KLIKPOSITIF – Rentang usia 0-5 tahun merupakan golden age atau masa emas pada pertumbuhan anak. Pada durasi ini pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami peningkatan yang pesat.
Jika terdapat gangguan pertumbuhan maupun gangguan perkembangan di usia tersebut, dapat dideteksi dan ditangani lebih awal. Salah satu gangguan yang paling sering dihadapi di masa ini adalah penggunaan gadget pada anak yang berlebihan.
Usia dini adalah fase awal perkembangan anak yang akan menentukan perkembangan pada fase selanjutnya. Perkembangan anak pada fase awal terbagi menjadi 4 aspek kemampuan fungsional, yaitu: motorik (motorik kasar dan halus), penglihatan, berbicara dan bahasa, serta sosial emosi dan perilaku. Jika terjadi kekurangan pada salah satu aspek kemampuan tersebut, dapat mempengaruhi perkembangan aspek yang lain.Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada rentang usia ini. Pemberian gawai pada usia dini sebenarnya dapat mempengaruhi stimulus yang diterima oleh anak. Faktanya, 70% orangtua di Indonesia mengakui sudah memberikan gawai pada anak mereka mulai usia 6 bulan sampai 4 tahun.
Hal ini dilakukan agar orangtua dapat sambil melakukan pekerjaan rumah tangga. Sementara 65% orangtua melakukan hal yang sama agar anak tidak rewel saat berada ditempat umum. Kondisi ini perlu diantisipasi oleh orangtua agar anak tidak sampai masuk dalam kondisi Screen Dependency Disorder (SDD), tentunya dengan pemberian arahan dan pendampingan yang tepat dari orang tua.
Screen Dependency Disorder (SDD) adalah suatu kumpulan gejala yang diakibatkan oleh kecanduan gawai yang tidak terkendali dan dapat menimbulkan gangguan pada perilaku, kognisi, dan sosial. World Health Organization (WHO) merekomendasikan agar anak dibawah usia 5 tahun tidak menghabiskan waktu menggunakan gawai lebih dari satu jam sehari.
Selain itu, tidak disarankan sama sekali untuk anak dibawah 1 tahun menggunakan gawai dalam kesehariannya. Anak-anak sangat direkomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik dan waktu tidur yang cukup sesuai usianya. Jika dibiarkan, anak-anak yang menggunakan gawai lebih dari porsinya berpotensi memiliki pola hidup sedenter, yaitu kondisi dimana anak cenderung menjadi lebih sering diam.
Pola hidup sedenter ini berisiko membuat anak mengalami obesitas dan berpotensi menimbulkan penyakit gangguan metabolisme dikemudian hari. Kondisi-kondisi ini dapat meningkatkan risiko kematian pada akhirnya.
Direktur jendral WHO, Tedros Adhanoom, menyampaikan bahwa “Periode perkembangan anak di usia dini cukup pesat sehingga membutuhkan penyesuaian pola hidup dari keluarga untuk mengoptimalkan kesehatannya”.