PADANG, KLIKPOSITIF – Sumatera Barat yang sempat menginjak angka positivity rate16 persen pada Minggu 18 April 2021 harus melakukan beberapa hal, agar keadaan tidak semakin memburuk.
Sementara itu di sisi lain, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang mengaku mulai kewalahan dengan semakin banyaknya pasien Covid-19 yang dinyatakan dalam keadaan sedang hingga berat.
Menanggapi hal tersebut, Semen Padang Hospital (SPH) juga melakukan kesiapan dalam menghadapi lonjakan kembali kasus COVID-19 di Sumbar. Direktur SPH dr. Selfi Farisha mengungkapkan, lonjakan kasus pasien COVID-19 juga terjadi di rumah sakit tersebut.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya angka pasien COVID hanya berkisar antara 15-25 orang perhari, namun dalam beberapa hari terakhir angka tersebut mengalami peningkatan sekitar cukup signifikan.
“Di SPH, jumlah pasien COVID yang dirawat juga terus bertambah hingga berjumlah 34 orang hingga hari ini. Karena itu, SPH juga tidak akan tinggal diam dan kami akan melakukan berbagai gerakan untuk menghadapinya,” ujar dr. Risha.
Ia menjelaskan, beberapa gerakan tersebut seperti pengoptimalan kembali jumlah tempat tidur untuk penanganan pasien COVID-19 di SPH. Sebelumnya, karena seiring dengan menurunnya jumlah positif rate di Sumbar, jumlah tempat tidur yang berjumlah 95 buah dikurangi menjadi 70 tempat tidur dengan rincian 55 tempat tidur siap pakai dan 15 lagi dalam kondisi stand by.
Selain itu, kesiapan dari sisi tenaga medis dan non medis juga dilakukan kembali. Sebelumnya, pihaknya melakukan peralihan tenaga-tenaga yang merawat pasien-pasien COVID-19 ke bidang-bidang lain yang lebih membutuhkan. Namun kini tenaga kesehatan (nakes) akan kembali disiagakan. Kemudian SPH juga akan memastikan sarana dan prasana dalam kondisi yang baik secara fisik dan fungsi sehingga dapat digunakan secara optimal.
Kesiapan dari ruang penanganan pasien COVID-19 yang terletak di lantai 4 gedung SPH juga dilakukan dengan maksimal. Dijelaskannya, saat ini 55 tempat tidur yang siap pakai terletak di 4 wing barat dan 4 wing timur.
“Nantinya 5 wing timur akan diaktifkan kembali sehingga 70 tempat tidur dapat tersedia. Kami juga akan menyiapkan tenaga medis dan memastikan sarana dan prasananya dalam kondisi yang bagus,” katanya.
Di sisi lain, dr Risha menjelaskan, SPH mengalami permasalahan terkait kesiapan dalam penanganan kasus berat pasien COVID-19 yang harus menggunakan ventilator, karena selama ini, untuk pasien dengan kondisi tersebut dilakukan rujukan ke RSUP M.Djamil.
“Saat ini kondisinya M.Djamil juga tengah kewalahan menerima pasien dengan kasus berat. Selain itu sebelumnya, SPH juga harus ikut dalam antrian untuk mendapatkan penanganan di RSUP M.Djamil. Jadi sebelum mendapat giliran tersedianya kamar, pasien kasus berat akan dirawat dulu di SPH,” tuturnya.
Selain itu, di internal SPH, telah melakukan sosialisasi ulang untuk penerapan penaatan prokes. Ia mengingatkan kepada para nakes agar tidak terpapar dan menerapkan prokes ketat tidak hanya di rumah sakit, tapi saat di luar rumah sakit juga. Hal itu karena nakes sangat dibutuhkan untuk penanganan pasien di rumah sakit, jadi jika nakes atau keluarga terpapar dari luar, bagaimana mungkin nakes dapat membantu masyarakat lain yang dirawat.
“Saya mengimbau tidak hanya kepada para nakes di SPH, pertahankan untuk penerapan prokes di rumah sakit dan saat sedang di luar rumah sakit. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di rumah sakit juga harus dikuatkan. Selain itu, penguatan anggota keluarga agar terhindar dari COVID-19. Kami sangat membutuhkan nakes untuk menangani pasien, terutama dalam menghadapi kasus yang kembali meningkat ini,” katanya.