KLIKPOSITIF – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, ada 4 hal yang harus dilakukan untuk memperkuat Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Basarnas Tahun 2022, secara virtual dari Istana Negara, Jakarta, Senin (21/02/2022) .
Rakernas tersebut juga menandai ulang tahun ke-50 Basarnas.
“Dalam situasi apapun, setiap jiwa harus diselamatkan dari risiko bencana dan kedaruratan lainnya,” kata Jokowi.
Basarnas harus segera hadir secara cepat untuk memberikan pertolongan. Setiap detik sangatlah berarti bagi keselamatan jiwa manusia.
Resiko Tinggi Kebancanaan
Presiden mengingatkan bahwa Indonesia memiliki risiko tinggi bencana dan risiko kedaruratan, kecelakaan, bencana alam, dan kondisi-kondisi yang lain yang membahayakan manusia.
Oleh karena itu, Presiden menekankan bahwa kesiapsiagaan dan kewaspadaan sangat penting.
SAR yang cepat tanggap
Indonesia memerlukan tim SAR yang cepat tanggap, militan, serta mampu memberikan pertolongan.
Yang cepat dan tepat terhadap kondisi yang memerlukan penanganan khusus bencana tanggap darurat, serta yang membahayakan manusia.
4 hal terkait perkuatan SAR nasional.
Pertama, Basarnas harus memperbanyak inovasi dengan memanfaatkan teknologi.
Menurut Presiden, teknologi SAR sudah berkembang dengan cepat dan semakin canggih yang dapat membantu memproyeksi dan menganalisa secara cepat dan akurat dan dengan penanganan yang lebih tepat.
Hal ini akan lebih efektif untuk menyelamatkan lebih banyak korban.
“Basarnas tidak boleh ketinggalan. Saya ulang, Basarnas tidak boleh ketinggalan dalam hal teknologi, harus cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi SAR yang terkini,” tegasnya.
Kedua, Basarnas harus terus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM).
“SDM SAR harus memiliki kompetensi yang tinggi, keahlian yang relevan dengan kebutuhan situasi hari ini, dan pastikan keselamatan tim SAR yang sedang bekerja,” ujarnya.
Ketiga, Basarnas harus memperkuat sinergi dan kolaborasi.
Jokowi menegaskan, kerja SAR adalah kerja terpadu dengan melibatkan berbagai elemen seperti kementerian, lembaga pemerintah, TNI, Polri, badan usaha, organisasi kemasyarakatan, dan potensi SAR lainnya.
“Libatkan seluruh elemen masyarakat, semua potensi, dan buang jauh yang namanya ego sektoral. Buang jauh-jauh yang namanya ego sektoral, semua harus bersinergi dalam operasi kemanusiaan,” tegasnya.
Keempat, Basarnas harus memperkuat pencegahan, mitigasi, dan antisipasi.
Presiden menekankan pentingnya melakukan edukasi serta pelatihan-pelatihan teknis SAR secara masif kepada masyarakat.
“Kita harus membangun kesadaran agar masyarakat semakin peduli dan sigap melakukan upaya preventif, terutama di daerah-daerah yang rawan bencana dan kawasan kedaruratan, agar terbangun budaya SAR dan masyarakat tangguh kedaruratan,” ujarnya.