PESSEL, KLIKPOSITIF– Ratusan hektar sawah di Nagari Taratak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat terancam gagal tanam, seiring jebolnya saluran buang daerah irigasi setempat.
“Petani enggan turun ke sawah, karena kerusakan saluran buang irigasi bertambah parah, akibat hujan Sabtu sore,” ungkap Ketua Gapoktan Batang Timbulun, Buskamil saat dikonfirmasi KLIKPOSITIF, Minggu 31 Oktober 2021.
Peristiwa bertambah kerusakan saluran buang daerah irigasi di wilayah ini, diakibatkan hujan yang terjadi Sabtu 30 Oktober, sore. Pintu air irigasi tidak mampu lagi menahan debit derasnya aliran air sumber irigasi.
Saluran buang irigasi yang terban saat ini diperkirakan mencapai 25 Meter, sehingga mengancam kelangsungan ratusan Hektare area persawahan masyarakat yang selama ini bergantung pada Daerah Irigasi Batang Timbulun.
Ia berharap pemerintah kabupaten segera melakukan penanganan, sehingga petani bisa kembali ke sawah dan target produksi dapat tercapai. Di lain sisi, Kecamatan Sutera merupakan salah satu lumbung pangan di Pessel.
Apalagi, sektor pertanian, khususnya tanaman pangan merupakan penyumbang tertinggi dalam Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tiap tahunnya, dengan pangsa di atas 30 persen.
Secara terpisah, Kepala Bidang Irigasi Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Pessel, Novi Irawan menyampaikan, petugas PPN dan PPA kini telah turun ke lokasi kejadian mengecek kondisi kerusakan.
Sedangkan untuk menginventarisir bagian yang rusak belum bisa dilakukan, mengingat curah hujan masih tinggi dan derasnya arus Sungai Batang Surantih.
“Jika debit air telah surut dan hujan mulai reda, tim langsung bekerja. Kami tetap berkoordinasi dengan petugas lapangan,” ujarnya.
Menurutnya, pembenahan saluran irigasi merupakan salah satu program prioritas dan masuk rencana strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.
Pemerintah daerah menyadari, irigasi adalah urat nadi pertanian. Selain penyumbang tertinggi PDRB, sektor pertanian juga tercatat sebagai penyerap tenaga kerja paling tinggi di Pessel.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), serapan tenaga kerjanya lebih dari 40 persen dari total angkatan kerja di daerah itu. Saat ini, kondisi irigasi yang berkondisi baik baru tercatat sebesar 57 persen.
“Sisanya berkondisi sedang dan buruk. Secara bertahap yang berkondisi baik akan terus ditingkatkan,” tutupnya.