PADANG, KLIKPOSITIF- Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto mengatakan keterlibatan mahasiswa KKN Unand sangat dibutuhkan dalam pengendalian dan penurunan angka stunting di Sumbar.
“Kita butuh orang yang akan membantu tim pendamping keluarga di nagari untuk memberikannya informasi, edukasi terkait penurunan angka stunting,” ungkap Bonivasius Prasetya Ichtiarto saat Talk Show Pencanangan Gerakan Percepatan Penurunan Angka Stunting di Sumbar melalui KKN Unand, Sabtu (3/6).
Talk Show dihadiri 200 Wali Nagari, dosen pembimbing lapangan, civitas akademika. Narasumber Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto, Guru Besar Universitas Andalas Prof Dr drย Masrul, MSc, SpGK, Uyung Gatot S. Dinata, MT selaku Ketua LPPM Univeristas Andalas
“Kita sudah berikan modul bagaimana pencegahan hingga penanganan stunting. Untuk pencegahan tentunya bagaimana kesiapan sebelum menikah, hamil, dan bagaimana merencanakan semuanya,” kata dia.
Sasaran lainnya bagaimana menurunkan angka stunting, terutama kaitannya dengan Baduta, ibu hamil, memperhatikan asupan nutrisi ibu dan anak, calon bayi agar anak terhindar dari stunting.
Mahasiswa bisa menyesuaikan sesuai disiplin ilmu masing-masing, mahasiswa KKN jurusan gizi misalnya bisa berperan dalam memberikan informasi dan edukasi pada masyarakat.
Begitu juga dengan yang lainnya, seperti lingkungan bisa diarahkan pada kesehatan lingkungan, sanitasi yang tentunya berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat.
“Di perguruan tinggi lainnya juga sudah banyak yang bergerak, ada yang namanya mahasiswa penting (peduli stunting), mereka sudah memikirkan bagaimana peran perguruan tinggi untuk menangani secara langsung stunting di desa. Bahkan sudah banyak dosen dan mahasiswa yang turun langsung ke lapangan,” jelasnya.
Dia berharap tahun 2024 semua pihak bisa fokus menurunkan angka stunting yang ada. Fokus pada 1000 hari pertama kehidupan, kemudian pasangan usia subur dan calon pengantin.
Uyung Gatot S. Dinata, MT selaku Ketua LPPM juga memberikan pemaparan, KKN merupakan suatu kegiatan intrakurikuler sebagai matakuliah wajib Universitas dengan bobot 4 sks, yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa di luar kampus.
KKN diarahkan untuk menjamin keterkaitan antara dunia akademik-teoritik dan dunia empirik-praktis. Dengan demikian akan terjadi interaksi sinergis, saling menerima dan memberi, saling asah, asih, dan asuh antara mahasiswa dan masyarakat.
KKN juga merupakan wahana penerapan serta pengembangan ilmu dan teknologibagi dosen sehingga dosen juga dituntut aktif melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bersama mahasiswa bimbingan KKN. 7.
Dikatakan juga, Unand merupakan perintis pelaksanaan KKN pertama di Indonesia sejak tahun 1971.8. Pada tahun 2023 ini sejalan dengan adanya program Kampus Merdeka, Unand menyelenggarakan kegiatan dengan paradigma baru dengan tagline KKN KU: ASYIK DAN KEREN!โ yang merupakan singkatan dari KKN Kampus Unand ASYIKSEMANGATNYA (Amanah, Simpati, Yakin, Ikhlas, dan Kompak), dan KERENPROGRAMNYA (Kreatif, Edukatif, Ramah lingkungan, Empati dan Nyaman/menyenangkan).
Selama 40 hari dengan menjadi bagian dari warga masyarakat dalam bentuk membantu pemerintahan nagari/desa melaksanakan program pembangunan keluarga dalam berbagai bidang seperti Pendidikan, ekonomi kreatif dan lainnya. Termasuk kegiatan membantu program stunting yang sudah menjadi program nasional.
“Mengedepankan prinsip kolaborasi dan kerjasama multidisiplin ilmu serta implementasi digitalisasi dan literasi menjadi fokus utama dalam melaksanakan kegiatan,” tutupnya.