PADANG, KLIKPOSITIF — Tingginya angka kecelakaan di perlintasan sebidang kereta api di Sumatera Barat (Sumbar) saat ini menjadi perhatian serius Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI.
Sebab itu, salah satu langkah menekan angka kecelakaan tersebut, melalui Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas II Padang yang berkolaborasi dengan PT KAI (Persero) Divre II Sumbar melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Keamanan dan Keselamatan di Perlintasan Sebidang: ‘Berteman Budaya Baru untuk Keselamatan di Perlintasan Sebidang’ yang bertujuan untuk mensosialisasikan pentingnya partisipasi masyarakat untuk mewujudkan keselamatan di perlintasan sebidang.
Direktur Jenderal Perkertaapian M. Risal Wasal yang hadir saat itu mengatakan dalam sambutanya bahwa terjadinya kecelakaan di perlintasan sebidang disebabkan oleh budaya atau kebiasaan melaggar aturan berlalu lintas.
“Untuk itu dalam kegiatan ini, kita akan berdiskusi dengan berbagai stakeholder terkait untuk menemukan bagaimana cara efektif menekan angka kecelakaan yang marak terjadi perlintasan sebidang kereta api,” sebutnya, Jumat (13/10).
Di samping itu menurutnya, budaya Berteman yakni berhenti, tengok kiri, kanan, aman dan jalan juga sangat perlu untuk selalu digaungkan kepada seluruh masyarakat. “Kesadaran dan kesabaran sangat diperlukan di sini, mengingat keselamatan diri dan nyawa manusia sangat berharga dari apapun,” tambahnya.
Pada kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Aula Pusako Bundo, Stasiun Padang tersebut, Direktur Keselamatan Perkeretaapian Erni Basri memaparkan penyebab lain terjadinya kecelakaan di perlintasan yakni karena tak sedikitnya masyarakat yang membuka perlintasan liar.
“Dari DJKA, Kemenhub akan melakukan pengendalian risiko, tentu yang sesuai dengan regulasi kita yakni akan menutup pintu perlintasan liar karena ini melanggar Undang-undang dan membahayakan kita semua,” tegasnya.
Untuk informasi, BTP Padang hingga Juli 2023 ini mencatat ada 298 perlintasan sebidang di Sumbar. Sebanyak 59% di antaranya yakni 176 perlintasan adalah perlintasan tak terdaftar. Hingga saat ini, BTP Padang juga telah berhasil menutup 261 perlintasan liar.
“Terpenting, kita akan menunggu usulan dari masing-masing pemerintah daerah (pemda) untuk peningkatan keselamatan di perlintasan, apakah memerlukan fly over, memerlukan palang pintu ataupun yang lainnya, sehingga kita bisa mengevaluasi dan mengeluarkan rekomendasi untuk dilakukannya peningkatan keselamatan tersebut. Inilah yang kita perlukan saat ini, yakni bersinergi antar stakeholder,” jelasnya.
Direktur Keselamatan dan Keamanan PT KAI (Persero) Sandry Pasambuna juga menegaskan 96% kecelakaan melibatkan kereta api di Sumbar terjadi di perlintasan sebidang.
“Sejak 2018 hingga 2023 sudah terjadi 114 kecelakaan yang melibatkan kereta api di Sumbar. Untuk itu harus ada upaya kongkret untuk meningkatkan keselamatan ini,” katanya.
Lebih lanjut, sesuai Peraturan Pemerintah kewenangan dalam upaya meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang itu terbagi sesuai status jalan. Dengan pembagian kewenangan ini diharapkan pemerintah sesuai tingkatannya ikut menyediakan anggaran guna meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang.
Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumbar Dedy Diantolany yang turut menjadi salah satu pembicara, sangat mendukung penuh dengan penutupan perlintasan-perlintasan liar tersebut.
“FGD dengan menghadirkan berbagai instansi dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, operator, budayawan, masyarakat hingga para pelajar seperti ini akan memberikan pemahaman bagi kita semua bahwa keselamatan di perlintasan merupakan tanggung jawab bersama, bukan tanggung jawab salah satu pihak saja karena yang menjadi korban di sini adalah masyarakat dan masyarakat adalah kita semua,” tegasnya.
Budayawan Minangkabau Musra Dahrizal (Mak Katik) yang menjadi salah satu narasumber saat itu juga mengungkapkan bagaimana bisa membudayakan pemahaman dari dalam diri masing-masing masyarakat.
“Budaya di setiap daerah berbeda-beda. Di Ranah Minang ini, lakukanlah pendekatan dengan budaya yang ada, misalnya pesan-pesan keselamatan dimasukkan dalam kesenian yang ada di Sumbar seperti Randai dan lainnya agar pesan tersebut bisa mudah sampai pada masyarakat kita,” tuturnya.
Kesempatan ini juga dimanfaatkan BTP Padang untuk melahirkan komunitas keselamatan yakni Komunitas Cinta Berteman (Ciman) Wilayah Sumbar yang diketuai oleh Ketua Masyarakat Perkeretaapian (Maska) Sumbar Yossyafra.
Komunitas ini nantinya beranggotakan semua unsur masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap keselamatan masyarakat di perlintasan sebidang dan dengan sukarela bergerak melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi keselamatan.
Kepala BTP Padang Supandi sebagai penggagas ide ini menyatakan bahwa ke depannya, komunitas ini akan disingkronkan dengan berbagai kegiatan. “Saya berharap komunitas ini bisa memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan disiplin masyarakat di perlintasan sebidang dengan program sosialisasi dan edukasi yang direncanakan serta dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan,” pungkasnya.
Kegiatan FGD ini dibuka oleh Komisaris Utama PT KAI (Persero) KH Said Agil Siraj dan menghadirkan Kepala BTP Padang Supandi, Kadivre II Sumbar PT KAI Sofan Hidayah, serta Asisten 2 Gubernur Sumbar.
Turut hadir, perwakilan mahasiswa-mahasiswi dari UNP dan Unand, serta siswa-siswi SD, SMP dan SMA dari Kota Padang, Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman yang sekolahnya berada di sekitar jalur kereta api.