Revitalisasi Surau di Sumbar, Kakan Kemenang Minta Dukungan DPR RI

Berbicara tentang Sumatra Barat dengan falsafah adat basandi syara' syara' basandi kitabullah memiliki 262 Pondok pesantren disamping ada pondok pesantren kecil yang bermula dari surau. Diantara 262 yang tercatat di Kementerian Agama ini ada 3 Ma'had Ali.

Hayati Motor Padang

KLIKPOSITIF – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatra Barat menyampaikan permohonan dukungan dari DPR terhadap program revitalisasi surau yang sudah dirancangnya sejak ia dilantik satu bulan yang lalu.

Hal itu disampaikannya saat kunjungan komisi VIII DPR RI. Pertemuan yang digelar, Rabu (17/11) di Kampus IAIN Bukittinggi ini membahas Implementasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di PTKIN pada masa pandemi Covid-19 dan peralihan status IAIN Bukittinggi menjadi UIN.

Turut bersama rombongan yang dipimpin, Diah Pitaloka ini Dirjen Pendidikan Islam diwakili Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kabag TU, H. Irwan, Kabid Penmad, H. Syamsul Arifin, Kakan Kemenag Kota Bukittinggi, H. Kasmir dan jajarannya.

Mengawali ungkapannya Kakanwil Helmi turut menyambut baik rencana perubahan status IAIN Bukittinggi dan IAIN Batusangkar menjadi Universita Islam Negeri (UIN). Meski demikian Kakanwil berharap Ustad (Ushuluddin, Syariah, Tarbiyah, Adab dan Dakwah) tetap kuat. Walaupun ada Fakultas umum gen agamanya tetap ada, harap Kakanwil.

Berbicara tentang Sumatra Barat dengan falsafah adat basandi syara' syara' basandi kitabullah memiliki 262 Pondok pesantren disamping ada pondok pesantren kecil yang bermula dari surau. Diantara 262 yang tercatat di Kementerian Agama ini ada 3 Ma'had Ali.

“Di Sumatra Barat ada 3 Ma'had Ali diantaranya, Madrasah Tarbiyah Islmaiyah (MTI) Canduang. Kedua Pondok Pesantren Sumatra Thawalib Parabek, Bukititinggi Agam dan Pondok Pesantren Serambi mekah Padang Panjang,” terang Kakanwil

Sementara untuk penguatan moderasi beragama dan persiapan tahun toleransi Kanwil Kemenag Sumbar menerim kucuran dana sebesar 1.9 Milyar bersama dengan 7 Provinsi lain di Indonesia yang menerima anggaran serupa.

“Ada 3 (tiga) kegiatan yang kita lakukan untuk penguatan moderasi beragama diantaranya melalui kurikulum pendidikan, kedua pembinaan tokoh agama dan merevitalisasi kembali surau dan mesjid yang ada di Sumatra Barat,” ungkap Kakanwil menjelaskan.

Dikatakan Kakanwil revitalisasi surau dan mesjid ini sangat diperlukan karena aliran alian ekstrem sebagian besar masuk dari mesjid atau surau yang memnag kita agak lengah dalam mengelola surau ini.

“Dulu setiap mesjid dan surau di Sumatra Barat itu selain imam, ada guru atau ungkunya. Namun saat ini ungku itu sudah banyak yang urban ke kota,” tukas Doktor Helmi.

“Dengan revitalisasi surau ini kita akan menetapkan guru atau ungku yang akan diberikan fasilitas. Dan orang-orang yang kita rekrut memang orang-orang yang faham dengan Moderasi Beragama, suaranya bagus, punya hafalan Alquran dan sebagainya,” imbuh Kakanwil.

Untuk merevitalisasi ini kita butuh dam mohon dukungan anggota Komisi VIII DPR RI. jika dianggarkan oleh Pemerintah Daerah takutnya mereka terkontaminasi oleh pola dan apa yang terjadi di daerah itu sendiri.

“Namun jika direkrut oleh Kementerian Agama dengan standar yang kita tetapkan maka mereka inilah nanti yang akan membendung masuknya faham -faham radikal dan lain sebagainya melalui mesjid dan surau ini,” kata Kakanwil menguatkan.

Intinya lanjut mantan Kakan Kemenag Padang Pariaman dan Kabupaten Solok ini kita ingin di mesjid dan surau ini ada guru, ada ungku seperti dulu di Sumatra Barat yang memiliki peran bukan hanya sebagai imam tetapi sekalis guru mengaji dan konselor.

“Ketika ada masyarakat yang memiliki permasalahan baik permasalahan keluarga, ekonomi dan lain sebagainya mereka bisa mendampingi dan menjawab semua ini,” terang Kakanwil

Exit mobile version