KLIKPOSITIF — Semen Padang Hospital (SPH) menjadi rumah sakit pertama penerima bintang tiga di Sumatera Barat dari BPJS Kesehatan. Penghargaan bergengsi itu berasal dari bidang transformasi digital yang dilakukan rumah sakit tersebut.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Dr. Ir. Edwin Aristiawan, M.M. yang diterima oleh Direktur Utama SPH dr. Selfi Farisha dan didampingi oleh Ketua Yayasan Semen Padang, Amral Ahmad serta Direktur Operasional SPH dr. Adisty Taufik, di SPH, Jumat sore, 21 Februari 2025.
Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan saat ini adalah Dr. Ir. Edwin Aristiawan, M.M. mengatakan, SPH mendapat penghargaan bintang tiga pada transformasi digital.
“Bintang tiga itu terdiri dari; pertama sudah memanfaatkan transformasi digital, bukan hanya memasang dan membangun, namun memanfaatkan itu penting. Kedua klaim dan virtual klaim dengan bentuk pdf, tidak menggunakan kertas. Ketiga, elektronik Surat Eligibilitas Peserta (SEP) peserta BPJS Kesehatan, sehingga diharapkan kedepan akan naik ke bintang berikutnya. SPH sudah siap pada bagian rekam medis sehingga bisa untuk naik ke level berikutnya,” katanya usai memberikan penghargaan.
Ia mengatakan, saat ini seluruh rumah sakit di Indonesia sudah terintegrasi dengan layanan online di BPJS Kesehatan terutama untuk antrian online, melakukan klaim pembayaran dan penerbitan elektronik Surat Eligibilitas Peserta (e-SEP).
“Kedepan pengembangan digital klaim juga akan dilakukan dengan cepat dan akurat. Untuk di Padang sudah banyak rumah sakit yang melakukan itu dan memanfaatkan digitalisasinya, dan kita juga mengajak rumah sakit melakukan perbaikan agar masyarakatnya juga berubah secara culture dalam memanfaatkan digitalisasi,” jelasnya.
Direktur Utama SPH dr. Selfi Farisha mengatakan, ada tujuh tahapan yang dilakukan untuk mendapatkan penghargaan tertinggi yang disebut tujuh bintang.
“Pertama membangun sistem, kedua itu antrian online, jumlah TT online dan Jadwal operasi online, ketiga SEP dengan biometrik. Saat ini pasien sudah bisa dicetak SEP berdasarkan biometrik. Kedepan kita akan terus menuju bintang tujuh, hingga benar-benar paperless sampai saat penagihan,” tuturnya.
dr. Selfi mengatakan, pembangunan sistem ini cukup lama dilakukan. “Dari pihak BPJS Kesehatan mengatakan, jika sudah sampai di tahap tiga, maka akan mudah untuk sampai di bintang tujuh karena sudah masa koneksi farmasi bintang empat hingga bintang tujuh sehingga lebih mudah,” jelasnya.
Untuk mendapatkan bintang satu sampai bintang tiga diakui dr Selfi memang lama karena membangun sistem rumah sakit dan sistem informasi rumah sakit, yang di koneksikan dengan BPJS Kesehatan serta membangun budaya dari internal sendiri, baik dokter maupun tenaga kesehatan menggunakan digitalisasi ini, misalnya dalam penggunaan JKN.
“Sehingga pasien juga didigitalisasikan karena Mobile JKN lebih mudah dan real time dengan memilih waktu berobat dan dokter sehingga nomornya akan sama dengan antrian di Mobile JKN. Sistem ini memotong antrian admisi yang cukup lama. Dengan melakukan pendaftaran tersebut, pasien bisa datang saat waktu berobat saja,” jelasnya.
Kedepan, SPH tetap komit untuk bisa naik bintang lagi ke bintang berikutnya sehingga bisa membangkitkan semangat transformasi di bidang kesehatan. “Sesuai dengan salah satu visi misi SPH, banyak jiwa-jiwa muda yang mau berubah,” paparnya.
Ketua Yayasan Semen Padang, Amral Ahmad mengatakan, digitalisasi merupakan keharusan dan kalau tidak mau memulai maka akan ketinggalan dan berdampak pada layanan.
“Transformasi teknologi adalah akan memperpendek siklus layanan sehingga cepat melayani pasien. SPH satu garis lurus saja dengan layanan yang dilakukan oleh BPJS dan untuk sampai bintang tujuh itu sebuah tantangan juga untuk kita dalam melayani pasien,” jelasnya.
Pihaknya di yayasan bersyukur dan sangat menghargai pekerjaan teman-teman dan tim di SPH. “Disaat tim SPH sibuk bekerja dan perbaiki sistem dari dalam, ternyata ada pihak yang memperhatikan,” jelasnya.
Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan, selama periode September 2024 sampai pertengahan Februari 2025, pasien SPH yang menggunakan mobile JKN naik dri 19,02 persen di September menjadi 46,91 % di pertengahan Februari 2025. Sementara itu, untuk trend antrian online pada Februari 2025 mencapai angka 96,17 %. Sedangkan untuk skema penerbitan SEP elektronik mendapat bintang tiga.