PADANG, KLIKPOSITIF – Dalam rangka pelaksanaan Indian Ocean Wave Exercise (IOWave) 2016, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Padang melaksanakan uji coba simulasi bencana tsunami di Shelter Nurul Haq, Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Rabu, 7 September 2016.
Bertujuan menguji sistem Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS), BMKG bersama BNPB, BPBD, dan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Kota Padang dan Provinsi Sumatera Barat mengerahkan massa sebanyak 1200 orang untuk melakukan simulasi tsunami IOWave 2016.
“Uji coba ini juga dilakukan demi mengetahui sejauh mana pemahaman dan respons masyarakat terhadap bencana gempa dan tsunami, menguji rantai peringatan dini, dan menguji komunikasi daerah,” ujar Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
Tidak hanya fokus pada uji coba komunikasi antara BMKG dengan Pusdalops-PB Kota Padang dan Provinsi Sumbar, simulasi ini juga dilaksanakan untuk membuktikan keefektifan aktifasi sirine peringatan dini tsunami Kota Padang.
“Semua sirine yang kita punya terbukti berfungsi dengan baik. Tinggal kita menambah jarak jangkauannya. Rata-rata, sirine yang kita punya saat ini hanya bisa menjangkau dalam radius 2 km. Ke depan, kita sama-sama berharap, semoga sirine yang kita punya dapat mengkover Kota Padang secara keseluruhan,” ungkap Daryono.
Simulasi yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB ini menjalankan skenario pengerahan massa dari radius 500 meter sekitar Tempat Evakuasi Sementara (TES) Nurul Haq menuju Shelter Nurul Haq di Parupuk Tabing. Pergerakan yang dilakukan berupa evakuasi mandiri terarah. Warga diharuskan mengevakuasi dirinya sendiri menuju shelter dengan arahan dari petugas.
Jessica, salah seorang warga Parupuk Tabing, mengaku amat terbantu dengan adanya simulasi IOWave 2016 ini. “Saya dituntut dapa t merespon aktif setiap bencana yang diinformasikan. Sehingga, saya harus meningkatkan kewaspadaan, kesadaran, dan kemampuan cepat tanggap saya. Saya merasa mendapatkan banyak pengetahyan baru,” ucap wanita 24 tahun itu.
Selain warga sekitar, massa yang dikerahkan dalam simulasi berdurasi satu jam tersebut juga diundang dari sekolah-sekolah dan organisasi-organisasi siaga bencana Kota Padang. Di antaranya SDN 52 Parupuk Tabing , SMPN 13, SMA Pertiwi 1, SMK Taruna, SLB Karya, Pramuka Peduli Penanggulangan Bencana, Pemuda Panca Marga, Forum KSB, dan Kogami Kota Padang.
Hamzah Latief, salah seorang observer IOWave 2016, berharap simulasi yang mereka adakan bersama BMKG Kota Padang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh berbagai pihak.
“Kami ingin semua pihak dapat memanfaatkan latihan ini dengan baik. Masyarakat dapat menambah pengetahuan dan pemahamannya terhadap penanggulangan bencana, sedangkan pihak petugas dan relawan dapat melatih dan mengevaluasi diri. Baik dari segi standar operasional maupun fasilitas.
[Vendo Olvalanda S]