Solok, Klikpositif – Masyarakat Nagari Muaro Paneh, Kecamatan Bukik Sundi, Kabupaten Solok kembali menggelar Tradisi Basidakah Limau, Ahad (10/3/2024). Tradisi itu merupakan bentuk syukur dan gembira kembali dipertemukan dengan bulan Ramadhan 1445 H.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, tradisi Basidakah Limau Muaro Paneh tahun ini lebih ramai. Masyarakat dari Balai Pinang, Balai Gadang dan Balai Tangah. Ditambah juga dengan santri dan guru MDTA Balai Pinang.
Tradisi Basidakah Limau merupakan tradisi yang sudah diwariskan secara turun-temurun. Dalam tradisi ini, masyarakat berbagi air limau dan juga beraneka jenis makanan yang dibuat oleh masing-masing masyarakat.
Prosesi Basidakah limau diawali dengan arak-arakan dari MDTA Balai Pinang, kemudian di tengah jalan bergabung masyarakat Balai Pinang, Balai Tangah dan Balai Gadang. Arak-arakan kemudian bergerak menuju simpang ampek Nagari Muaro Paneh.
Arak-arakan yang mengular sepanjang jalan menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat. Apalagi, juga diiringi dengan musik tradisi dan Drumb band. Tidak sedikit yang menonton jalannya pawai, hingga mengabadikan momen sekali setahun itu.
Setelah berkeliling nagari, kemudian masyarakat Balai Gadang melangsungkan tradisi Basidakah limau dan makanan di halaman SD N 10 Muaro Paneh. Kemudian, masyarakat Balai Pinang melanjutkan Basidakah limau di halaman Masjid Baitul Makmur.
Momen ini yang paling ditunggu anak-anak dan masyarakat. Aneka jenis makanan hingga air limau menjadi rebutan. Suasana gembira ria diselingi gelak tawa menghiasi kemeriahan Basidakah Limau tahun ini.
Tokoh Bundo Kanduang Balai Pinang, Tistuti Kamal mengatakan, prosesi Sadakah Limau tahun ini sangat spesial karena diikuti oleh banyak masyarakat. Dan tradisi ini menjadi momen dalam mempererat silaturahmi jelang memasuki bulan Ramadhan.
“Terimakasih kepada seluruh lapisan masyarakat yang dengan sukarela memasak dan mengikuti pawai. Hal ini mencerminkan kekompakan masyarakat di Nagari Muaro Paneh,” kata Tistuti Kamal.
Sementara itu, Ustadz Leo Rafi Putra dalam tausiyahnya menyebutkan, kedatangan bulan suci Ramadhan harus disambut dengan gembira ria. Bulan Ramadhan merupakan bulan istimewa yang penuh keberkahan.
“Dengan adanya tradisi ini, hendaknya mencerminkan kegembiraan dan kesenangan hati masyarakat Muaro Paneh menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Tidak kalah penting, mari isi bulan Ramadhan dengan berbagai ibadah,” terang Ustadz Rafi.
Menurutnya, Bulan Ramadhan merupakan tamu yang sangat mulia. Di awal Ramadhan, penuh dengan keberkahan, pertengahannya diselimuti ampunan dan akhirnya ada keutamaan.
“Mari kita ramaikan masjid dan musala dari awal hingga akhir Ramadhan. Sehingga, nantinya kita kembali menjadi pribadi yang fitrah saat momen hari Raya Idul Fitri,” tutupnya.
Usai pembagian makanan dan juga air limau, masyarakat kemudian bersalaman untuk saling memaafkan memasuki bulan Ramadhan 1445 hijriah.