PADANG, KLIKPOSITIF- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar Pertemuan Penguatan Koordinasi Pendampingan Ibu Hamil dan Ibu Pasca Persalinan Upaya Penurunan Stunting di Sumbar.
Kepala BKKBN Sumbar Fatmawati menyampaikan BKKBN telah melakukan berbagai inovasi untuk menekan angka stunting dari hulu yang ditujukan kepada calon pengantin, PUS, Ibu Hamil, Ibu Pasca persalinan dan Balita, seperti adanya aplikasi Elsimil (Sistem Elektronik Siap Nikah dan Hamil).
Pada awal tahun lalu, juga sudah dibentuk 10.000 Tim Pendamping Keluarga, sebagai perpanjangan tangan BKKBN Provinsi Sumbar yang tersebar pada setiap nagari hingga jorong yang bertugas untuk membantu dalam pendampingan ibu hamil dan ibu pasca persalinan tersebut.
“Kami akan mendorong terbitnya regulasi yang menjadi payung pentingnya pengarusutamaan pendampingan ibu hamil dan ibu pasca persalinan ini. Dengan adanya Pergub,” kata Fatmawati, Kamis (4/5).
Fatmawati juga meminta dukungan dari Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat, para pihak pemangku kebijakan terkait, stakeholder, para akademisi, para komunitas, masyarakat, pihak swasta, praktisi, maupun media yang kita kenal dengan pendekatan Pentahelix untuk dapat bersinergi dan memberikan dukungan penuh.
Dukungan tersebut sebagai upaya untuk menurunkan angka stunting dan mewujudkan generasi emas pada tahun 2024 nantinya. Oleh karena itu, mohon kiranya dukungan dari berbagai pihak terhadap upaya ini.
Sejumlah pemateri dihadirkan dalam pertemuan ini. Di antaranya Ketua Bundo Kanduang Provinsi Sumbar, Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib dan Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (PD IBI) Sumbar, Hasna Wati serta Ketua Prodi S2 dan S3 Ilmu Lingkungan Universitas Negeri Padang, Prof. Dr. Eri Barlian.
Pertemuan juga dihadiri oleh OPD KB se-Sumbar dan stakeholder terkait ini dibuka Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumbar, Hansastri.
Pada sambutannya Sekda Sumbar, Hansastri menyambut baik pertemuan yang sangat penting tersebut, karena dalam rangka menguatkan serta memantapkan dan mempercepat keberhasilan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
Terutama dalam program Kesehatan Reproduksi (Kespro) sebagai bagian integral dari pembangunan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus sebagai upaya untuk menurunkan Angka Stunting di Indonesia, terkhususnya di Sumbar.
Hansastri mengatakan, pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat suatu daerah sangat berkepentingan dengan suksesnya program pengendalian penduduk dan pemberdayaan keluarga.
Jumlah penduduk yang besar dan laju pertumbuhan yang tinggi bila tidak diimbangi dengan kualitas hidup yang memadai maka kesejahteraan yang berkeadilan akan sulit dicapai.
“Untuk itulah saya memberi pesan kepada seluruh para pengelola program Bangga Kencana untuk lebih bekerja keras lagi. Pemperkuat gerakan bersama dan terpadu untuk turun ke tengah-tengah masyarakat, mengunjungi dan berdialog langsung dengan keluarga-keluarga dimanapun berada,” jelasnya.
Sebab, faktor pengetahuan dan pemahaman adalah faktor penentu dari penerimaan konsep keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera dan perubahan prilaku yang dapat menghindarkan resiko stunting.
Dikatakan juga, program promosi, sosialisasi dan diikuti dengan program edukasi yang terus menerus akan memberi keyakinan kepada kita bahwa kehidupan keluarga yang sehat dan sejahtera harus direncanakan secara baik, dimulai dari usia remaja, perencanaan berumah tangga, perencanaan 1000 hari pertama kehidupan.
Selanjutnya, pemberdayaan keluarga di bidang ekonomi, sampai kepada pembinaan usia lanjut. Kegiatan penyuluhan dan pencerahan kepada keluarga-keluarga muda dan keluarga yang belum beruntung secara ekonomis dilakukan dengan multi pendekatan agar tidak mudah menyerah, ini harus dilakukan dengan berulang-ulang.
“Gunakanlah sarana dan media promosi yang ada, media cetak, elektronik dan media social, internet dipandang efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat luas, disamping penyuluhan secara langsung,” tutup Sekda.