LIMAPULUH KOTA – PT Bank Syariah Indonesia (BSI) berencana meluncurkan program Pemberdayaan Desa di Kampung Sarugo, Kabupaten Limapuluh Kota.
Sebagai bentuk keseriusan, PT BSI Region III Palembang telah mengirim Tim Laznas BSMU untuk pendataan terhadap petani jeruk di Kampung Sarugo, Jum’at 27 Mei 2022.
Kampung Sarugo merupakan desa wisata yang terletak di Jorong Sungai Dadok, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh.
Daerah ini memiliki kekayaan tradisi adat serta sentra perkebunan jeruk yang memiliki luas hingga 200 hektar. Sejauh ini, sudah terbentuk sebuah koperasi yang menaungi sebanyak 11 kelompok petani jeruk.
Ketua Koperasi Kampung Sarugo, Musri mengatakan, jumlah anggota koperasi mencapai 189. Rata-rata, 1 petani, kata dia, memiliki luas lahan antara 0,5 hingga 1 hektare.
“Saat ini kondisi jeruk sangat sulit. Kita sulit mendapatkan pupuk, harga jual rendah, hingga mengakibatkan menurunnya kualitas jeruk,” ucap Musri.
Menurutnya, kondisi sulit ini umumnya terjadi sejak pandemi. Para petani mulai kesulitan mengurus kebunnya karena banyaknya permasalahan.
Para petani, kata Musri, sangat membutuhkan modal untuk membangkitkan kembali kejayaan Jeruk Gunung Omeh seperti dahulu.
“Jadi kita harap BSI melalui Laznas BSMU bisa membantu kita, sebab jeruk ini memiliki potensi untuk terus berkembang,” harapnya dalam diskusi bersama BSI, Um Sumbar dan petani jeruk.
Sementara, kedatangan BSI yang diwakili Cabang BSI Bukittinggi dan Tim Laznas BSMU atas rekomendasi dari Region III Palembang itu terkait program pemberdayaan desa.
Tim ini datang untuk melihat potensi lokal sekaligus menemukan skema apa yang pas untuk membantu pemberdayaan masyarakat.
Informasi awal, BSI berencana akan membantu masyarakat lewat skema pembiayaan semacam KUR.
Namun, melihat perkembangan yang ada, sesuai situasi pasar jeruk yang tak menguntungkan petani, BSI memilih rencana membantu petani dengan cara pemberdayaan masyarakat atau semacam CSR.
“Jadi kita datang untuk melihat langsung potensi serta assesment. Nantinya bisa dorong para petani misalnya dengan penyediaan pupuk,” ungkap Staf ESG Laznas BSMU Prapdani Rustiawan didampingi Officer ESG Laznas BSMU Nurmansyah.
Selanjutnya, Laznas akan memproses hasil assesment ini sebelum memutuskan apakah kawasan ini layak atau tidak menerima program pemberdayaan.
Apresiasi dari UM Sumbar
Wakil Rektor III UM Sumbar Moch Abdi yang hadir dalam pertemuan tersebut mengapresiasi serta menyambut baik kunjungan dari BSI itu.
Menurutnya, ini merupakan salah satu tindaklanjut dari penandatanganan MoU antara UM Sumbar dengan BSI terkait program pemberdayaan masyarakat, maupun MoU antara UM Sumbar dengan Pemkab Limapuluh Kota.
Menurutnya, keterlibatan BSI di Kampung Sarugo bermula saat pendirian koperasi petani jeruk yang dibina oleh UM Sumbar.
“Koperasi ini terbentuk akibat petani jeruk kesulitan dalam hal pembiayaan. Kemudian kita minta support ke BSI untuk memfasilitasi petani, lalu terbentuklah wacana seperti ini,” ujarnya.
Dia berharap program ini segera terealisasi sehingga kedepan saat sektor pertanian membaik tentu akan memperkuat kawasan itu menjadi wisata agro.
“Bagi UM Sumbar juga demikian, kita tidak hanya sekedar MoU, namun merupakan komitmen untuk menindaklanjutinya,” ujar Abdi mengakhiri.
UM Sumbar sudah melakukan pembinaan di kawasan ini sejak 2019 silam. Hasilnya, kawasan terpencil ini meraih sederet penghargaan di bidang wisata dan mulai terkenal.
(*)
 
			 
    	





