PADANG, KLIKPOSITIF- Dosen Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto mengajak para mahasiswa untuk meneladani dan menghidupkan jiwa kepemimpinan, kenegarawanan para pemimpin bangsa yang mayoritas berasal dari Ranah Minang.
Hasto menyebutkan, Sumatera Barat memegang rekor tertinggi untuk jumlah pahlawan nasional, kepemimpinan negarawan yang terbanyak.
Menurut Hasto, fakta tersebut bisa menginspirasi sekaligus menjadi pengingat bagi generasi muda, para mahasiswa agar merawat nilai-nilai kebangsaan dan sekaligus mempersiapkan masa depan menyambut Indonesia Emas tahun 2045.
Hasto juga menceritakan peristiwa usai Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955. Kepemimpinan Indonesia berhasil membangkitkan spirit solidaritas diantara bangsa Asia-Afrika. Artinya, bukan sekedar menjadi komitmen politik tingkat elite, namun hingga ke berbagai kalangan termasuk mahasiswa.
“Kami tantang Unand, mahasiswanya, senatnya, mengulang sejarah itu. Mengadakan konferensi Asia Afrika di Padang. Mahasiswa harus berani menunjukkan komitmen serta prestasinya dengan membangkitkan semangat itu kembali,” tutur Hasto saat menjadi pembicara Kuliah Umum dihadapan ratusan sivitas akademika berbagai kampus di Padang, Rabu (5/7) di Convention Hall Unand.
Pada KAA yang dipimpin Prof. DR. Emil Salim dengan menghadirkan 29 negara, para mahasiswa membahas isu penguasaan teknologi yang berkeadilan, green and blue economy, dan lain-lain.
Hasto juga menyebutkan teori geopolitik Soekarno yang mengajarkan pentingnya kemampuan intelektual dengan banyak membaca, pentingnya ide dan imajinasi kemajuan masa depan.
โKarena menjadi mahasiswa sekarang harus going global. Itu yang kita harapkan jika kita belajar dari teori geopolitik Soekarno,โ kata dia.
Pada kesempatan itu Rektor Unand Yuliandri menceritakan sejarah pendirian Unand yang diresmikan oleh Wakil Presiden Pertama RI Moh. Hatta.
โSosok Bung Hatta sebagai seorang nasionalis yang kemudian beliau menyampaikan bahwa sebelum saya mendirikan Unand, lebih dulu mendirikan Universitas Hasanuddin. Bung Hatta ini sosok nasionalisme di tokoh kita yang dwitunggal bersama Bung Karno,โ kata Prof.Yuliandri.
Prof. Yuliandri juga menjelaskan mengenai kontribusi Presiden Kelima RI Prof.Dr.(HC) Megawati Soekarno Putri untuk Unand. Diantaranya adalah memberikan bantuan penelitian, kepada dosen untuk penelitian bahan alam, dan sampai saat ini terus dikembangkan.
Selain itu, kontribusi Megawati yang meresmikan Pusat Kegiatan Mahasiswa Unand. Ketiga, memberikan bantuan Mobil Bus Kampus untuk mendukung transportasi bagi civitas akademika Unand.
UNAND juga mendapat kesempatan kerjasama penelitian dengan BRIN, untuk mendukung pusat studi serta riset bagi dosen Unand.
Rektor berharap ke depan kampus Unand dapat dijadikan sentra penelitian bagi pengembangan Wawasan Kebangsaan, terutama dalam mengembangkan berbagai konsep untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Sebab, wawasan kebangsaan ini memang harus dimulai dari kampus.
Kuliah umum turut dihadiri jajaran sivitas akademika Unand, para tokoh masyarakat, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Ketua DPD PDIP Sumbar Alex Indra Lukman, dan lain-lain.