LIMA PULUH KOTA, KLIKPOSITIF – Di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumbar, ada situs cagar budaya unik, namanya Batu Talempong.
Batu Talempong ini sendiri tercatat sebagai Situs Cagar Budaya tertanggal 22 Juni 2010 dengan SK penetapan No SK : PM.54/PW.007/MKP/2010.
Lokasinya berada di sekitar Balai Adat Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh.
Batu Talempong, merupakan batu alam peninggalan zaman megalithikum. Uniknya, jika ada yang menokok batu alam tersebut, maka akan keluar suara nyaring.
Suaranya mirip seperti suara talempong, alat musik khas Minangkabau. Oleh karena itu, batu tersebut diberi nama Batu Talempong.
Di lokasi tersebut, tidak hanya ada satu batu, melainkan ada enam batu yang berbentuk seperti empat persegi panjang.
Masing-masing batu memiliki ukuran dan berat berbeda-beda, ada yang kecil dan ada yang besar.
Meski ukurannya berbeda, namun suaranya sama-sama nyaring. Hanya saja, masing-masing batu memiliki nada yang berbeda.
Jika ingin mencobanya, bisa melakukannya sendiri atau dengan enam orang sekaligus. Jika menokok secara teratur sesuai nada, maka akan enak terdengar.
Konon kabarnya batu ini merupakan alat musik zaman purba, yang waktu itu berfungsi untuk menghibur. Namun ada juga yang menyebut batu itu sebagai alat pemuja.
Terlepas dari hal tersebut, Batu Talempong di Kabupaten Lima Puluh Kota ini sangat cocok bagi wisatawan yang hobi budaya dan sejarah.
Asal Usul Batu Talempong
Cerita rakyat munculnya Batu Talempong ini didapat secara turun temurun dari nenek moyang masyarakat Talang Anau.
Mereka meyakini jika cerita rakyat itu adalah suatu kebenaran yang terjadi pada masa lalu, sebelum tahun 1400 Masehi.
Konon, warga setempat bernama Syamsudin yang mengumpulkan enam Batu Talempong dan membawanya ke tempat sekarang ini.
Awal ceritanya, Syamsudin mimpi bertemu dengan seorang kakek bersorban dan berbaju putih serta berjanggut panjang yang juga berwarna putih.
Dalam mimpi tersebut, kakek misterius itu meminta Syamsudin untuk mencari sejumlah benda dalam hutan.
Menurutnya, benda itu nantinya yang akan memberi banyak manfaat bagi masyarakat banyak.
Kakek itu memberikan sinyal berupa sinar putih terhadap keberadaan lokasi benda tersebut.
Awalnya Syamsudin menganggap itu hanyalah sebuah mimpi yang tak ada arti.
Tapi karena mimpi itu terus berulang selama tiga malam berturut-turut, akhirnya Syamsudin mengikuti arahan kakek dalam mimpi itu.
Namun ketika Syamsudin mengikuti petunjuk mimpi itu, ia sama sekali tidak menemukan adanya benda yang bersinar.
Ia hanya menemui batu yang bentuknya biasa seperti batu lain. Namun karena batu itu berada persis sesuai arah sinar putih dalam mimpi, akhirnya batu ini dibawa ke perkampungan.
Setelah menemukan batu itu, Syamsudin sering bersemedi diantara Batu Talempong itu.
Tak ada yang tahu sampai kapan Syamsudin bersemedi. Konon, Syamsudin menghilang saat bersemedi di sekitar Batu Talempong tersebut.
Hingga saat ini warga setempat meyakini Syamsudin masih menunggu Batu Talempong, sehingga ada ritual sedikit sebelum menokok batu tersebut.