di masa mendatang.

Dari kondisi itu, Kobal kemudian menjadikan peningkatan kapasitas kelompok seni sebagai salah satu program prioritas dalam pengusulan pokok-pokok pikiran. Selain bantuan hibah untuk seragam dan alat seni, ia juga memberikan bimtek agar pegiat seni tradisi tetap semangat melestarikan seni budaya.

“Alhamdulillah, kami konsisten untuk mendukung pelestarian seni tradisi daerah, karena banyak manfaatnya. Selain itu, seni tradisi juga bisa menjadi wadah dalam mengarahkan generasi muda untuk hal-hal positif di tengah gencarnya seni dan budaya dari luar,” paparnya.

Setelah turun langsung ke kelompok-kelompok, melakukan pembinaan, Kobal berharap, bisa melahirkan iven seni budaya yang bisa mengakomodir pegiat seni sehingga punya ruang untuk menampilkan, sekaligus mengenalkan kembali seni tradisi daerah kepada generasi muda.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Zulfrinal Arifin mengatakan, Indang merupakan salah satu seni yang hidup dan berkembang di Minangkabau. Berkesenian menjadikan kehidupan masyarakat semakin indah dan dinamis.

“Dinas Kebudayaan Sumbar berupaya melakukan pelestarian seni dan budaya yang ada di masyarakat. Dan tidak lepas juga dari dukungan anggota DPRD Sumbar melalui pokirnya, seperti yang dilakukan Dr. Hardinalis Kobal,” katanya.

Menurutnya, pelestarian seni budaya daerah menjadi salah satu penghalang generasi muda dari pengaruh budaya luar yang masif. Selain itu juga menjadi salah satu pencegah berbagai bentuk penyakit masyarakat.

“Seperti kita lihat, hari ini peredaran gelap narkoba kian mengkhawatirkan, hal ini tidak lepas dari kurangnya kegiatan-kegiatan positif bagi generasi muda. Jika seni budaya sudah masif, maka secara otomatis akan menjadi benteng generasi muda terhadap pergaulan bebas dan lainnya,” tuturnya.

Dalam bimtek sehari itu, Dinas Kebudayaan Sumbar melibatkan Wakil Rektor III Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Dr. Susas Rita Loravianti sebagai narasumber. Dalam bimtek hari ke dua itu, diikuti oleh 100 peserta dari 5 group Indang yang ada di Kabupaten Solok.

Exit mobile version