BUKITTINGGI,KLIKPOSITIF – Pakar Pariwisata dari UM Sumbar, Moch Abdi mengatakan industri wisata di ranah minang telah berkembang.
Hal ini, kata Abdi, bisa dilihat dari destinasi yang dikelola masyarakat, swasta atau pemerintah. Perkembangan ini bisa dilihat dari angka kunjungan wisatawan yang naik.
Meski demikian, kata Abdi, masih ada PR yang mesti dikerjakan di masa mendatang.
Dia mengatakan peningkatan angka kunjungan wisatawan belum dirasakan sepenuhnya bagi pelaku UMKM dan Ekraf di tingkat akar rumput.
“Imbas peningkatan angka kunjungan hanya dinikmati segelintir industri pariwisata seperti hotel dan restoran. Jadi efek ekonominya bersifat elitis, belum dirasakan pelaku Ekraf,” jelas Abdi, Sabtu 13 Januari 2024.
Koordinator Bidang Tata Kelola Destinasi dan Peengembangan SDM Tim Pemberdayaan dan Pengembangan Desa Wisata (TP2 Dewi) Sumbar ini menilai, hal itu terjadi karena pemerintah dan stakeholder terkait belum serius dalam menunjang pertumbuhan desa wisata di Sumbar yang di dalamnya terdapat banyak pelaku Ekraf.
Pemerintah daerah, kata Abdi, belum benar-benar serius dalam membawa tamu-tamu instansi pemerintahan ke desa wisata. Kata dia, ada keraguan jika tamu akan mendapat keluhan di desa wisata.
Seharusnya, kata dia, pemerintah memprioritaskan pembenahan desa wisata sehingga nantinya akan berimbas positif bagi perekonomian akar rumput.
Selain itu, Abdi juga meminta pemerintah daerah untuk mewujudkan pariwisata berbasis lingkungan. Pariwisata yang mesti bisa memaksimalkan segala potensi yang ada, Baik daya tarik wisata alam, seni budaya maupun atraksi buatan
“Ini bisa kita lihat dari sudah sejauh mana pemerintah berupaya meningkatkan kualitas destinasi wisata. Mulai dari level rintisan, maju hingga mandiri. Pemerintah harus meningkatkan peran agar mereka naik level,” ungkapnya.
Tidak kalah pentingnya lagi, sambung Abdi, pemerintah daerah mesti terus berupaya memacu pertumbuhan pelaku usaha Ekraf, Seni Budaya dan UMKM di daerah.
“Selama ini pemerintah kadang memang melakukan kegiatan sales mission, mereka bawa pelaku usaha Sumbar ke luar negeri dalam bentuk roadshow. Targetnya hanya sebatas meningkatkan angka kunjungan domestik maupun mancanegara,” ucapnya.
Terakhir, pada tahun 2024 ini, Abdi meminta pemerintah daerah untuk memperkuat kelembagaan pengelola destinasi wisata di daerah. Sebab faktanya, mereka tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya dukungan nyata dari pemerintah.
“Ke depannya kita perlu kuatkan sinergi lintas stakeholder, baik sesama OPD terkait di pemerintahan, maupun antara Dinas Pariwisata dengan Dinas Pariwisata Provinsi lainnya. Pada intinya kolaborasi dan sinergi dengan pentahelix wisata tidak boleh berhenti,” pungkasnya.
(*/Rel)