Suasana Haru di Wisuda ke-65 PNP, 38 Relawan yang Terlibat Evakuasi Korban Erupsi Gunung Marapi dapat Penghargaan

Suasana Haru di Wisuda ke-65 PNP, 38 Relawan yang Terlibat Evakuasi Korban Erupsi Gunung Marapi dapat Penghargaan

PADANG, KLIKPOSITIF – Politeknik Negeri Padang (PNP) menggelar wisuda ke-65 yang digelar di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), Sabtu (23/12/2023). Wisuda tersebut, diikuti oleh 149 orang wisudawan dan wisudawati yang berasal dari jenjang Diploma III, Sarjana Terapan (D-IV), dan Program Magister Terapan Sistem Informasi Akuntansi.

Mengawali rangkaian wisuda, Direktur PNP, Surfa Yondri, mengajak para wisudawan dan wisudwati, termasuk keluarga untuk berdoa sejenak mengenang arwah 9 orang mahasiswa PNP yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada 3 Desember 2023 lalu.

“Mari kita berdoa, semoga mereka ditempatkan di tempat terbaik disisiNya dan keluarga yang ditinggalkan sabar dan tabah menerima musibah ini,” kata Surfa Yondri dari atas podium.

Selain berdoa, pada wisuda kali ini PNP juga memberikan piagam penghargaan kepada 38 orang relawan dari PNP yang terlibat dalam proses pencarian dan evakuasi terhadap 23 orang korban meninggal akibat erupsi Gunung Marapi, termasuk 9 korban di antaranya merupakan mahasiswa PNP.

Relawan tersebut, berasal dari Mapala PNP, Korps Suka Relawan (KSR) PMI PNP, dan Satgas PNP (Menwa), serta sejumlah driver PNP yang turut membantu pendistribusian logistik bagi relawan yang dikirim PNP untuk membantu tim SAR gabungan dalam proses pencarian dan evakuasi para korban erupsi Gunung Marapi.

Pada proses penyerahan penghargaan itu, kemeriahan acara wisuda seketika berubah penuh haru, ketika panitia wisuda memutar video dokumenter proses evakuasi jenazah mahasiswa PNP korban erupsi dari rumah sakit ke rumah duka. Terlebih, video tersebut juga diiringi oleh backsound lagu berjudul “Mimpi Parintang Rusuah” yang viral pasca-erupsi Gunung Marapi.

Surfa Yondri dalam sambutannya menyampaikan bahwa penghargaan untuk relawan ini merupakan bentuk apresiasi dari PNP atas kontribusinya dalam membantu tim SAR gabungan pada pencarian dan evakuasi para korban erupsi Gunung Marapi. “Ini adalah apresiasi dari PNP. Semoga, kontribusi relawan kita ini menjadi ladang amal,” ujarnya.

Surfa Yondri menyebut pada wisuda kali ini, PNP patut bersyukur bahwa 25 orang peserta wisuda ke-65 ini telah diterima bekerja di berbagai perusahaan, baik di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Pekanbaru, Depok, Jakarta, Batam, Yogyakarta, dan Bekasi. Kemudian, dengan adanya acara wisuda ini, maka dengan demikian, jumlah lulusan PNP saat ini telah berjumlah 28.960 orang.

PNP pun juga mencatat bahwa sebagian besar alumni telah diterima bekerja diberbagai perusahaan, baik lokal maupun nasional.”Alhamdulillah, berdasarkan tracer study dan komunikasi yang kami lakukan, para alumni telah tersebar di berbagai instansi pemerintah, BUMN, membuka usaha serta bekerja di perusahaan swasta nasional dan internasional,” katanya.

Kepada orangtua para wisudawan dan wisudawati, Surfa Yondri mengucapkan selamat atas keberhasilan putra-putrinya dan terima kasih telah mempercayakan PNP sebagai tempat pendidikan untuk putra-putrinya.

“Dan, kami menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan selama proses pendidikan di PNP, dan kami juga terbuka menerima masukan-masukan membangun dari orangtua mahasiswa demi perbaikan proses pendidikan yang ada di kampus yang kita cintai ini,” ujarnya.

Kepada para wisudawan dan wisudawati, orang nomor satu di kampus PNP itu juga menyampaikan bahwa wisuda ini bukanlah akhir dari perjuangan meningkatkan kompetensi diri, terutama dalam menghadapi tantangan global.

Untuk itu, teruslah mengasah diri baik dari aspek pengetahuan maupun keterampilan yang dimiliki. Karena, masyarakat dan dunia industri membutuhkan tenaga kerja yang inovatif dan kreatif, solutif dan kolaboratif dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Survey membuktikan bahwa sumber daya manusia yang akan sukses adalah yang memiliki competitive advantage (keunggulan bersaing) yakni SDM yang adaptif, fleksibel, kreatif, innovatif, menguasai IT, menguasai Bahasa Internasional, komunikatif, punya sikap leadership yang tinggi, kritis dan punya kemampuan high order thinking,” bebernya.

Oleh karena itu, katanya melanjutkan, kepada para wisudawan dan wisudawati, ia pun juga berpesan untuk menjalin komunikasi yang intens dengan almamater, terutama untuk menyampaikan informasi tentang kiprah para wisudawan dan wisudawati setelah tamat. Karena, kinerja lulusan merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) dari perguruan tinggi yang harus dilaporkan secara berkala kepada kementerian.

“Informasi mengenai waktu tunggu mendapatkan pekerjaan pertama, gaji pertama, kesesuaian pekerjaan dengan bidang studi ketika kuliah, sangat kami butuhkan, terutama sebagai masukan penyelenggaran pendidikan di PNP. Dan,

PNP pun telah memiliki UPA layanan karir dan kewirausahaan yang salah satu tugasnya adalah mendata alumni yang telah bekerja melalui kegiatan tracer study,” katanya.

Pada kesempatan itu, Surfa Yondri menyampaikan bahwa penyelenggaran pendidikan vokasional saat ini mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) yang diluncurkan Kemdikbusristek.

Di mana, kebijakan itu telah memberikan ruang yang banyak kepada civitas akademika untuk menjalankan pendidikan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat dan industri, terutama mahasiswa dalam memperoleh kesempatan belajar yang lebih luas.

Pada kebijakan MBKM ini, dosen dapat memperoleh kesempatan pengembangan diri melalui program pendidikan lanjut, magang industri serta sertifikasi kompetensi, baik di dalam maupun luar negeri. “Mahasiswa pun juga dapat mengikuti pendidikan di lembaga lain baik di dalam maupun luar negeri melalui Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dan IISMAVO serta Progran Magang Bersertifikat (MSIB),” tuturnya.

Untuk meningkatkan link and match, pemerintah juga memberikan stimulus dalam bentuk Program Praktisi Mengajar, di mana para praktisi diajak berkolaborasi dalam mengajar bersama dosen di perguruan tinggi, dan program ini terbukti mampu mempercepat link and match pendidikan melalui transfer knowledge dari praktisi.

“Oleh karena itu, kami mengajak civitas akademika PNP untuk aktif mengikuti program-program yang diluncurkan pemerintah, terutama berbagai hibah yang ditawarkan pemerintah seperti Competitive Fund dan Matching Fund. Hibah ini bisa menjadi salah satu sumber pembiayaan dalam peningkatan tata kelola perguruan tinggi menuju visi yang telah ditetapkan bersama,” pungkas Surfa Yondri.(*)

Exit mobile version